15. Koin Lima Ratus

2.3K 275 12
                                    

Now Playing || Kucinta Nanti - Ashira Zamita🎼

"Punya duit lima ratusan gak?" tanya Farah kepada teman-temannya.

"Buat apaan?" Sasha bertanya balik.

"Buat bayar batagor. Duit Farah kurang lima ratus nih buat bayar batagor. Pinjem, dong."

"Kalo lima ratus ribu gue gak ada, Far."

"Bukan lima ratus ribu, tapi lima ratus koin!" ralat Farah ngegas.

Sasha manggut-manggut. "Ohh."

"Ada?"

"Apa?"

"Lima ratus koin!"

"Enggak. Adanya lima puluh ribuan."

Farah menatap Sasha kesal, kemudian beralih pada Nadin dan Ghea. "Kalian punya gak?"

"Gak!" sahut Nadin dengan mulut penuh batagor.

"Gue sih punya, tapi masalahnya bakal lo ganti gak nanti?" tanya Ghea membuat Farah langsung cemberut.

"Elah, Ghe-Ghe, ketimbang duit lima ratus doang. Perhitungan banget. Ya udah kalo gak mau minjemin, bantu bayarin aja nih makanan Farah! Siapa yang mau bayarin?"

"Eh, gak mau-gak mau!" Teman-teman Farah sontak menggeleng secara serentak.

"Nah makanya, mending pinjemin aja lima ratus tadi. Sini, Ghe." Farah menyodorkan tangannya ke arah Ghea, meminta agar uang lima ratus itu diberikan padanya.

Ghea mencebik. "Iya-iya, bentar!" Ghea mengorek-ngorek sakunya, mencari satu-satunya koin lima ratus yang ia punya. Setelah ketemu, ia lantas mengeluarkan koin itu. Namun, saat hendak diberikan kepada Farah, koin itu malah terjatuh dan menggelinding ke lantai karena tangannya licin.

"Eh, Ghe, cepetan bawa tuh, Ghe! Keburu dicomot orang!" seru Farah heboh.

Ghea lantas berlari mengejar koin itu. Hingga akhirnya koin itu berhenti karena terantuk kaki meja. Ghea pun berjongkok, mengambil koin itu seraya mengucap syukur. Saat Ghea bangkit, matanya langsung bertatapan dengan seseorang.

Tubuh Ghea mematung.

"A-Aidan?" gumam Ghea tak percaya.

Aidan balas menatap Ghea dengan raut yang sama terkejutnya, tetapi itu tak berlangsung lama karena Aidan langsung memasang senyum tipis. "Ghea. Kita ketemu di sini, ya."

"Kamu ... maksudnya, lo kok ada di sini?"

"Seperti yang lo lihat, gue pake seragam sekolah ini. Itu berarti gue udah jadi bagian dari murid SMA ini, 'kan?"

"Lo pindah?"

"Iya. Kaget, ya?"

Ghea tersenyum canggung. "Sedikit."

"Ya udah, kalo gitu gue duluan. Dah." Aidan bangkit dari duduknya, lantas berjalan keluar dari area kantin.

"Dah," gumam Ghea lebih seperti bisikan. Ia menatap punggung Aidan yang mulai menjauh dengan tatapan sendu. Ia tahu, cowok itu sedang menghindarinya. Padahal Ghea masih ingin mengobrol banyak dengan Aidan.

"WOY, GHEA!" teriak Farah dengan suara khasnya yang cempreng. Suara itu sontak mengundang perhatian seluruh penduduk kantin.

Farah menempelkan telapak tangan, memberi gesture meminta maaf dibarengi cengiran. Barulah para penduduk kantin kembali melanjutkan aktivitas mereka masing-masing. Tak sedikit pula yang berbisik-bisik, membicarakan Farah.

Sasha untuk KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang