🔪SIX.

229 71 160
                                    

Senyuman miring itu terlihat jelas di bibir El, sudah tiga hari Kelly tidak masuk sekolah, kematian Glend juga belum diketahui.

"Oh, Kelly... aku harap kau masih bisa selamat dan menyampaikan kenangan tragismu."

Tidak ada Kelly, tidak ada Glend. Semua mencari sepasang kekasih yang terkenal di satu sekolahan itu.

"Hariku sedikit membaik tidak ada kalian." El berjalan dengan sangat bersemangat. Setidaknya, dua pem-bully sudah mendapat ganjarannya.

"Yang bully aku semua murid di sekolah, harus aku membuat mereka jera satu per satu?" tanya El pada dirinya sendiri. El berbeda dengan Arcy, El tidak berniat membunuh meski dia juga ikut andil dalam membunuh Glend, tetapi dia lebih suka menyiksa musuhnya saja kemudian membiarkannya hidup, atau lebih tepatnya mati dengan sendirinya.

"Mati perlahan itu lebih baik, Bung. Aku hanya memberinya kenangan buruk yang akan mengganggu kejiwaannya."





"Sudah tiga hari aku tidak melihat Glend dan Kelly," ucap salah satu siswi angkatan El.

"Aku juga, bahkan guru pun tidak ada yang tahu kenapa mereka berdua tidak masuk sekolah."

"Berpikir jernih, mungkin sedang liburan."

Arcy tersenyum sambil menguyah sandwich.

Bugh!

Brak!

William memukul wajah Arcy, kemudian menarik pria itu dan menghampaskannya kasar sampai Arcy mengenai meja kantin lainnya.

Arcy hanya diam, dia ingin tahu apalagi yang akan William perbuat.

Sur!

Air lemon itu membasahi seragam Arcy, William semakin memandang rendah Arcy saat pria itu masih berdiam diri.

"Kapan kau akan melawanku, Freak?" tanya William, bernada rendah.

"Kau lemah sekali, Arcy. Aku semakin bersemangat untuk mengganggumu."

Bugh!

Wajah Arcy terkena tendangan William. Semua gadis yang melihat itu bersorak-sorak memanggil Arcy untuk melawan, sedangkan para pria mendukung William.

Sret!

Brak

Arcy mengambil tasnya, berlari kencang mendorong William.

"Hei, Lemah! Kembali, cih! Dasar lemah." William membuang ludahnya sembarang.





Arcy berlari ke luar sekolah, dia muak sekali berada di tempat yang bagaikan neraka itu. William dan teman-temannya akan terus menganggu Arcy.

"Aku akan membalasmu, William," desis Arcy.

Mendatangi sebuah taman yang sepi pengunjung, Arcy menyenderkan bahunya dibangku taman dan memejamkan matanya, menikmati angin menerpa wajah.

Hatinya sakit, semenjak kepergian orang tuanya. Kehidupan Arcy dan El berbubah seratus delapan puluh derajat. Keluarga besar membuangnya, di-bully teman sekolahnya.

Arcy ingin menangis, namun dia tidak akan membiarkan air matanya jatuh.

"Mom, dad. I miss you badly!"

Arcy menoleh saat ada yang menepuk pundaknya. Tertanya itu Annie–adik dari momy Arcy.

"Kau tidak pergi ke sekolah, Arcy?" tanyanya berbasa-basi.

Hazardous [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang