DUA PULUH LIMA

393 27 7
                                    

Hai, ges. Balik lagi, yah?😂

Cusss baca

---HAPPY READING---

🔆 Lebih Nyaman 🔆

"Akhirnya Gina bisa bernapas juga." Cewek itu tengah membereskan alat tulisnya ke dalam tas.

"Emang kemarin-kemarin lo nggak napas?" tanya Garlan yang menyender di tembok samping Gina.

"Ihhh, maksud Gina tuh nggak gitu."

"Lah terus gimana, Cantik?"

"Heemm," tunjuk Gina ke arah lubang hidungnya sebelum cewek itu lari dengan tawanya, meninggalkan Garlan yang masih di depan ruangan tes mereka. Sesekali memutar kepalanya untuk mengejek Garlan dengan menjulurkan lidah.

Garlan tertawa melihat tingkah mantannya. Kemudian dirinya menyusul Gina yang masih berlari kecil di koridor sekolah. Tak memedulikan beberapa murid yang masih ada di sana. Sampai Garlan menubruk seorang cewek yang barusan turun dari anak tangga dengan buku di tangan cewek itu. Untung saja cewek itu tidak jatuh karena Garlan berhasil menangkapnya.

Gina yang melihat kejadian itu memutar balik jalannya. Berlari menuju ke arah Garlan dan cewek itu.

"So... sorry. Gue nggak lihat lo tadi," ucap cewek itu guhup dan masih dalam dekapan Garlan.

Garlan mencoba tersenyum. Melepaskan cewek itu dengan ucapannya, "lain kali hati-hati. Kalo baca buku sambil duduk."

"Kak? Ada apa?" tanya Gina saat tiba di sana.

"Ehm, ini tadi gue nggak sengaja nabrak Naima," jawab Garlan.

"Kakak nggak papa?" tanya Gina ke arah Naima. Dirinya memegang pundak cewek itu.

Terlihat Naima tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian dirinya pamit, pergi dari mantan pasangan itu.

"Itu Kak Naima yang pernah deket sama Kak Garlan, bukan?"

Garlan mengangguk untuk menjawab. "Cewek yang gue deketin buat ngalihin perasaan gue ke lo waktu kita putus dulu. Tapi nyatanya gagal total," ujar Garlan masih menatap punggung Naima.

"Ih, jahat banget." Gina menoleh ke arah Garlan.

"Gue tau gue emang brengsek."

"Alhamdulillah sadar diri," ejek Gina lagi dengan tawanya dan berlalu begitu saja dengan berlari kecil.

Sampai Garlan menyamakan langkah mereka, jemarinya menggenggam hangat tangan Gina.

Sial, kenapa jantung Gina jedag-jedug ngedisko kayak gini?

Namun, cewek itu bersikap biasa saja. Bahkan membalas genggaman itu tak kalah eratnya.

Langkah mereka akhirnya sampai di parkiran. Tepat di samping motor CB milik Garlan. Masing-masing keduanya memakai helm sebelum menaiki motor itu.

Baru saja Gina ingin naik, Yudhis datang dengan tiba-tiba.

"Nggak mau pulang bareng gue, Gin?" tanya sang kapten basket itu.

Belum sempat Gina membuka mulut, Garlan terlebih dahulu menyerobot. "Lo nggak lihat kalau kita mau pulang bareng?"

"Oh, lihat, kok gue cuman nawarin Gina, nggak usah sewot. Sapa tau orang baru lebih nyaman daripada orang di masa lalu." Menyebalkan, ucapan barusan membuat Garlan mencoba menahan emosinya karena ada Gina.

Gina yang tentunya mendengar ucapan barusan, buru-buru menaiki motor Garlan. "Makasih Kak Yudhis untuk tawarannya. Lain kali aja kita pulang bareng," ucap Gina.

Kejar Mantan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang