🔪FIFTY.

79 23 16
                                    

Dep!

Dep!

Di ruangan terpisah. Ada dua orang sedang membuka ke dua matanya.

Meski terpisah, tetapi ada lubang kecil yang menghubungkan ke dua ruangan tersebut.

Saat mata mereka terbuka, menyesuaikan cahaya yang masuk, saat itu juga mereka menyadari kalau tangan serta kaki mereka di borgol dan dirantai.

Obat bius dari peluru sudah waktunya habis, mereka tidak mendapat luka sedikitpun, karena itu hanya peluru bius.

Namun, efek sampingnya adalah... saat tersadar mereka akan merasakan sakit di kepala dalam beberapa menit.

"Where is this?" tanya El dengan suara serak, menatap sekeliling ruangan lumayan kecil hanya cukup ditempati dua orang saja, namun saat ini benar-benar hanya ada dirinya saja.

"Sel, sel tahanan terketat," jawab seseorang dari ruangan satunya yang tidak lain adalah... Arcy.

El mengerutkan keningnya sebentar. "Arcy?"

"Hem." Sejujurnya Arcy merasa biasa saja saat tahu dirinya dan adiknya itu kembali memasuki sel, tetapi kali ini sel yang super ketat.

Namun, yang dia pikirkan adalah... adiknya.

"El, kau bisa pergi dari sini?" tanya Arcy.

El mengembuskan napasnya kasar, pertanyaan Arcy sangat aneh menurutnya. "Kau pikir aku sedang dalam ruangan apa? Sampai kau bertanya seperti itu."

"Jawab saja!" ucap Arcy sedikit meninggikan suaranya.

"Aku ikut denganmu. Kau pergi dari sini maka aku akan pergi, jika tidak, ya... aku akan di sini bersamamu," jawabnya.

Arcy berdesis pelan. "Stupid! Kau harus keluar dari sini bagaimanapun caranya."

"Lalu kau?" tanya El balik.

Arcy berdiam selama beberapa saat, dia tersenyum kecil. "Aku rasa di sini akhirku."

"Maksudmu?" El tidak paham akan jawaban Arcy, sungguh.

Arcy terdiam. Tidak berniat untuk menjawab pertanyaan adiknya itu, dia membiarkan El mengerti sendiri maksud dari perkataannya.

Sejujurnya... Arcy merasa kali ini mustahil.

"Arcy... seminggu lagi, ulang tahunmu."

Arcy tersenyum kecil. "Seminggu lagi umurku delapan belas tahun."

El mengangguk, entah mengapa sekarang suasananya seperti canggung. Seperti ada sesuatu yang menahan dirinya untuk berbincanh dengan Arcy.

Grek!

Pintu itu terbuka, empat polisi dengan masing-masing dua memasuki ruangan Arcy dan El yang terpisah.

"Arcy Verden Racarto, remaja yang berusia tujuh belas tahun, apa itu kau?" tanya salah satu polisi di yang berada di ruangan Arcy.

Arcy menatap datar ke dua polisi yang berdiri di hadapannya, kemudian berdesis pelan. "Kau bodoh atau bagaimana? Menanyakan hal yang kau sendiri sudah mengetahuinya. Apa budak hukum memang suka berbasa-basi?"

Di saat seperti ini saja, Arcy masih bisa mengejek para polisi.

Polisi itu menatap Arcy datar, kemudian memeriksa rantai dan borgol yang melekat pada tangan, kaki Arcy. "Aman, tapi harus tetap ketat penjagaan."

Hazardous [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang