🔪FOUR.

269 74 149
                                    

"Arcy, aku tidak bisa tidur!" El membuka pintu kamar Arcy, terlihat pria itu masih terjaga.

"Eh, kau belum tidur juga?" tanya El, menghampiri Arcy yang sedang membersihkan sesuatu dengan kain dan air.

Mata El membulat, Arcy sedang membersihkan pisau yang digunakan untuk membunuh Glend.

"Kau membersihkan itu malam-malam? Kurang kerjaan sekali," desis El.

Arcy tidak langsung menjawab, dia menaruh pisau itu ke laci. "Aku suka darah Glend ada di pisauku, kemudian aku cuci sampai bersih, membayangkan anak monyet itu saat berteriak tadi."

"Kau mirip psycopath, Arcy!" sentak El.

Arcy mengangkat bahunya, kemudian dia duduk di bangku yang menghadap langsung ke luar jendela kamarnya. "Kau tahu, El. Tadi sebenarnya aku tidak ingin membunuh anak monyet itu."

"Lalu kenapa kau membunuhnya?" tanya El.

"I don't know, i just want kill him" Arcy menatap El dengan arti yang sulit ditebak. "Pertama... aku hanya ingin mengancamnya, menakutinya, dan memberi pelajaran, tapi saat pisau itu menggores lehernya dan darah itu keluar, ada sesuatu dalam diriku yang menginginkan lebih."

"Maybe karena Glend terus menghina orang tua kita, kau emosi dan kau tidak bisa mengendalikannya." El menaik turunkan alisnya.

"Maybe yes, maybe no" Arcy berdiri kemudian melipat tangannya di dada, "Kau, kenapa ke kamarku malam-malam? Tidak bisa tidur?"

El mengangguk. "Aku tidak bisa tidur, karena aku merasa bersalah sudah membunuh Glend."

"Kau merasa bersalah seperti orang beragama saja, memangnya kau mempunyai agama?" tanya Arcy.

El menggeleg. "Tidak, sejak lahir aku tidak beragama, sama seperti dirimu, dan orang tua kita."

"Lalu, kau merasa bersalah pada siapa? Tuhan? Memangnya kau mempercayai Tuhan?" tanya Arcy lagi.

El menggeleng beberapa kali. "Tidak juga."

Arcy mengembuskan napasnya kasar. "Kau tidak beragama, kau tidak percaya Tuhan, kau Ateis sama sepertiku, mom, and dad."

El tersenyum kemudian mengangguk paham. "Itu artinya, aku tidak perlu merasa bersalah atau merasa berdosa karena sudah membunuh."

Arcy menganguk, kemudian menarik tangan El untuk keluar. "Sekarang, kembali ke kamarmu dan tidur!"

Brak!

El berdecak sedikit karena Arcy menutup pintu dengan keras, kemudian dia segera kembali ke kamarnya untuk tidur.





El dan Arcy saling melempar senyum, belum ada tanda-tanda tentang kematian Glend, sepertinya belum ada yang tahu.

Oh tentu saja... Saat pembunuhan Glend, orang tuanya tidak ada di rumah, sedang pergi ke kota lain karena urusan kerjaan.

"Kau tahu, Arcy... aku penasaran, sekarang seperti apa bentuk tubuh Glend yang sudah tidak bernyawa itu," ucap El pelan, hanya dirinya dan Arcy saja yang bisa mendengar.

"Tidak tahu, tapi kuharap mayatnya ditemukan tewas setelah beberapa hari, aku ingin lalat dan belatung memakan tubuh anak monyet itu dulu."

El mendelik pada Arcy. "Kau kejam juga ternyata."

"Mereka yang membuatku seperti ini, El." Berjalan lebih dulu meninggalkan El.

El hanya mengangkat bahunya tidak peduli, kemudian melangkah untuk langsung memasuki kelasnya saja.

Hazardous [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang