KECELAKAAN

311 33 0
                                    

Seorang wanita keluar dari minimarket membawa sekantong belanjaannya. Ketika ia hendak menuju mobil yang terparkir di pinggir jalan. Tanpa disadari ada sebuah motor yang melaju kencang ke arahnya yang memang sengaja ingin menabraknya.

"Awas!" pekik orang itu nyaring dan seketika mendorong tubuh wanita itu agar terhindar dari tabrakan. Akhirnya wanita itu terjatuh di pinggir aspal justru sang penolong itulah yang terserempet motor tersebut dan jatuh terpental.

Menyadari kejadian itu, wanita tersebut reflek teriak minta tolong. Dalam sekejab orang-orang yang melintas berhenti dan langsung mengerumuni si penolong gadis itu yang ternyata adalah seorang
pria muda. Orang- orang itu bergegas mengangkat tubuh pria itu ke mobilnya setelah diinstruksikan untuk segera memberi pertolongan karena keadaannya begitu mengkhawatirkan.

Pria itu jatuh terpental setelah dihantam laju motor misterius hingga kepalanya membentur aspal dan akhirnya pingsan. Kini mereka sampai di klinik. Disana pria tersebut langsung mendapat penanganan.

"Apa yang terjadi, Els?" tanya dr. Fandy di Klinik Medical Center yang tak lain adalah rekan Helsa di tempat kerjanya.

Wanita yang ditolong pria itu memanglah Helsa. Usai dari klinik tempatnya bekerja, ia sempat mampir ke mini market untuk berbelanja. Tak disangka, ia hampir celaka oleh orang yang tak dikenalnya. Seperti de ja vu dimana dia pernah hampir celaka saat hendak pulang dalam perjalanan mobilnya ditabrak oleh seseorang yang mengakibatkan body mobil bagian depan penyok. Setelah
mobil misterius menabraknya seseorang yang mengendarai mobil itu langsung kabur. Begitu beruntungnya Helsa waktu itu mereka hanya menggertak saja dan baru sekarang, peristiwa serupa terulang lagi. Malah dengan gamblang orang itu mencelakai Helsa secara terang-terangan hingga berujung tindakan kriminal.

"Aku nggak tahu, Fan? Kejadiannya begitu cepat," ucap Helsa terengah-engah karena cemas dengan keadaan pria itu.

"Ya udah Kamu kesana dulu, biar lukamu segera diobati agar tak infeksi!" titah Fandy menginstruksikan agar Helsa segera diobati.

Helsa meringis menahan perih saat lukanya diobati dan dibalut perban.

"Udah, Sus! Aku ingin melihat orang itu dulu," keluh Helsa agar perawat itu berhenti untuk mengobati lukanya.

"Sebentar, Dok! Kurang sedikit lagi selesai kok," ujar perawat itu menolak permintaan Helsa.

"Udah-udah aku nggak apa-apa. Ini hanya luka kecil justru sekarang aku takut kalau terjadi apa-apa dengan pria itu," tegas Helsa pada perawat yang sedang mengobatinya itu agar berhenti dari kegiatannya sejenak.

Helsa berjalan ke ruang rawat pria yang menolongnya tadi

"Gimana keadaannya, Fan? Apa dia baik-baik saja?" tanya Helsa cemas.

"Untunglah dia tak apa-apa. Kamu tenang aja, itu hanya benturan ringan sehingga tak sampai menyebabkan gegar otak," papar dokter Fandy.

Helsa mengangguk paham.

"Oh iya, gimana ceritanya kalian bisa bertemu tadi?" tanya Fandy lagi.

"Ketemu sama siapa maksudmu, Fan?" tanya Helsa mengernyit bingung.

"Memangnya Kamu belum kenal sama dia?" tebak Fandy serius.

"Yaelah, Fan. Saat genting gini, Kamu malah ngegoda aku nggak jelas," ujar Helsa sedikit ketus.

"Bukan begitu maksudku, Els,"
desis Fandy membela diri.

"Lalu?" tanya Helsa bingung.

"Ya ampun, Els. Dia itu dokter juga disini, masa Kamu nggak tau?" Fandy heran dengan sikap Helsa dan menggelengkan kepalanya.

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang