🔪EIGHTEEN.

162 44 273
                                    

"Jadi bagaimana, El kau siap?" tanya Arcy dengan senyuman kecil.

El berdesis, dia sudah salah mengikuti permainan kakaknya itu yang sebenarnya adalah jebakan. "pelan, kalau langsung kencang sakit!"

Arcy mengusap keringat di kening adiknya, sementara El sudah menarik dan membuang napas dengan takut. "Percaya padaku, aku akan pelan melakukannya."

Arcy mengangkat satu kaki El, mulai mengelusnya pelan-pelan. "Jangan kau tegangkan seperti ini, aku nanti susah melakukannya."

"Cepat lakukan saja, Arcy!" desis El.

Senyuman miring itu terlihat jelas di bibir Arcy, ini yang dia tunggu-tunggu akhirnya tiba. "Baiklah, jangan berteriak."

Arcy semakin mengangkat kaki El, dalam hitungan lima detik....

Krak!

"Aaa! Bastard!" teriak El, kakinya diputar Arcy sampai suara tulang yang terputar terdengar.

Arcy justru tertawa sampai terbahak-bahak, melihat El yang memakinya dengan segala kata kasar sambil memegangi kakinya yang Arcy putar.

"You is really pig, dog, monkey!"

Arcy menghampiri adiknya yang merasa kesakitan dengan posisi terkapar di lantai sambil terus berguling ke sana ke mari memegang kakinya.

Arcy memegang kaki El lagi, kemudian dia putar berlawanan arah.

Krak!

El tidak berteriak, karena Arcy membalikan tulang yang tadi dia putar ke posisi semula, perlahan rasa sakitnya menghilang.

"Jadi... kau sudah tahu, kan apa yang korbanmu rasakan saat kau mematahkan tulang mereka? Ini kau belum patah, hanya kuputar posisinya lalu aku kembalikan ke semula," ujar Arcy sambil duduk di sofa.

El menyeret dirinya ke tembok dan bersandar si sana. "Kau gila! Sudah kubilang, pelan dulu jangan langsung kencang!"

Arcy menaikan satu alisnya. "Pelan? Memangnya kau mematahkan tulang korbanmu pertamanya pelan dulu?" Arcy menaik turunkan alisnya, menatap El dengan kekehan kecil.

"Kau curang!" decak El.

"No! Itu memang peraturan dari sebelum kita memulai, siapa yang kalahnya paling banyak dalam permainan gunting, kertas, batu. Dia yang harus menerima hukuman dengan cara merasakan apa yang korbannya rasakan saat dibunuh," ujar Arcy, melipatkan tangannya di dada.

"I don't want play that game with you again!" El berdiri dan berjalan dengan sedikit tertatih memasuki kamarnya.

Arcy mengangkat bahunya tidak peduli. "I don't care. Yang penting aku sudah memutar tulang kakimu."

Brak!

Arcy semakin tertawa saat El menutup pintu dengan  keras. "Dasar perempuan, tadi dia yang mengajaku bermain, sekarang dia yang marah... memang, perempuan itu makhluk yang unik."





Arcy tidak ada tujuan ke mana dia berjalan di malam seperti ini, semenjak pembunuhan yang Hazardous lakukan, New York semakin sepi saja saat malam hari tiba.

Bahkan, beberapa pabrik dan perusahaan sudah mempercpat jam pulang kerja, supaya karyawan dan pegawai mereka dapat pulang sebelum matahari terbenam.

"Not bad! sudah satu jam aku berjalan, tidak ada orang-orang yang melakukan kriminal seperti biasanya. Pasti itu karena aku," ujar Arcy memuji dirinya sendiri.

Memang sejak kejadian di mana polisi memberi tahu lewat berita kalau pembunuhnya mengincar pemabuk, penjudi, dan remaja liar. Para pelaku-pelaku tersebut sudah jarang ditemukan Arcy dan El. Meski masih ada saja yang bebal.

Hazardous [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang