LIMA BELAS

534 47 0
                                    

Hai, ges. Balik lagi, yah?😂

Cusss baca

---HAPPY READING---

🔆 Satu Peringatan 🔆

“Gue pikir ngobatin luka yang udah gue buat sendiri itu gampang. Karena gue tau, jalur penyakitnya itu di mana,” ucap Garlan mengaduk es tehnya. “Tapi kenyataannya gue salah. Nggak segampang  gue berekspektasi.”

Arlan yang sedang memakan baksonya menatap cowok di depannya. Duduk berhadapan di meja kantin yang diduduki murid SMA Tirta untuk makan, atau hanya sekedar mengobrol dan minum.

Memperhatikan Garlan yang sepertinya mengalami hambatan. Bukan sepertinya, tetapi kenyataannya. Arlan tau Garlan yang tengah memikirkan usahanya untuk membuat Gina jatuh cinta.

“Lagian lo, mah, aneh,” sahut Arlan. “Di saat orang ngejar masa depan. Eh, lo sendiri yang ngejar masa lalu,” sindir cowok itu melanjutkan makannya.

Putaran bola mata itu menunjukkan rasa malasnya Garlan mendengar ucapan sahabatnya itu.

“Tapi gue mengejar karena masih ada cinta. Emang salah? Emang dosa, kalo gue kejar mantan gue sendiri?”

Dan Arlan hanya menatap sahabatnya itu tanpa menjawab.

“Entah hasilnya plus atau minus. Tapi yang penting gue berjuang,” imbuh Garlan dan memakan baksonya.

“Lo nggak salah dan lo juga nggak dosa. Nggak ada juga undang-undang yang ngelarang buat kejar mantan. Tapi lo tau? Dan apa lo ngerasa kalo Gina seolah mencegah jatuh ke pelukan lo setelah apa yang terja--“

“Dia udah beri kesempatan sama gue, Lan,” potong Garlan.

“Dan masih ada kesempatan setelah lo ngatain dia murahan di depan umum?” Arlan mengangkat alisnya sebelah ke arah Garlan. Melihat sahabatnya yang hanya diam, membuat dirinya tersenyum sinis.

“Gue juga nggak tau ke depannya gimana, Gar. Tapi saat ini gue sebagai sahabat lo, gue dukung apa yang mau lo lakuin,” ucap Arlan menyeruput es jeruknya.

Thanks, Lan.”

Arlan hanya mengangguk, sebelum pandangannya berhenti pada sosok cewek manis di depan penjual soto kantin itu. Gina, cewek itu tersenyum. Membuat Arlan juga ikut tersenyum, tanpa sepengetahuan sahabat yang ada di depannya yang kini memakan baksonya.

🔺️🔻🔺️

“Baik, sekarang kita masuk ke materi metabolisme,” ucap seorang guru di dalam kelas 12 IPA-2 itu. Yang merupakan kelas Garlan, yang sudah pasti kelasnya Arlan juga.

Guru yang biasanya dipanggil Bu Mince itu menjelaskan dengan coretan di papan tulis putih sebagai catatan kecil untuk muridnya. Menjelaskan materi dengan jelas dan lantang yang menjadi ciri khas guru tersebut.

Ada yang mendengarkan dengan serius, ada juga yang sambil menuliskan apa yang mereka dengar atau lihat di papan tulis. Parahnya ada yang tidur.

“ARLAN YUNICO!”

Nah, seperti cowok yang dipanggil barusan. Cowok itu langsung bangun dari tidurnya dengan terkejut.

“Hadir, Bu... hoaaahhhmmm,” ucap Arlan yang masih sempat-sempatnya untuk menguap.

Hal itu membuat Bu Mince memelototkan matanya. “Jawab pertanyaan saya, apa yang dimaksud metabolisme?” tanya guru itu memberi pertanyaan kepada murid malasnya itu.

Kejar Mantan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang