🔪NINETEEN.

130 39 110
                                    

Selamat pagi warga New York, pagi ini saya melapor langsung dari tempat kejadian di mana sudah terjadi lagi pembunuhan yang dilakukan oleh A.V, namun terdapat jejak pembunuh baru yang meninggalkan inisial J. Saat ini kita akan langsung menerima arahan dan laporan langsung dari pihak polisi. Perwakilan pihak dipersilakan.

"Terima kasih dan selamat pagi. Saya bersama dengan beberapa polisi lainnya sudah menemukan dua korban dengan jejak inisial yang berbeda, salah satunya sudah tidak asing lagi. Yaitu A.V sedangkan satunya meninggalkan jejak yang tidak biasa dengan inisial J. Pihak polisi terutama saya sendiri, merasa kesulitan memecahkan kasus ini, karena pembunuhnya sangat ahli, tidak ada jejak apa pun yang tertinggal membuat kita sangat terbatas dalam menyelidikinya."

Lalu bagaimana rencana pemerintah dan pihak kepolisian dalam menangangi kasus ini, apa ada yang bisa disampaikan untuk warga New York.

"Saat ini, pemerintah dan kepolisian masih memikirkan beragam rencana untuk menangani kasus tersebut, mengingat pembunuhnya sangat sulit diselidiki. Untuk itu saya berpesan pada warga New York, lebih berhati-hati lagi, sebisa mungkin tidak keluar malam, jangan melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan. Karena melihat dari identitas serta status korban selama ini, kebanyakan dari pemabuk, penjudi, remaja liar, dan beberapa anak sekolahan."

Baik, terima kasih atas laporan dan sarannya, sekali lagi dipesankan pada warga New York, untuk lebih berhati-hati dan mengikuti anjuran pemerinta serta pihak kepolisian.

Blub!

Arcy mematikan TV dan melempar sembarang remotnya. "Tidak tahu terima kasih, sudah kubantu para polisi dan pemerintah itu untuk mengurangi orang-orang jahat di New York, tapi mereka justru mencari dan berusaha menangkapku. Ck! Dasar otak dangkal," gerutunya.

El hanya menggeleng, melihat kakaknya itu yang nampak kesal sehabis melihat berita di TV. "Niat kita baik, tapi cara kita yang salah."

Arcy mendelik tajam pada El, kemudian membuang napasnya kasar. "Tapi cara yang salah itu adalah cara tercepat."

"Salah akan tetap salah bagi mereka, Arcy. Memberi penjalasan bagaimanapun yang namanya salah akan tetap salah di mata manusia meski niatnya baik," ujar El menatap Arcy dengan serius.

Arcy sedikit tertegun melihat adiknya itu yang berkata dengan serius, tegas, dan beribawa. "Kau habis jatuh? Kenapa tiba-tiba bisa seperti orang bijak?"

Pletak!

El menyentil kening Arcy, kemudian melipat tangannya di dada. "Kau pikir aku tidak bisa serius, begitu?"

Arcy mengangkat bahunya. "Ku pikir adik kecilku tidak akan pernah bertumbuh dewasa, tapi lihat sekarang... dia bisa menjadi bijak."

El menyipitkan matanya. "Apa katamu saja, kakak yang menyebalkan."

"Aku tahu, aku sangat tampan. Tidak diragukan lagi, karena seluruh gadis di sekolah tergila-gila denganku." Tidak ada yang salah dengan ucapan Arcy, itu benar. Arcy tampan dan seluruh gadis di sekolahnya menyukai pria remaja itu.

El memperagakan seperti seseorang yang sedang memuntahkan seluruh isi perutnya, kemudian memutarkan bola mata. "It's because they don't know you a killer!"

"I'm a handsome killer," ucap Arcy dengan sangat percaya diri.





"Kau yakin ingin malam ini?" tanya El.

Arcy memakai sarung tangannya, lalu menaruh pisau dapur ukuran sedang di kantong jaket yang berwarna abu-abu gelap. "Yah, why?"

Hazardous [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang