DUA PULUH DUA

401 35 0
                                    

Hai, ges. Balik lagi, yah?😂

Cusss baca

--HAPPY READING---

🔆 Mengontrol Perasaan 🔆

"Ada sesuatu yang seharusnya lebih penting dari ini. Gue berjuang buat dapetin lo lagi. Lo juga harus berjuang menerima gue lagi sesuai yang pernah lo bilang."

Ucapan itu terus terngiang. Semakin jelas jika Gina berdiam diri seperti ini. Di atas sebuah motor yang terparkir di parkiran sekolah.

Untung saja tadi bel tanda istirahat sudah usai terdengar nyaring. Membuat Gina bisa mengalihkan topik dan pergi dari hadapan Garlan.

"Gina semakin bersalah kalau seperti ini." Cewek itu mengusap sekilas wajah cantiknya. "Bener kata Kak Garlan. Gina juga harus berjuang, kenyataannya menerima orang yang pernah menyakiti tidak semudah itu. Pasti Kak Garlan juga sama sulitnya buat yakinin Gina lagi," ucap Gina bermonolog.

Suasana di parkiran lumayan sepi mengingat saat ini sudah jam pulang sekolah. Bel sudah berdering sekitar 10 menit yang lalu, tinggal ada beberapa murid yang masih berkeliaran di sekitar sekolahan.

"Gin." Suara panggilan itu membuat Gina menoleh.

Garlan. Untuk apa mantannya itu menghampiri?

"Sebagai ganti karena hari ini gue nggak bisa anter lo pulang." Cowok itu menyodorkan sebatang cokelat.

Aih, kan emang Gina niatnya nggak pulang sama dia, batin Gina menyahut.

Niatnya itu sebab dirinya masih merasa bersalah. Dan sudah terlanjur untuk meminta seseorang yang akan mengantarkannya pulang.

Siulan keras dari arah samping membuat keduanya menoleh. Wajah tengil Arlan terlihat dari senyuman dan alisnya yang ia naik turunkan.

"Pak ketu sama Bu sekretaris. Mantep, nih lagi jalanin adegan romantis!"

Suara menyebalkan itu terdengar lantang membuat beberapa pasang mata dari murid yang masih ada di sana mengarah ke mereka.

"Lo bisa diem, nggak? Atau mau gue patahin kayak nih cokelat," ucap Garlan. Tanpa sadar tangannya mematahkan sebatang cokelat yang niatnya akan dikasih ke Gina.

"Ih, kok dipatahin cokelatnya. Kan katanya buat Gina." Cewek itu langsung merebut patahan cokelat itu.

Sedangkan Garlan meringis dan menggaruk pelipisnya. Melirik ke arah Gina yang juga meliriknya. Berbeda dengan Arlan yang tentu saja tertawa.

"Hatinya udah pernah lo patahin. Sekarang cokelat dari lo buat dia juga lo patahin. Hahahaha, bangsat," umpat cowok itu di tengah ia tertawa.

🔻🔺️🔻

Saat ini sang kapten basket berjalan menuju parkiran setelah selesai dengan urusan anak basket dan pelatih team mereka.

Dirinya berhenti melangkah tak jauh dari tiga orang yang ada di dekat motornya. Tawa dari salah satu orang itu pun ikut terhenti setelah tak sengaja mereka bersitatap.

"Gin, jadi barengan, 'kan?" tanya Yudhis pada Gina yang ada di samping motornya.

Anggukan dari cewek manis itu lantas membuatnya tersenyum. Mendekat ke arah motor tanpa memedulikan tatapan tajam dari seorang Garlan.

"Makasih cokelatnya, Kak. Gina bakalan makan habis meskipun udah remuk gini," ucap Gina ke arah Garlan.

"Sorry, ya?"

Kejar Mantan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang