🔪FIVETEEN.

152 46 83
                                    

Arcy dan El menatap dari kejauhan, ada dua pria yang sedang berusaha memasuki tempat para anjing liar tinggal. Terdengar suara lengkingan anjing yang seperti merasakan sakit.

"Arcy, kenapa ada saja orang yang menyiksa anjing liar? Memangnya apa salah mereka?" tanya El setengah berbisik.

Arcy menjawab, tetapi tatapannya fokus pada target malam ini. "Mereka itu tidak punya hati terhadap hewan, biasanya mereka mabuk dan melampiaskan ke para anjing liar."

"Anjing liar dianggap hewan yang meresahkan, jadi seperti hal biasa kalau disiksa, padahal... mereka tidak seliar itu."

Apa ini, kenapa Arcy seperti pembunuh berhati lembut pada hewan?

"Ternyata kau masih memiliki rasa peduli, ya," celetuk El.

Arcy berdesis, kemudian menatap El sebentar. "Aku peduli pada apa pun dan siapa pun yang tidak berbuat jahat."

"Tapi kau pun jahat, kau membunuh orang," sahut El.

Arcy mengangkat satu alisnya, dengan rasa percaya diri yang tinggi dia menjawab. "Aku membunuh orang yang jahat, bukan orang yang tidak jahat!"

El memilih sudahi saja perdebatan itu, Arcy akan selalu mempunyai kata-kata untuk membela dirinya.

Lengkingan anjing semakin terdengar, membuat tangan Arcy mengepal kuat. Dia memberi isyarat pada adiknya untuk segera menghampiri dua pria tersebut.

Benar saja, dua pria itu sedang memukul beberapa anjing liar menggunakan balok yang memang ukurannya tidak besar, tetapi tetap saja itu sakit.

"Hei, Tua bangka!" sapa Arcy sambil tersenyum jijik di balik masker hitamnya.

Pria yang sedang memegang botol
minuman nampak mengerutkan keningnya, sedangkan pria yang tidak memegang botol minuman menatap Arcy tidak suka.

"Kau bilang apa tadi, Anak muda?" tanya pria yang tidak memegang botol minuman.

"Apa kau tuli? Aku bilang, Tua bangka!" Dengan santainya Arcy menghampiri merek, sambil tangan dia masukan ke dalam hoodie-nya.

Pria yang memegang botol minum itu menunjuk Arcy dengan sedikit linglung. "Hei, Anak muda. Apa orang tuamu tidak pernah mengajari sopan santun saat berbicara dengan yang lebih tua darimu? Berani sekali kau berkata seperti itu."

Arcy tersenyum miring. "Tidak usah berbicara soal sopan santun, bahkan orang tuaku mengajari anaknya untuk tidak menyiksa hewan."

"Oh, jadi kau menghampiri kami. Karena tidak suka melihat anjing liar tidak berguna itu kami siksa? Kau tahu, mereka pantas disiksa, haha...." tawa kedua pria itu pecah, membuat Arcy menatap mereka jijik.

"Ya, kau benar! Sekalian, aku ingin membalas perbuatan kalian pada anjing liar."

Dua pria itu saling bertatapan dan detik berikutnya mereka tertawa sampai terbahak-bahak. "Memangnya kau ingin membalas dengan cara apa, kau saja masih seperti anak kemarin."

Arcy menyeringa, pelan-pelan dia mengeluarkan pisau dari kantong hoodie siap memberi pembukaan untuk permainannya kali ini, tetapi....

"Like this!"

Bugh!

Bugh!

El menendang perut dua pria itu, kemudian menginjak tangan keduanya, dengan cepat dia mengeluarkan pisau lipatnya dan menancapnya di tangan kiri salah satu pria tersebut.

"And this!" El mencabut pisaunya, menancapkannya lagi, kemudian dia goreskan dan dia sayat-sayat sampai darah merembas keluar.

Arcy tidak tinggal diam, dia membantu El untuk pria yang satunya. Arcy langsung menancapkan pisaunya ke mulut pria tersebut, mencabutnya kembali, dan memotong lidahnya. Arcy lempar lidah yang sudah terpotong itu ke arah para anjing liar.

Hazardous [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang