🔪STARD.

1.2K 118 203
                                    

Elvarette Jaqueline Racarto. Gadis cantik berusia lima belas tahun, sedang memasuki kelasnya dengan wajah yang selalu hampir tertutupi oleh rambut panjangnya.

Bruk!

El meringis sakit saat lututnya harus bertemu dengan lantai, dia tidak berniat untuk segera bangkit, dia terlalu takut.

"Uh, masih saja lemah!"

"Hei, anak yatim piatu. Coba lawan kita."

Kelly merutuki Glend. Untuk apa dia berbicara seperti itu, dia sudah tahu kalau gadis yang masih diam tidak bergeming itu sangat mustahil melawan.

"Glend! Bodoh sekali, kau selalu mengharapkannya melawan. Sampai orang tuanya hidup kembali sekalipun, dia tidak akan berani."

Glend merangkul Kelly-kekasihnya. "Aku hanya meledekinya saja, lihat sampai sekarang dia masih diam saja."

Seperti acara pertunjukkan film setiap kali Glend dan Kelly menganggu El. Mereka semua merasa puas saat melihat El yang hanya diam tidak berani melawan.

"Aku jadi ingin ikutan."

"Aku juga! "

"Kenapa kita tidak lempari saja dia?"

"Kebetulan, aku baru saja membeli es dari kantin."

"Di dalam tasku masih ada bekal sisah kemarin, sepertinya bagus kalau untuk melemparinya."

"Aku baru saja beli mie kesukaanku, tapi aku tidak ingin melewatkan kesempatan ikut melemparinya."

"Ayok, Semua! Lempar sekarang!"

El sudah tahu hal itu akan terjadi, tidak. Dia tidak akan membiarkan dirinya terkena lemparan dari para setan-setan itu.

Dengan gerakan cepat El bangkit kemudian berlari kencang menuju kelasnya, membuka pintu tanpa berpikir apakah itu aman atau tidak.

Sur!

Dirinya basah kuyp, itu bukan air biasa, itu adalah air selokan.

I'm stupid! Ke luar dari kandang macan, masuk ke kandang singa, batin El merutuki dirinya sendiri.





Memiliki wajah tampan, tidak begitu membuat Arcy bangga, walaupun sesekali dia bisa memanfaatkan ketampanannya itu.

Percayalah, Arcy bisa meluluhkan setiap kaum hawa hanya degan sebuah senyuman dan tatapan menggoda.

"Arcy tampan sekali!"

"Oh, Lord! Kenapa bisa ada pria setampan Arcy!"

"Arcy, aku mencintaimu."

"Arcy aku menyukaimu."

"Jadi pacarku Arcy!"

"Nikahin aku sekarang!"

Sejujurnya Arcy sangat mual mendengar pujian itu, oh ayolah. Ini Arcy Verden Racarto. Pria yang baru saja menginjak di usianya yang ke tujuh belas tahun. Sangat dingin dan begitu cuek.

Meski baru menginjak umur tujuh belas tahun, tetapi ketampanan Arcy bisa dikatakan dewasa.

Bugh!

Arcy memegangi perutnya yang baru saja ditendang oleh William.

"Aku selalu menunggumu menendangku balik, Bung!" ujar William.

Dua teman lainnya hanya ikut tertawa, Arcy tidak membalas, dia hanya memasang ekspresi datar.

Baiklah, itu tidak penting bagi Arcy. Ditendang, dipukul, sudah menjadi makanan sehari-hari Arcy di sekolah.

"Aku heran padamu, Arcy. Kenapa semua gadis di sekolah ini tergila-gila dengamu."

William mendekati Arcy, menatap rendah pria itu. "Kau itu lemah, seperti adikmu, El. Oh, kalian sepaket, adik dan kakak. Sama-sama lemahnya."

Jasper menepuk pundak William, sambil tersenyum remeh pada Arcy. "Dia anak yatim piatu, pantas saja lemah. Memangnya kalau dia melawan, dia bisa apa?"

Edmen mengangkat dagu Arcy, kemudian meludahi wajah tampan itu. "Aku yakin, orang tuamu juga pasti lemah saat masih hidup, makanya kau dan adikmu itu lemah."

Arcy mengepalkan tangannya kuat-kuat, sejak tadi dia hanya diam, tidak melawan sama sekali, bahkan saat wajahnya diludahi, tetapi kali ini berbeda.

Mereka sudah membawa orang tua, Arcy tidak bisa terima.

Bugh!

"Kau boleh menghinaku, anak setan! Tapi tidak dengan orang tuaku!"

Bugh!

"Orang tuaku tidak lemah!"

Bugh!

Melihat kemarahan Arcy yang memukul Edmen sampai terkapar, membuat William dan Jasper tidak bisa berkutik.

Arcy berjalan sambil menatap mereka tajam.

Sedangkan para gadis-gadis lainnya, sudah berteriak histeris melihat Arcy yang terlihat keren.

Emosinya redup saat melihat seorang gadis yang hanya diam di depan kelas dengan keadaan basah kuyup.

El, kau merepotkanku! batin Arcy.





Belum nemu yang serunya? Sabar, ini baru awal. Masih menjelaskan tokoh Arcy dan El di awal. Kalian ikuti terus kisah mereka, ya.

Ini cerita berbeda... Dari awal sampai akhir hasil imajinasi, ambil baiknya buang buruknya.

Hallo... jangan lupa tinggalin jejak, ya. Hehe ^~^

Hazardous [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang