Hai, ges. Balik lagi, yah?😂
Cusss baca
---HAPPY READING----
🔆 Yang Sudah Terjadi 🔆
Tok! Tok! Tok!
Si kapten basket itu mengetuk pintu rumah Gina. Sembari menunggu, Yudhis memutuskan untuk mengirim pesan kepada Gina. Bahwa dia datang ke rumah itu.
Tak lama kemudian suara kunci pintu terdengar. Terlihat Gina yang memakai pakaian tidur bergambar Dora Emon. Cewek itu hanya diam dan langsung duduk di kursi teras rumah.
Begitu pun dengan Yudhis, mengambil tempat duduk di samping Gina. Hanya keheningan malam yang menemani mereka.
Yudhis menatap Gina yang melamun. Apakah cewek itu sedih? Perihal kejadian sore tadi, ucapan Garlan yang terdengar menghina Gina.
"Besok Kak Yudhis nggak usah jemput Gina lagi." Gina berucap tanpa menoleh. "Gina nggak pengen ada kesalahpahaman lagi, Kak," imbuh Gina mencegah Yudhis yang akan berbicara.
Hanya embusan napas yang dikeluarkan oleh si kapten basket itu. Mengelus surai rambut Gina yang sedikit tertiup angin malam. "Buang jauh-jauh ucapan tadi sore. Jangan masuk in ke hati," ucap Yudhis. "Bersikaplah bodo amat dengan penilaian negative orang lain. Karena itu, nggak penting."
"Apa lo takut hubungan lo sama dia putus, dan pada akhirnya mengecewakan keluarga kalian?"
Gina langsung menoleh lagi. Menatap Yudhis dengan alisnya yang ditekuk. "Hubungan?"
"Lo sama Garlan udah tunangan, kan?"
Gina yang mendengar tentu saja mengangguk. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Garlan dan Gina terikat hubungan pertunangan. Itu dulu, berbeda dengan sekarang.
"Udah putus," ucap Gina membuat raut terkejut di wajah si kapten basket itu.
Oke, Yudhis paham dengan sikap cueknya. Meskipun dirinya satu sekolah dengan Gina dan Garlan, sebenarnya dia tidak akan mengetahui kisah mereka jika saja dia tidak bertemu dengan almarhum Praswira, alias Ayah dari Gina.
"Kok bisa?"
Gina membalas dengan tawa kecilnya. "Pertunangan Gina sama Kak Garlan dulu itu karena bisnis. Nggak ada kata cinta dalam hubungan kita. Mungkin dari pandangan orang lain Gina bodoh dalam berpikir dan bertindak. Tetapi bagi Gina itu hal yang benar, lagian Gina juga udah menganggap Om Tama itu sebagai Ayah Gina karena orangnya baik banget."
"Terus?" tanya Yudhis terlihat penasaran.
"Gina juga berpikir penerimaan Gina bukan hal yang salah. Toh Om Tama orang baik dan pastinya anaknya juga baik." Lanjut Gina menjelaskan.
"Dan Garlan baik, kan sama lo?" Yudhis bertanya dengan sengaja, meskipun dia sudah mengetahui jawabannya, bahwa Garlan terlihat menunjukkan rasa tidak sukanya kepada Gina.
Gina hanya tersenyum. Tidak mungkin dia menceritakan sisi buruk orang yang ia cinta.
Wait?! Gina juga terkejut dengan apa yang barusan hatinya ucapkan.
"Berarti lo udah nggak ada hubungan sama Garlan?"
"Ada," sahut Gina. "Rencananya mau balikan, tapi--"
"Nggak usah! Lo pantes dapet yang lebih baik. Contohnya gue," ucap Yudhis dengan percaya diri.
Gina yang mendengar terkekeh. Takjub dengan rasa percaya diri cowok di sampingnya itu. Dan lagi-lagi tangan Yudhis terulur mengusap surai rambut Gina dengan senyuman manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejar Mantan [END]
Teen Fiction[PART LENGKAP] "Di saat orang-orang ngejar masa depan. Eh, lo sendiri yang ngejar masa lalu." Sindiran itu terucapkan untuk seorang pemuda. "Tapi gua ngejar karena ada hal yang memang ngedorong gue buat ngelakuin itu. Perasaan gue yang terlambat. Em...