"Kita mau ke mana?" Karina melembutkan suaranya karena merasa tidak mendapatkan jawaban dari sang suami.
"Mampir ke sebuah tempat dulu ya? Mau?" Andre bertanya tanpa menoleh pada Karina.
"Mau sih. Kamu ke mana aja aku akan ikut. Tapi jangan lama ya. Aku udah kangen sama Tante Mina."
Andre menggenggam kemudinya dengan keras. Hatinya terasa tersayat mendengar permintaan Karina hari ini.
Mobil SUV itu berhenti di sebuah kafe. Andre keluar dari mobil lebih dulu, lalu membuka pintu mobil untuk Karina.
"Kita nggak lama kan di sini?"
"Enggak bentar aja. Minum juice ya, supaya nggak haus."
"Hu-um."
Andre tersenyum sekilas.
"Udah yuk, jalan lagi. Udah sore ini. Kita kan mau putar balik lagi ke arah sana."
"Iya. Bentar ya."
Keduanya meninggalkan kafe lalu Andre menarik Karina untuk duduk sebentar di taman kafe. Karina mengernyit heran.
Andre bersimpuh di hadapan Karina dan menggenggam jemari Karina.
"Ada yang ingin aku katakan padamu sebelum kita menemui Tante Mina."
"Mengatakan apa?"
"Aku adalah suamimu bukan?"
"Iya."
"Seorang istri harus percaya pada suminya, 'kan?"
Karina mengangguk samar.
"Kamu harus percaya bahwa kami...aku dan Tante Sari selalu ada untukmu."
Karina tertegun mendengar pernyataan sang suami.
Selalu ada untukmu.
Selalu ada untukmu.
Kata-kata itu menggema di rongga dada Karina, membuat hatinya menghangat.
"Kamu dengar, bukan?"
"Iya, aku dengar."
"Dengarkan baik baik...ada sebuah berita yang akan aku sampaikan padamu."
Kening Karina berkerut heran. "Apa?"
"Ini tentang Tante Mina."
"Ada apa dengan Tante Mina?"
"Dia--"
Tiba tiba saja Karina menarik tangannya dari jemari Andre. Menggeleng lemah, seolah tidak percaya dengan kenyataan yang ada di hadapan.
Karina sontak berdiri dari tempatnya duduk. "Ayo, kita ke rumah Tante Mina. Hari sudah semakin sore."
Baru beberapa langkah kakinya diayunkan, sebuah jemari kekar menangkap pergelangan tangan Karina. Sejurus kemudian ditariknya tubuh Karina dengan satu hentakan dalam dekapannya.
Karina meraung dalam pelukan sang suami. Sejak awal Karina curiga pada suaminya itu. Mulai dari mereka belanja tadi, setiap sang suami ditanyai kabar terakhir bibinya, dia seolah menghindar untuk menjawab.
Apalagi saat tadi mereka melewati belokan di pertigaan tadi. Karina sudah berpikir ada yang tidak beres. Ada yang disembunyikan sang suami.
"Maafkan kami yang tak bisa menjaga Tante Mina dengan baik." Andre mengusap punggung Karina.
Karina terus saja menangis dalam dekapan sang suami.
"Menangislah. Jangan ditahan lagi. Keluarkan semuanya. Aku di sini untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah untuk Anakku
ChickLitKarina yang mengalami depresi pasca pemerkosaan yang dialaminya dinikahkan oleh bibinya dengan seorang pria yang masih ugal-ugalan bahkan di usianya yang sudah matang. Andre yang belum punya pekerjaan tentu saja mau menikah dengan Karina karena akan...