🔪THREE.

277 87 153
                                    

Arcy menuntun jalan El, tengah malam tepat pukul 00.00 AM. Atau jam dua belas malam.

Di New York, sudah sepi... perumahan yang Arcy dan El tempati memang jarang yang keluar pada tengah malam, karena New York rawan bahaya saat malam.

Tetapi untuk dua remaja kakak adik ini, sekarang mereka tidak memikirkan hal berbahaya New York.

Mata Arcy menatap bangunan rumah yang di mana kanan kiri rumah tersebut adalah rumah kosong, pemiliknya baru saja meninggalkan rumah tersebut karena mereka sudah membeli rumah baru di tempat yang lebih bagus.

"Balaskan dendamnu pada anak monyet itu, El," ucap Arcy tanpa mengalihkan matanya.

El mengerutkan keningnya. "Maksudmu... Glend?"

Ingin sekali Arcy memperbarui otak El yang suka telat mikir. "Menurutmu ini rumah siapa? Justin Bieber?"

"Bukan begitu... maksudku, aku masih belum mengerti kita membalas dia bagaimana?"

"Membunuhnya," jawab Arcy.

El membulatkan matanya, "A-arcy, kau serius dengan yang kau bicarakan saat kita makan tadi?"

Timbul pikiran jahil di otak Arcy. "Iya, dengan cara itu kita membalas anak monyet yang sedang bersantai di dalam rumahnya."

"Kenapa kau memanggilnya anak monyet?" tanya El, sungguh ini sebenarnya pertanyaan yang tidak penting.

Tetapi mau tidak mau Arcy harus menjawab, jika tidak... El akan terus bertanya. "Karena dia memang mirip anak monyet."

"Padahal dia tampan," cicit El, sangat pelan, Arcy pun tidak mendengarnya.

"Ayok!" Arcy menarik tangan El untuk memasuki rumah Glend.

Tok! Tok!

Sengaja Arcy tidak membunyikan bel, alasannya supaya lebih horor saja katanya.

El mengembuskan napasnya kesal, hanya mengetuk pintu saja dibilang lebih horor.

Ceklek!

Pintu itu terbuka, nampak seorang Glend yang cukup terkejut akan kedatangan Arcy dan El.

"Oh, Freak ada apa kalian ke sini? Ingin meminta makanan? Secara kalian tidak mempunyai orang tua, pasti kalian sangat susah untuk makan," ucap Glend, menatap rendah Arcy dan El.

Bugh!

Bugh!

"Cih, Payah! Baru dua pukulan saja sudah pingsan." Arcy berdesis, kemudian menyeret Glend masuk.

Sur!

Mata Glend mengerjap untuk beberapa saat, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam indra penglihatannya.

Glend mencium sesuatu yang tidak asing.

Minyak.

Yah, Arcy menyiram Glend dengan minyak yang ada di dapur milik Glend.

"Aku ambil minyak dari dapurmu, kau terlalu baik untuk aku bangunkan dengan air bersih."

Glend menatap Arcy tajam, dia ingin berdiri dan membalas perbuatan Arcy, namun....

"Hei, Freak! Apa-apaan ini, kau mengikatku?"

Arcy mengangguk, kemudian mengeluarkan sebuah pisau dari kantong hoodie yang dia pakai. Mata El dan Glend membulat melihat itu.

Glend yang sudah berpikir tidak baik, sedang El tidak menyangka Arcy membawa pisau.

Tetapi Arcy kembali memasukan pisau tersebut ke dalam hoodie lagi. "Untuk menyayat kulitmu, sangat sayang kalau memakai pisau punyaku. Bagaimana kalau pakai punyamu saja?" Arcy berjalan menuju dapur, kemudian mengambil sebuah pisau yang ukurannya cukup besar.

Hazardous [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang