32

12.2K 933 29
                                        

"Ifan ya ampuuun ... apa kabar?"
tanya Karina dengan wajah semringah.

"Baik, aku baik. Aku kira aku salah orang. Ternyata benar kamu, Rin. Eh Kamu udah nikah?" tanya Ifan.

"Iya," jawab Karina.

"Sama siapa? Teman kita?" cecar Ifan.

"Bukan, aku nikah bukan sama temen kita. Aku nikah sama seseorang yang enggak kamu kenal," jawab Karina sembari mengulas senyum indah.

"Oh, yang mana suami kamu?" tanya Ifan sembari melihat ke kanan dan ke kiri.

"Oh, dia enggak ikut. Lagi ngawasin kerjaan karyawannya di bengkel."

"Oh ...." Ifan manggut-manggut mendengarnya.

Sejurus kemudian seorang perempuan muda yang tengah hamil menghampiri Karina dan Ifan di kursi tunggu poli kandungan.

Ifan menyongsong kedatangan perempuan itu, menyambutnya dengan bahagia lalu menuntunnya duduk di kursi persis di sebelah Karina.

"Siapa, Fan?" tanya perempuan itu.

"Karina ini Felyana, Felyana ini Karina," kata Ifan.

Felyana dan Karina sama-sama tersenyum sambil berjabat tangan.

"Karina."

"Felyana."

"Hmmm ..., Fan ...," panggil Felyana.

"Ya?" jawab Ifan.

"Aku kok nggak asing ya liat wajah Karina," kata Felyana.

"Oh, ya? Di mana?" tanya Karina menoleh pada Fely dengan dahi mengerut heran.

"Di mana ya? Aku lupa ...," kata Fely sambil mengetuk kepalanya pelan.

"Eh, Fel ... mungkin kamu salah liat ...," kata Ifan yang  tersenyum canggung.

Felyana tampak berpikir sebentar dan menjawab, "Iya kali ya ...."

"Eh, kalo kamu nggak sama suami ke sini, terus kamu sama siapa pergi ke sini, Rin?" tanya Ifan.

"Sama ini---" Karina menunjuk Sari dengan jempol kanannya. "---beliau bibinya suamiku."

Ifan menganggukkan kepalanya sekali pada Sari. Sedangkan Sari menyunggingkan senyumnya pada teman Karina itu.

"Kamu ke sini bawa mobil sendiri? Lagi hamil gede gini? Nggak takut kenapa-napa Rin?" tanya Ifan.

Karina kembali tersenyum lalu menggeleng. "Tadi kami pake taksi online."

"Oh, gitu. Kalo gitu aku antar pulang, ya. Sekalian pengen tau rumah kamu. Aku pulang dari London udah nggak punya kontak temen-temen lagi, Rin. Termasuk kamu dan Rangga."

"Oh ya? Kok bisa?" tanya Karina.

"Waktu aku kuliah papa meminta aku memutuskan kontak dengan teman-teman di sini dulu, agar aku fokus. Karena sebenarnya aku tidak mau kuliah di luar negeri. Cuma papa memaksa dan beliau takut aku nggak bisa fokus, ya akhirnya kontak temen-temen dihapus papa."

Karina manggut-manggut mendengarnya.

"Nyonya Raymond ...," panggil perawat.

"Eh, Fan aku udah dipanggil. Yuk, masuk!" ajak Felyana.

"Rin, tunggu ya. Kami masuk dulu. Ntar kita pulang bareng."

Karina mengangguk.

Sejurus kemudian Felyana dan Ifan masuk ke dalam ruang dokter kandungan.

Setelah Ifan dan Feliyana masuk ke ruangan dokter kandungan, Sari langsung mengajukan pertanyaan pada Karina.

"Rin, siape entu Ifan? Cem cemannye Karin ye?" tanya Sari ingin tau.

Ayah untuk AnakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang