TIGA PULUH TUJUH

447 24 0
                                    

Hai, ges. Balik lagi, yah?😂

Cusss baca

---HAPPY READING---

🔆 Masih Sama 🔆

Kenapa harus pergi? Memang cuman itu jalan satu-satunya untuk menenangkan diri, atau menyembuhkan luka di hati?

Gina membuat rasa khawatir yang luar biasa bagi Garlan. Cewek itu pergi begitu saja. Dengan alasan yang diperlukan penjelasan.

Ulah orang yang dulu memang ia hancurkan hubungannya, kini orang itu seakan membalasnya.

Adysti mendatangi Gina dengan cicin yang ia curi dari Garlan. Mengungkapkan bahwa cincin yang pernah dipakai Gina sekarang milik Adysti yang diberikan Garlan, atas dasar perjodohan. Parahnya lagi Garlan tak habis pikir dengan Tama. Pria itu malah mendukung perbuatan Adysti. Bahkan dari cerita Adysti papinya malah terkesan untuk mendorong niatan Adysti, yang memang sudah berniat menghancurkan hubungan Garlan dan Gina.

Kita yang pernah bersatu, meski dengan pendeknya waktu. Masih sama, jarak saja yang kini berbeda. Entah Gina yang dalam kondisi sakit hati langsung pergi, atau hal ini terjadi karena lanjutan apa yang dulu Garlan perbuat?

Seri. Keduanya yang sedang diuji masalah perasaan.

Sore ini, di ujung lorong sekolah lantai dua yang sudah sepi. Garlan berdiri, melihat pemandangan bawah dari lantai dua.

Terhitung 2 bulan.

Garlan yang kehilangan tawa manis Gina, senyuman manis cewek itu, dan raga yang terkadang dia dekap ketika mengabadikan momen lewat kamera, serta wajah yang selalu membuatnya terpikat.

Vapor yang ia hisap membuahkan asap banyak dari mulutnya. Seolah menjadi pelarian untuk ketenangan.

Yah, meskipun Helena yang sudah menelponnya saat satu minggu hilangnya Gina yang tiba-tiba, wanita itu menjelaskan semuanya.

Bahkan memberi tahu bahwa Helena dan Gina saat ini berada di Bandung. Tanpa membuatnya repot yang memang sudah berniat untuk mencari informasi lewat seseorang. Anak sultan, apa saja bisa Garlan lakukan.p

Bisa saja Garlan langsung menyusul.

Bisa saja Garlan langsung melupakan dan memberanikan diri akan ancaman Tama.

Namun, semua itu tidaklah mudah. Dirinya masih mengingat kekecewaan Tama untuknya. Mungkin menahan sedikit perasaannya, untuk tidak bertemu. Dan menjadi pecinta dan perindu saat ini.

Merasa puas dengan benda yang digenggamnya yang menghasilkan asap dari mulutnya itu. Kemudian dirinya melangkah untuk pulang.

"Belajar, belajar, belajar," gumam cowok itu mengingat kegiatan rutinnya selama dua bulan ini.

Langkah terhenti setelah kakinya menuruni anak tangga terakhir. Dirinya menatap Adysti yang tak sengaja lewat. Tetapi tak butuh waktu lama. Karena cewek berambut sebahu itu langsung pergi begitu saja.

"Aneh," ucap Garlan dengan pelan terus menuju ke parkiran.

🔻🔺️🔻

Awalnya baik-baik saja. Datangnya kedua remaja itu untuk makan malam di tempat favorit mereka. Dengan menu makanan nasi goreng dan jus jeruk untuk Arlan. Dan mie goreng dengan lemon tea untuk Adysti.

Mereka makan dengan berbicara ringan dengan topik kesibukan mereka, saat akan menghadapi ujian-ujian yang akan memusingkan kelas 12 nantinya.

Tanpa ada pembahasan hubungan antar perasaan. Karena murni, saat ini hubungan berteman dengan mereka yang berstatus mantan.

Kejar Mantan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang