DUA PULUH TIGA

381 29 0
                                    

Hai, ges. Balik lagi, yah?😂

Cusss baca

---HAPPY READING---

🔆 Gengsi 🔆

“Sumpah! Gue pusing banget sama soal tadi. Pak Maman kalo buat soal bahasa emang nggak pakek itung-itungan.” Uti menggerutu saat dirinya mendudukan pantatnya di samping Gina.

“Namanya juga mapel Bahasa Indonesia, bukan mapel Matematika,” sahut Mela mengipasi wajahnya dengan buku.

“Uti salah kalimat." Gina terkikik geli ke arah temannya itu.

Mereka berada di depan sebuah kelas. Duduk di lantai untuk rehat sebentar setelah mengerjakan soal Penilaian Tengah Semester. Hari ini hari pertama mereka melewati masa itu.

“Lo duduk di ruang berapa, Gin? Pengawasnya galak, nggak?” tanya Mela. Mengingat tempat duduk semua murid yang di rolling saat masa tes.

“Ruang 1, duduknya bareng sama mantan. Pengawasnya tadi Pak Jeri, ya lumayanlah tadi Gina bisa nyontek,” jawab Gina tersenyum senang.

“Busyeeeet! Menang banyak lo, ye. Pasti sebagian soal yang ngerjain Kak Garlan,” tuduh Uti yang diangguki Gina dengan tawa cewek itu.

“Eh, jangan diulangi lagi. Kata mama itu nggak baik,” ucap Ninis mengeluarkan ceramah dari mamamnya.

“Iya, Ninis. Nanti Gina bakal lakuin lagi,” jawab cewek manis itu kemudian tertawa kecil yang juga dianut Mela dan Uti. Mereka melihat ekspresi cemberut dari cewek sepolos Ninis.

“Kantin, yok. Gue udah laper. Kayaknya kantin juga udah lenggang,” kata Uti setelah tawanya reda. Memang mereka tidak ingin mengantre, dan berakhir duduk di lantai depan kelas.

Semuanya pun mengangguk. Keempat pasang kaki berbalut sepatu itu melangkah menuju kantin. Obrolan kecil mengiringi langkah mereka yang didominasi suara Uti, si cewek cerewet di antara mereka.

“Biar Gina aja yang pesenin. Batagor aja, yak? Sama minumnya apa?” Cewek itu menawari tiga temannya.

“Es teh manis, samain aja sekalian,” ujar Mela menyahut.

Gina langsung memesan apa yang akan mereka makan dan minum. Sampai akhirnya pundaknya terasa ada yang menjawil membuat dirinya sedikit kaget.

“Lagi ngapain mantannya Garlan?” bisik cowok itu di belakang Gina.

“Lagi pesen batagor. Mantan Gina sendiri lagi ngapain?” bisik Gina kembali bertanya.

“Sama.” Garlan kembali berbisik yang membuat keduanya terkekeh geli akan tingkah absurd yang mereka lakukan.

“Jangan pedes-pedes,” titah Gina saat Garlan memesan batagor setelah tawa kecil mereka berhenti.

“Iya, Sayang,” balas Garlan kemudian memesan. “Batagor satu, Bang. Nggak pedes.”

“Ih, pacar bukan suami bukan manggilnya sayang.”

“Habisnya lo diberi kepastian malah ngajak main kejar-kejaran,” jawab Garlan santai dengan senyuman andalan membuat bibir cewek manis itu cemberut kesal, tetapi terlihat lucu.

Kejar Mantan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang