Now Playing || Friends Don't Do Like That - The Rasmus🎼
Mendengar ucapan Kaisar, Elang sontak menoleh. Dahinya mengernyit bingung. “Adek gue? Lena?”
“Iya. Gue ... gue kenal sama Lena.”
Bukan hanya Elang yang terdiam. Teman-teman Kaisar yang lain pun ikut diam. Jujur saja mereka terkejut saat mendengar apa yang Kaisar ucap barusan. Kaisar tidak pernah bercerita kepada mereka jika ia mengenal Lena, adik kandung Elang.
“Sejak kapan lo kenal sama Lena? Kok bisa?”
“Lo inget? Dulu gue pernah tinggal di Bandung. Kebetulan kalo gue lagi pengen nenangin diri, gue selalu ke danau tempat Lena biasa ke sana juga. Gue waktu itu kenalan sama Lena. Kata dia vilanya gak jauh dari sana.”
“Tapi kok gue baru kenal lo pas lo udah pindah ke sini, ya? Gue gak pernah ketemu lo kalo gue lagi ke sana. Lena juga gak pernah cerita soal lo ke gue.”
“Mungkin ... karena lo jarang ke sana. Gue pun gak tiap hari ke sananya.”
Elang manggut-manggut. “Jadi lo cuma mau ngomongin ini?”
Kaisar menarik napas, lalu dibuangnya perlahan. Ia sudah siap menerima segala konsekuensi yang akan terjadi setelah ini. Semoga keputusannya untuk jujur pada Elang adalah pilihan yang tepat.
“Enggak, ada yang lain. Gue mau jujur di depan lo dan di depan kalian semua. Gue gak bisa nutupin ini lebih lama lagi.”
Suasana di sana mendadak tegang. Hening. Mereka semua tampak begitu penasaran dengan hal yang yang dimaksud Kaisar. Sepertinya Kaisar bukan akan membicarakan hal kecil. Entah kenapa perasaan Elang pun mendadak tidak enak. Namun, ia berusaha berpikir positif.
“Sebelumnya gue mau minta maaf sama lo karena gue baru cerita sama lo sekarang.” Kaisar memberi jeda. “Lena ... Lena pernah suka sama gue. Waktu itu dia nanya ke gue, apa gue udah punya pacar atau belum, dan gue ... gue bohong ke dia. Gue bilang ke dia kalo waktu itu gue belum punya pacar. Padahal posisi gue waktu itu udah punya Sasha.”
Hati Elang mulai memanas.
“Suatu hari gue coba jujur ke Lena. Gue bilang ke dia kalo sebenernya gue udah punya pacar. Lena marah. Dia nangis dan lari ninggalin gue. Gue ngejar dia dan berusaha buat jelasin, tapi dia gak mau keluar dari vilanya. Gue selalu nunggu di luar sambil berharap pintu itu bakal dibuka sama Lena, tapi Lena tetep gak buka pintunya.”
Elang mengusap wajahnya kasar.
“Sampai suatu hari gue coba buat kembali ke sana, tapi gue malah dapet kabar buruk. Lena meninggal. Katanya dia lagi dimakamin. Gue nyusul ke sana. Gue berdiri di balik pohon kayak orang bego. Gue di sana, Lang. Gue ngeliat lo. Itu kali pertama. Kali kedua pas gue pindah ke SMA Rajawali. Jujur aja gue kaget, gue takut. Lo baik. Lo baik sama gue. Yang bikin gue gak berani jujur ke lo, karena gue gak mau kehilangan sahabat gue.”
“Anjing lo!” Satu bogeman mentah dari Elang berhasil mendarat di rahang Kaisar, membuat Kaisar sampai terhuyung dan jatuh ke tanah. Teman-teman Kaisar beserta Abah Udin tampak terkejut. Leon dan Abah Udin hendak memisahkan Elang yang hendak memukul Kaisar lagi. Namun, Kaisar memberi kode agar semuanya diam.
Alhasil bogeman kedua kembali melayang. Kali ini mengenai hidung Kaisar. Darah sontak mengalir dari sana. Berdenyut nyeri. Akan tetapi ia tak peduli. Ia membiarkan Elang terus memukulinya. “Lo tau gak jantung Lena lemah, hah?! Kenapa lo gak jujur sama dia dari awal?! Lo pengen tau kenapa Lena bisa meninggal?! Lena gak mau minum obat-obatnya!”
“Sori ... Lang.”
“Lo pikir ucapan maaf lo itu bisa bikin Lena balik? Waktu itu polisi nemuin banyak obat punya Lena di dalem laci. Lena ... dia gak pernah minum obatnya lagi. Sekarang gue tau alesannya kenapa. Lo! Lo udah bikin satu-satunya berlian yang gue punya pergi! Keparat!!!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasha untuk Kaisar
Teen Fiction❝Untukmu, yang menyimpan banyak rahasia.❞ *** Sasha Almeera Resta, gadis gigih dan periang yang kini menetap di SMA Rajawali. Misi Sasha adalah mengungkap rahasia yang selalu ditutupi mantan kekasihnya. Termasuk mencari tahu alasan yang membuat ia b...