"Ada apa, Rin!?" Rangga memekik panik mendengar tangis Karina.
"Rangga ... a--a--ku di---" Karina menangis kemudian "---le--laki i--tu su--dah---" kata Karina di tengah-tengah tangisnya.
"Kirimkan lokasimu sekarang," Rangga tidak perlu menanyakan detail sebab tangis Karina. Kata-kata 'lelaki' yang diucapkan Karina sudah cukup membuat Rangga paham apa yang terjadi pada Karina. Bertahun-tahun bersahabat dengannya tentu membuat chemistry mereka terbangun.
Rangga menekan pedal rem dalam-dalam. Membuka chat berupa titik lokasi keberadaan Karina sekarang.
Shafa yang juga sangat cemas mendengar tangisan Karina mendadak diserang kepiluan. Ponsel Rangga yang terhubung dengan speaker mobil membuat Shafa ikut mendengar suara Karina yang menggema di dalam mobil Rangga. Shafa memilih diam, agar suaminya itu dapat lebih fokus untuk menelusuri lokasi Karina di Google Maps.
Tanpa banyak kata, Rangga memutar balik mobil SUV nya menerobos jalanan malam hari yang sudah melengang. Dengan kecepatan penuh, Rangga mengendarai mobilnya bagai kesetanan. Mobil SUV yang dibawanya ini memang tidak secepat mobil sportnya, namun masih bisa dibawa dengan sangat cepat. Walau bentuknya yang besar, masih berimbang dengan kecepatannya. Satu-satunya tujuan mereka saat ini adalah rumah sakit.
***
Bayangan kejadian malam itu masih sering menghantui Karina. Di rumah sakit berkali-kali dia mengamuk dan menggosok lengannya kuat-kuat dan berteriak bahwa dirinya telah kotor.
Namun kehadiran teman temannyalah membuat Karina kembali bersemangat menatap hari-hari esok.
Shafa yang dikenalnya sebagai adik angkat Rangga itu selalu menyemangatinya. Bukan dia yang kotor. Dirinya masih suci, lelaki itulah yang kotor. Telah merenggut kesuciannya.
Dekapan, elusan lembut gadis itu selalu menjadi penguat bagi Karina yang rapuh. Pun tidak lupa gadis itu memasak dengan tangannya sendiri bubur yang disukai Karina. Beberapa hari di rumah sakit, hanya bubur buatan Shafa yang banyak mengisi perut Karina yang sering kosong itu.
Hingga perlahan ketiga orang yang selalu menemani Karina itu berhasil membuat Karina tak terlalu shock. Terlebih Karina dapat merasakan kembali perhatian Rangga padanya. Wanita itu kembali percaya diri jika Rangga tak menganggapnya rendah karena kondisinya kini.
Tak lupa juga kehadiran George yang sering melempar humor dan menggoda Shafa membuat Karina tergelak gelak. Apalagi jika Shafa membalas George dengan bersungut sungut. Karina sungguh menyayangi mereka. Baginya Shafa juga adalah adiknya.
***
Setelah beberapa hari di rumah sakit, Karina sudah merasa baikan dan ingin segera pulang ke rumah bibinya. Diantar oleh Shafa dan Rangga ke rumah Mina, Karina meminta keduanya merahasiakan yang terjadi dengannya dari sang bibi.
Mina, Bibi Karina itu sudah tua dan sakit sakitan. Dia sangat menyayangi Karina. Apalagi bibinya tak memiliki keturunan, kasih sayangnya tercurah pada Karina. Sehingga jika bibinya mengetahui tragedi yang terjadi pada Karina, sudah dapat dipastikan kondisi bibinya akan menjadi semakin lemah. Dan Karina tidak mau hal itu terjadi. Karina yang malang menyembunyikan segalanya sendirian. Menanggung pedih hatinya sendirian.
Mungkin tidak banyak yang bisa menahan keperihan hati di saat belum genap satu minggu kepergian ibunya, dia harus ditimpa lagi oleh masalah tindak kekerasan seksual yang dialaminya. Beruntung dia masih memiliki teman. Dan yang paling penting sikap Rangga yang justru bersimpati dengan keadaannya, membuat rasa rendah dirinya perlahan melenyap.
Namun, rupanya beberapa hari di rumah bibinya, Karina yang tidak berinteraksi dengan siapapun, membuat dia akhirnya kembali mengingat kejadian malam itu. Sejak hari dia diantar pulang oleh Shafa dan Rangga, Karina tidak lagi dapat menghubungi keduanya. Padahal dia sangat ingin bertukar pikiran dengan Rangga dan adik angkatnya itu.
Sementara ayah tirinya terus-terusan bertanya keberadaan Karina, sebab ada beberapa aset ibunya hendak dijual oleh ayah tiri Karina itu.
Berada dalam tekanan tanpa kehadiran teman temannya, membuat Karina terus terusan hanya memikirkan tentang tragedi yang dialaminya. Hingga puncak Karina mulai mengalami depresi adalah saat dia menyadari bagaimana jika dia hamil?
Membeli test pack dan menggunakannya sesuai petunjuk di sana, Karina harus menahan keterkejutannya setelah mendapati garis dua dari test pack itu. Menahan tangisnya sendirian, Karina bertambah sering melamun, mimpi buruk di malam hari, bahkan menangis sendirian tanpa sebab. Menanggung sakitnya seorang diri.
Anak yang dikandungnya harus diaborsikah? Di mana ada dokter yang mengantongi ijin praktek mau melakukan aborsi? Siapa ayah anak ini? Bagaimana jika dia lahir? Apa kata orang orang tentangnya? Bagaimana memberitahu tantenya? Segala macam pertanyaan berkecamuk di kepalanya membuat dia pada akhirnya perlahan mengalami depresi.
***Andre baru saja pulang dari rumah temannya untuk membicarakan masalah bisnis bengkel mobil yang ingin dirintisnya. Bertukar pikiran dengan temannya yang juga satu almamater jurusan teknik mesin, membuatnya hampir tak ingat waktu.
Menaruh lauk yang dibelinya tadi di atas meja, Andre melangkah menuju kamar Karina. Perempuan itu pastilah sangat lapar.
Ceklek.
Andre terpaku di ambang pintu. Bibirnya kaku, matanya menelisik keseluruhan ruangan. Tapi, Andre tak menemukannya sama sekali.
Dengan langkah tergesa, lelaki gondrong itupun membuka pintu kamar mandi, dan mendapati Karina berendam dengan tatapan kosong di dalam bathub.
"Astaga.....!!!," Andre mengeluarkan Karina dari bathub, lalu mendudukkannya di closet kamar mandi, bergegas menuju lemari mengambil kain sarung untuk menutup tubuh Karina sebelum menggantinya dengan baju yang kering.
Dengan perasaan yang jengkel, Andre kembali merasa berat mengurusi Karina. Obat anti depresan dari dokter syaraf sama sekali belum bereaksi maksimal bagi Karina.
Setelah memastikan Karina ditutupi selimut, Andre setengah berlari mengambil nasi untuk disuapkannya pada Karina.
Jika begini, bagaimana dia akan meninggalkan Karina kelak saat dia mulai membuka bengkel mobil. Andre mendesah berat. Andre mulai kelelahan. Lelah jiwa dan raga. Nyatanya mengurusi orang gila memang tak mudah.
Kemarin Andre juga harus menahan amarahnya sebab Karina melemparkan gelas ke punggung Andre. Ingin rasa hatinya marah marah pada perempuan itu, namun Andre masih waras untuk tak membuat Karina berada dalam tekanan.
Lelaki itu sangat ingin membuat Karina sembuh. Agar dirinya bisa menikahi Nayla secepatnya.
Karina telah menghabiskan nasinya. Alis Andre menekuk heran, sebab perempuan itu jarang menghabiskan nasinya. Andre perlahan tersenyum, mungkin rasa kedinginan membuatnya jadi lapar.
Andre sibuk berkutat di dapur membereskan beberapa peralatan makannya. Setelah menyuapi Karina, dia menikmati santap siangnya dengan lahap.
Selesai dengan aktivitasnya, Andre kembali menuju kamar Karina dan akan memberikan obat untuk istrinya itu.
Tubuh Andre menegang. Tatapannya tajam mengelilingi seisi kamar. Pemandangan pertama yang masuk ke retina matanya adalah kasur yang kossong dengan selimut yang berantakan di atasnya. Gadis itu kembali tak ditemukan.
Berdecak kesal, Andre mengayunkan kakinya menuju nakas, meletakkan obat dan gelas air putih di sana, lalu bergegas mendatangi kamar mandi.
Ceklek
Andre mendesah kasar. Meraup mukanya kesal. Berkacak pinggang dan menyisiri rambutnya dengan kelima jari. Amarahnya mungkin telah sampai ke ubun ubun karena tak mendapati Karina di kamarnya.
Ada yang ingat bahwa setelah Karina pulang dari rumah sakit, Rangga dan Shafa juga mengalami masalah. Jadi, saat itu semua orang tengah memiliki masalah masing masing. Termasuk George yang tak lama kemudian juga dirundung kesedihan setelah tahu Shafa adalah istri Rangga.
Jadi paham ya kenapa akhirnya Karina depresi? Btw, yang ingin tahu lebih banyak tentang Shafa, Rangga dan George silakan meluncur ke 'Istri yang Diabaikan'
Oh ya, jangan lupa bintangnya ya.... Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah untuk Anakku
Chick-LitKarina yang mengalami depresi pasca pemerkosaan yang dialaminya dinikahkan oleh bibinya dengan seorang pria yang masih ugal-ugalan bahkan di usianya yang sudah matang. Andre yang belum punya pekerjaan tentu saja mau menikah dengan Karina karena akan...