Hai, ges. Balik lagi, yah?😂
Cusss baca
---HAPPY READING---
🔆 Konsep yang Rumit 🔆
Sepasang remaja terduduk berdampingan. Dengan si cewek bergelayut manja di lengan cowoknya. Seolah menciptakan dunia milik berdua. Tak memedulikan sekitar, termasuk cewek di depan mereka.
“Nanti pas kita nikah, kita punya anak berapa?”
“Tujuh,” jawab cowok itu menatap cewek di depannya yang juga menatapnya itu.
Tawa kecil dikeluarkan oleh Adysti. Cewek yang masih bergelayutan di tangan Garlan itu, kini menatap sinis ke arah Gina yang ada di hadapannya.
“Kenapa dia harus ikut sih, yang?” Adysti bertanya kepada Garlan dengan menyenderkan kepalanya.
“Buat pajangan.”
Shit! Dengan sengaja ucapan itu dikeluarkan.
Gina yang mendengar mencoba mengabaikan. Sudah berkali-kali cewek itu menyaksikan dan mendengarkan ucapan remeh dari cowok yang berstatus tunangannya beberapa bulan lalu.
“Coba aja kalo kamu dijodohin sama aku.”
“Udah pasti gue bakal bahagia,” sahut Garlan tersenyum puas ke arah Gina.
Entah rangkaian kata apa yang menunjukkan konsep hubungan antara tiga remaja itu. Garlan yang sudah bertunangan dengan Gina. Dan juga memacari Adysti.
Sakit?
Harus ditahan, Gin, toh mereka pacaran berawal dari sebuah taruhan permainan, batin Gina menguatkan.
Lewat Adysti, Garlan melakukan perilaku menyakitkan dalam sebuah hubungan. Pengkhianatan, yang seolah-oleh kegiatan yang menyenangkan.
Huuuuffft!
Helaan napas keluar setelah mata cewek manis itu terbuka. Memimpikan kejadian menyesakkan di masa lalu yang mampir saat dia tidur siang. Adysti, cewek di masa lalunya dan tunangannya yang baru tadi pagi dia temui.
Drrrrt!
Baru saja Gina ingin bangun dari tempat tidur, benda di atas nakas itu bergetar. Mengambil benda pipih itu dan membuka notifikasi pesan dari Garlan.
Kakak Mantan
Gue udah di depan rumah lo. Buruan buka
🔻🔺️🔻
Tatapan yang biasanya menunjukkan aura jutek nan dingin kini berbeda. Adysti menyorot dengan marah serta sedikit rasa kecewa. Cowok di depannya itulah sebagai penyebabnya. Saat ini mereka duduk di restoran yang ada di mal.
“Ti, gue bener-bener minta maaf,” ucap Arlan dengan nada memohon.
“Maaf?” Adysti tertawa hambar. “Setelah semuanya terjadi. Tingkah lo yang barusan bikin gue pengen nampar--“
“Tampar aja, Ti. Gue ikhlas.”
Plakkk!
Untung saja restoran ini hanya terlihat beberapa pengunjung. Masih aman untuk Adysti ketika memarahi Arlan.
Bagaimana tidak marah? Seenak jidat Arlan bertingkah menjengkelkan setelah mereka tak sengaja bertemu dengan Garlan dan Gina di warung soto tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejar Mantan [END]
Novela Juvenil[PART LENGKAP] "Di saat orang-orang ngejar masa depan. Eh, lo sendiri yang ngejar masa lalu." Sindiran itu terucapkan untuk seorang pemuda. "Tapi gua ngejar karena ada hal yang memang ngedorong gue buat ngelakuin itu. Perasaan gue yang terlambat. Em...