DUA PULUH

494 30 0
                                    

Hai, ges. Balik lagi, yah?😂

Cusss baca

---HAPPY READING---

🔆 Yang Berburuk Sangka 🔆

Papi dari Garlan itu terkejut akan kehadiran mantan calon menantunya. Eh, buset srepet, Mantan camen!

“Hai, mama. Hai Om mantan camer,” sapa Gina dengan riang. Dan menghasilkan tawa dari Tama karena sapaan Gina itu.

“Kok kamu di sini? Sama siapa?” Helena bertanya dengan mengelus surai putrinya.

“Tuh,” tunjuk Gina ke arah Garlan, yang saat ini berjalan ke arah mereka bertiga dengan mengelapkan tisu di bibir.

Garlan memeluk papinya itu sebentar. Mengingat pertemuan mereka setelah tiga hari, Tama tidak pulang karena pekerjaan di luar negeri. “Apa kabar anak papi?

“Sehat,” jawab Garlan seadanya. “Malam tante. Makin cantik aja,” sapanya ke arah Helena membuat wanita berumur itu terkekeh.

“Bisa aja kamu, Gar.”

“CLBK, nih roman-romannya,” goda Tama saat anaknya mendudukkan diri di samping Gina.

Gina yang mendengar hanya tersenyum cantik. Berbeda dengan Garlan, dengan sombongnya dia menepuk dadanya. “Jelas, dong! Pejuang mantan,” kelakar Garlan menghadirkan tawa di meja itu.

Tama pun menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya. “Udah pada makan?” Tanyanya pada Garlan dan Gina.

“Udah, Om," jawab Gina mewakili. "Kali ini Kak Garlan berubah jadi romantis."

Helena dan Tama tersenyum mendengar hal itu. Sama seperti Garlan yang melihat ke arah sang mantan.

“Kalo Papi udah makan? Jangan kerja terus.” Itu sindiran, bukan nasihat dari Garlan.

“Mama juga udah makan?” tanya Gina sekarang ke arah Helena.

Kedua orang tua ini malah cengengesan mendapatkan tatapan dari anak-anaknya yang sedang memperlihatkan perhatian mereka. Gina yang mengerti dengan reaksi kedua orang tua itu menghela napasnya. “Ya udah, biar Gina pesenin buat kalian,” ucapnya seraya berdiri. “Sekalian Gina juga mau ke toilet, permisi." Lanjutnya sebelum melangkah.


Dan Garlan?

Cowok itu masih menatap datar ke arah Papinya. “Huuuuffft! Kalo Gina nggak lihat kalian di sini, mungkin Papi sama Tante bakalan nggak makan. Cuman bahas kerjaan sampe restoran ini tutup.”

“Betul sekali,” sahut Tama. Dan atensinya mengarah ke arah Helena lagi, melanjutkan pembahasan pekerjaan dengan laptop di pangkuan Helena serta beberapa kertas yang dipegang Tama.

Garlan yang melihat hanya bisa menggelengkan kepalanya.

🔻🔺️🔻

“Nah, nanti kita tinggal atur itu jadwal awal pembangunannya kapan. Yang terpenting harus sesuai sama target tadi yang aku bilang.”

Kejar Mantan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang