Hai, ges. Balik lagi, yah?😂
Cusss baca
---HAPPY READING---
🔆 Yang Dibenci 🔆
Jemari mereka menggenggam erat, begitu erat seakan menolak untuk dipisahkan. Bibir mereka pun mengembang merekah. Mengutarakan kebahagiaan yang mereka rasakan.
Gina, cewek itu tersenyum malu, sedikit memalingkan wajahnya dengan menutup mulutnya dengan tangannya yang masih bebas.
"Ini tangan Gina kapan di lepas?" Cewek itu bertanya dengan pandangannya masih ke arah lain.
"Ngomong sama siapa? Gue di sini," ujar Garlan. "Kalo lo tanya gitu, gue jawab, tangan lo nggak bakalan gue lepas. Kecuali pas lo lagi berak."
Refleks Gina memukul Garlan membuat cowok itu tertawa.
Tanpa di duga badannya dibaringkan dengan paha Gina dijadikan bantal.
"Kejar mantan ternyata susah, ya, Gin. Mending ngejar gebetan," ujar Garlan dengan memainkan jari sang mantan.
"Terus kenapa kakak lakuin?"
"Karena gue sayang sama lo." Gina tersenyum semakin malu mendengar ucapan itu. "Lo suruh gue maju tapi perasaan lo nyuruh gue mundur."
Gina mendundukkan pandangannya. "Kakak tau dari mana?"
Garlan tak menjawab. Dia hanya tersenyum. Kembali mengingat obrolan Gina dengan sahabatnya beberapa waktu yang lalu. Dia juga merasakan saat beberapa kali cewek itu menolak secara halus ajakannya karena sudah ada janji dengan sang kapten basket.
Garlan tidak menyalahkan, dia tau Gina hanya takut dengan luka yang pernah cewek itu rasakan.
"Lo cantik, Gin." Strategi yang sangat pas untuk mengalihkan topik. "Coba lo lihat langit." Lanjut Garlan yang dituruti Gina.
"Emang kenapa sama langitnya?"
"Bulannya ngintip-ngintip malu. Kayaknya dia insecure sama lo yang cantik. Takut kesaing," ucap Garlan mendongakkan kepalanya menatap Gina yang sudah bersemu merah.
Sejak pelepasan OSIS kemarin. Dengan harapan Gina yang cewek itu ucapkan lewat kertas yang terbang dengan balon. Hubungan mantan pasangan itu mengalami perkembangan.
🔻🔺️🔻
"Ngapain mata lo melotot gitu? Mau gue colok?!"
Adysti bersiap menancapkan garpunya ke arah Arlan.
"Perasaan gue salah mulu," ucap cowok itu memelas.
"Emang lo salah. Ngapain coba nyuruh gue buat ke sini, terus bilang kalo mau ketemuan. Giliran gue milih pulang lo tahan. Suruh gue saksiin lo mutusin salah satu mainan lo," cerocos Adysti memakan nasi gorengnya.
"Ati-ati, Ti. Nanti lo keselek," tegur Arlan menyodorkan jus di depannya.
Adysti tak menyahut. Dia meminum jus dari Arlan barusan dan melanjutkan kegiatan makannya.
"Emang itu tujuan gue, Ti. Lo bisa lihat kalau gue udah lepasin semua cewek gue. Dan jangan bilang dia mainan gue karena mereka manusia. Yang harus dijaga perasaan mereka walaupun perasaan gue bagi-bagi. Baik, kan mantan lo ini," ucap Arlan membuat Adysti terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejar Mantan [END]
Teen Fiction[PART LENGKAP] "Di saat orang-orang ngejar masa depan. Eh, lo sendiri yang ngejar masa lalu." Sindiran itu terucapkan untuk seorang pemuda. "Tapi gua ngejar karena ada hal yang memang ngedorong gue buat ngelakuin itu. Perasaan gue yang terlambat. Em...