🔪EIGHT.

185 57 110
                                    

Malam hari tiba, Arcy sudah mencuci jaketnya dan menjemurnya, pisaunya juga sudah dia bersihkan, dan sarung tangan sudah dia cuci bersih.

"perlahan musuhku berkurang," ucap Arcy.

"Musuhku juga," timpal El.

Arcy mengambil ponselnya, kemudian memesan makanan untuk mereka makan.

"Aku sedang malas masak, apalagi masak untukmu. Jadi, kita pesan saja." Arcy memesan beberapa paket frie chiken and rice, pizza, dan spaghetti."

Sambil menuggu pesanan mereka datang, dua remaja itu berdiam diri sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Arcy, kau masih ingin sekolah?" tanya El.

"Kenapa kau nanya itu padaku? Memangnya kau sudah tidak ingin sekolah?" tanya arcy balik.

El menggeleng pelan, dia menatap kakinya yang dia gerakan beradu dengan lantai. "Tidak, aku muak di sana, aku benci tempat itu dan isinya, aku tidak suka, mereka semua jahat membuatku jadi jahat juga."

"Aku juga, aku benci sekolah. Kalau begitu, kita tidak perlu pergi ke tempat laknat itu lagi."

El tersenyum dan langsung memeluk Arcy.

Tok! Tok!

Pesanan mereka datang, cepat juga ternyata, oh tidak apa perut Arcy dan El juga memang sudah berteriak minta diisikan sejak tadi.

Ceklek!

"Empat paket fried chiken and rice, dua box pizza dengan ukuran sedang, dan tiga spaghetti," ucap kurir pengantar pesanan Arcy memastikan semuanya benar.

"Kerja bagus, Bung. Semuanya benar, ini uangmu ambil saja kembaliannya." Arcy mengambil semua pesanannya dan menutup pintu sebelum kurir pengantar itu pergi.

"Hei, anak mudah. Kau tidak bisa mengucapkan terima kasih? Oh, God sungguh malang anak muda itu tidak mengerti sopan santun."

Arcy mendengarnya, tetapi dia tidak peduli, perutnya sudah lapar, dan semua pesanannya sangat menggoda.

Damn! Bagi Arcy Pizza, fried chiken, dan spaghetti sangat seksi, lebih seksi dari para aktris terkenal di Amerika, lebih seksi dari perempuan yang memakai pakaian kurang bahan.

"I love you!" pekik Arcy sambil memakan potongan-potongan pizza. Satu box pizza dia habiskan kurang dari sepuluh menit, kemudian dia lanjut dengan memakai spaghetti, setelah itu dia juga menghabiskan dua paket fried chiken and rice."

El yang melihat Arcy makan sebanyak itu dalam waktu cepat membuatnya merasa kenyang sendiri, padahal dia baru memakan empat potong pizza.

"Kau tidak habiskan pizza mu?" tanya Arcy sambil mengunyah makanannya.

El menggeleng. "Laparku hilang melihat kau makan, Arcy!"

Arcy mengangkat bahunya tidak peduli, sebenarnya bagus kalau El tidak menghabiskan pizza itu. "Baiklah, sayang kalau dibuang nanti pizzanya nangis, karena aku baik hati jadi aku yang habiskan."

"Cih! Bilang saja kau memang ingin menghabiskannya!"

"Daripada pizza itu menangis."

El menggelengkan kepalanya, alasan Arcy sangat tidak masuk akal dan begitu menyebalkan.





"Aku ingin keluar, kau ikut tidak?" tanya Arcy.

"Tidak, aku mengantuk. Kau saja sana, hus!" El mengibaskan tangannya seperti mengusir kucing.

Hazardous [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang