🔪THIRTY ONE.

110 41 147
                                    

Tiga hari berlalu, tiga hari juga hidup Arcy tanpa El, dan tiga hari Arcy lewati dengan sangat berat.

Sejak pergi dari gang yang menjadi saksi kepergian adiknya, Arcy tidak pulang ke rumah. Dia menyusuri tempat di mana hanya terdiri dari bangunan serta rumah kosong dan Arcy menempati salah satunya.

Rumah kosong tanpa penghuni. Arcy mengurung dirinya sendiri di sana. Tanpa makan dan minum. Sudah tiga hari dirinya tidak makan dan minum apa pun.

Setiap detiknya dia habiskan dengan menyesali, dan merutuki dirinya sendiri.

Depresi, frustasi. Itu yang Arcy rasakan sekarang, dia pernah merasakannya saat kehilangan Azer dan Resse, tetapi tidak begitu parah karena dia masih memiliki adik yang menjadi tanggung jawabnya, tetapi kepergian El... membuat dia benar-benar kehilangan segalanya dalam sekejap.

Prang!

Pecahan botol minuman itu terdengar nyaring, Arcy memukul hanya dengan menggunakan tangannya sendiri, setelah pecah.... dia mengambil beling yang tajam dan runcing.

Srek!

Srek!

Srek!

Srek!

Empat goresan, tepat di atas nadi... sedikit saja lagi, goresan yang sangat dalam itu akan mengenai nadinya.

Tangan kanan-kiri sudah dipenuhi dengan luka sayatan dan goresan kaca ataupun pisau.

Darah yang berjatuhan di lantai, Arcy biarkan mengering dengan sendirinya. Dia tidak merasakan sakit sedikit pun, dia hanya merasa kosong sekaligus kecewa.

Bugh!

Bugh!

Bug!

Bugh!

Membabi buta Arcy memukul tembok, sampai darah dari tangannya terciprat di sana.

Dugh!

Dugh!

Dugh!

Dugh!

Ini sudah ke sekian kalinya, Arcy menghantam kepalanya sendiri pada tembok, membuat keningnya lembam dan bahkan ada beberapa yang lecet sampai akhirnya mengeluarkan darah.

Sakit? Tidak. Arcy tidak merasakan apa pun. Otak dan hatinya dipenuhi penyesalan, rasa bersalah, kecewa, benci, dan dendam.

Mengambil pisau yang terakhir kali dia gunakan untuk membunuh, Arcy menggoreskan pada bagian tangan kanannya, sekitar ada sepuluh goresan terdalam, darah merembas banyak, dan berjatuhan di lantai.

Trang!

Dilemparnya pisau tersebut, Arcy menatap kosong darahnya sendiri yang berjatuhan.

"Arcy berjanji pada mom, kau akan menjaga adikmu."

"Arcy, sakit sekali."

Hazardous [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang