Sepasang suami istri itu saling menggenggam erat di halaman yang luas dari sebuah rumah cukup megah. Andre dengan hangat jemarinya menuntun sang istri memasuki teras rumah dengan pilar tinggi dan besar.
"Kita di mana ini? Kapan kain ini dibuka?" tanya Karina yang mulai bosan karena matanya ditutup sebuah sapu tangan milik Andre.
Sejak awal mula perjalanan keduanya dari rumah, Andre menutup mata Karina. Lelaki itu katanya akan memberikan sebuah kejutan untuk sang istri. Alhasil, sepanjang perjalanan Karina akan mempertanyakan tujuan mereka yang dirahasiakan oleh Andre.
"Ini kita udah sampai, kok." Andre meyakinkan Karina sementara jemari besarnya masih menggenggam hangat tangan Karina.
"Aku udah boleh buka mata, dong ...," pinta Karina dengan nada manja.
"Nanti sayang ..., nanti ..., ntar bukan kejutan lagi namanya," balas Andre sembari tersenyum jahil karena sangat senang telah berhasil membuat istrinya penasaran.
Andre membuka pintu utama rumah itu perlahan sedangkan tangannya masih memegang tangan Karina dan menariknya perlahan ke dalam rumah tersebut.
"Are you ready for the surprise?" tanya Andre yang berdiri di belakang Karina.
"Udah dari tadi ...," Karina merengek manja.
"Satu ..., dua ..., tiga ..., ini rumah kamu," perlahan Andre membuka simpul ikatan sapu tangan yang menutup mata Karina.
Mata Karina yang tadinya tertutup rapat, perlahan melebar.
Andre memeluk leher sang istri dari belakang. Meski sudah mulai menerima Karina, dia masih terasa aneh jika menyentuh perut gendut Karina.
Karina membelalak melihat kejutan yang ada di depannya. Mulutnya menganga lebar, tetapi dia tutupi dengan telapak tangan.
"Gimana? Suka sama surprisenya?" tanya Andre yang masih menaruh dagunya di pundak Karina.
Kaca-kaca di netra Karina mulai tampak. Dia sungguh terharu dengan kejutan dari Andre. Meski tidak dijelaskan dia tahu bahwa rumah milik orang tuanya berhasil diperjuangkan oleh Andre, suaminya. Sebab jika rumah itu bukan lagi miliknya, tidak mungkin mereka bisa ada di sana. Sebab sudah pasti ada Anton di sana yang akan mengusir mereka dengan kasar. Seperti yang dialami Karina beberapa hari yang lalu.
"Suka ... suka banget sama surprisenya. Makasih, ya. Aku seneng banget ...," imbuh Karina.
Sejurus kemudian Karina melepas pelukan Andre yang ada di lehernya dan berhadapan dengan sang suami. Karina memegang lengan Andre.
"Katakan padaku, gimana caranya rumah ini bisa kembali?"
"Mau tau aja, apa mau tau banget?" tanya Andre.
"Ih ..., kayak ABG aja," jawab Karina.
Andre tertawa mendengar Karina meledek dirinya.
"Kalo mau tau, harus ada hadiahnya," kata Andre dengan senyum yang terkesan jahat.
"Eh, oke. Ada hadiahnya. Tapi jangan yang mahal-mahal," kata Karina polos.
"Enggak, ini mah enggak mahal hadiahnya. Malah nggak butuh biaya."
"Oh, beneran?"
Andre mengangguk sembari menahan tawanya.
"Gimana? Aku mau cerita kalo ada hadiahnya," kata Andre lagi.
"Iya, terus apa hadiahnya?" tanya Karina.
"Hmmm ..., adaaa aja. Yang penting kamu setuju ngasih hadiahnya. Ntar aku akan bilang hadiahnya apa. Kalo aku udah selesai cerita. Gimana?" kata Andre dengan tersenyum miring.
Karina mengangguk antusias.
Andre menjawil hidung Karina. "Good girl ...."
"Oke, jadi ceritanya gini .... kamu inget 'kan preman yang nyerang aku waktu di rumah Tante Mina?"
Karina mengangguk.
"Nah waktu itu aku ingetnya dia tuh punya tato kobra. Terus aku telponin Bang Rohim jawara Betawi deket rumah. Biasanya tuh dia hapal geng gituan. Pas aku tanya beneran dia tau. Malah bosnya geng itu takut ama Bang Rohim. Akhirnya kami cari orang yang mukulin itu dan meminta rekaman kesaksian soal penyerangan itu. Terus sama Mas Raka, Om Anton diancam. Eh, ternyata takut lho dia dan bikin perjanjian untuk tidak mengancam kita lagi," jelas Andre.
"Benarkah? Keren banget ...," puji Karina.
"Ya bener, itu gue banget."
"Narsis," ledek Karina.
"Udah, jangan ngalihin percakapan. Sekarang saatnya menagih hadiah."
"Oh, iya ...." Karina menepuk jidatnya.
"Jadi apa nih hadiahnya ... katanya tadi nggak mahal, kan?" tanya Karina.
Andre membisikkan sesuatu di telinga Karina. Setelah mendengar apa yang dibisikkan oleh suaminya itu, Karina pun membelalakkan mata sementara mulutnya terbuka lebar saking terkejutnya.
Andre menggoyangkan telunjuknya tepat di depan hidung Karina. "Gak ada pengganti hadiahnya. Aku cuma mau itu aja hadiahnya."
"Ta--ta--tapi ...."
"Nggak ada tapi-tapian."
"Nawar ya?" tanya Karina.
"Nawar gimana?"
"Jangan di situ itunya ...."
"Maunya di mana?"
Karina menunjuk pipinya. Andre hanya bisa mendengkus. "Kalo di situ nggak berasa, kayak anak TK dicium mamanya," protes Andre membuat Karina tergelak.
"Ya udah ... gak papalah ...," kata Andre dengan wajah pura-pura merengut.
Andre memasang pipinya pada Karina. Sementara Karina mendekatkan bibirnya pada pipi Andre. Namun tiba-tiba, Andre mengalihkan wajahnya agar berhadapan dengan wajah Karina hingga yang bertemu dengan bibir Karina bukanlah pipi Andre, melainkan bibir suaminya itu. Karina cukup terkejut hingga matanya membesar. Namun, dia tidak berkutik apalagi tangan Andre menahan tengkuk Karina, hingga suaminya itu dapat mencium bibir Karina dengan leluasa dan pilar-pilar megah di dalam ruang tamu rumah orang tua Karina jadi saksi bersejarah bagaimana keduanya larut dalam kemesraan.
***
Andre mengernyitkan dahi melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Sebuah warung kecil yang sudah tidak berpenghuni di antara pohon liar dan rerumputan yang sudah meninggi. Tempat Karina ditemukan di malam yang penuh tragedi itu.
"Di sinilah, Karina ditemukan," cetus Rangga sembari membuka kacamata hitamnya yang sejak tadi bertengger di hidung lelaki berhidung tinggi itu.
Andre melemparkan pandangannya pada sekeliling tempat itu, membuat Andre merasakan ada bagian ingatannya yang terhubung dengan tempat itu. Akan tetapi, dia sangat lupa.
Tempat itu sangat dekat dengan rumah Mina dan Sari. Andre berpikir, mungkinkah pelakunya adalah seseorang yang tinggal tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Apakah mungkin kali ini dia akan meminta bantuan dari Rohim lagi. Karena pria itu sangat handal menemukan hal semacam ini. Andre sangat ingin mengetahui pria yang melakukan hal keji itu pada Karina.
Aku up
Maaf pendek...
Wattpadku eror...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah untuk Anakku
ChickLitKarina yang mengalami depresi pasca pemerkosaan yang dialaminya dinikahkan oleh bibinya dengan seorang pria yang masih ugal-ugalan bahkan di usianya yang sudah matang. Andre yang belum punya pekerjaan tentu saja mau menikah dengan Karina karena akan...