30. Yang Tak Diharapkan

2.3K 218 14
                                    

Now Playing || Kehilanganmu Berat Bagiku - Kangen Band🎼

Hari itu, tepat pukul delapan pagi, lima inti Alarga beserta Aidan, Sasha, Nadin, dan Farah tengah berkumpul di ruang tengah rumah Kaisar. Sudah ada sekitar satu jam mereka saling diam sambil memainkan ponsel masing-masing.

Berbeda dengan kedelapan temannya yang fokus pada ponsel, Leon sedari tadi hanya nyemil sambil menonton televisi dengan tatapan bosan. Ia menyimpan toples di pangkuannya ke meja, lalu menatap satu per satu temannya.

“Woy! Kita ngumpul cuma buat main hape?!” tanya Leon kesal. Tak ada yang menjawab pertanyaan Leon. Mereka semua asyik dengan ponsel masing-masing.

“Sumpah ya, gak asik lo semua. Gue kira kita kumpul-kumpul gini buat bakar-bakar atau main truth or dare kek waktu itu, tapi ternyata malah main hape.”

Lagi-lagi tak ada yang menjawab. Emosi Leon serasa ingin meledak, tapi ia berusaha menahannya. Senyum Leon baru mengembang saat menatap Farah. Ia sontak mendekati Farah dan merangkul bahu cewek itu.

“Farah~ Main sama gue yuk? Mau main apa? Congklak? Ular tangga? Apa Mejikuhibiniu?”

“Leon main sendiri aja. Farah lagi sibuk,” jawab Farah tanpa menoleh sedikit pun.

“Oh, gitu, ya? Bahkan lo pun lebih milih hape lo ketimbang gue. Apa yang kalian semua lakuin ke gue itu jahat, tau gak?” Leon bangkit berdiri. “Gue pulang aja. Daripada di sini, dicuekin terus.”

Seperti dugaan Leon, teman-temannya pasti tidak peduli. Entah tidak mendengar atau sengaja tidak menjawab untuk menjahilinya. Akhirnya Leon memutuskan untuk keluar sambil memegangi dada dengan raut sok terluka.

Tawa Elang, Jordi, dan Aidan sontak meledak bersamaan. Sebenarnya sedari tadi mereka mendengar Leon yang terus berbicara kepada mereka, tapi mereka sengaja tak menyahut.

Mereka pun tak berniat untuk melakukan itu. Itu refleks mereka lakukan bersama-sama. Kalian pun pasti pernah melakukannya, bukan? Jika tidak pernah, mungkin menjadi korbannya seperti Leon?

“Eh, Leon mana?” tanya Farah saat baru menyadari jika Leon tak ada di sampingnya.

“Tadi 'kan keluar. Lo cuekin, sih,” balas Nadin.

“Ya ampun, Leon ... tadi Farah emang beneran sibuk. Tadi tuh Farah lagi–”

“Hayoloh, Leon ngambek sama lo tuh. Sana kejar. Kalo enggak nanti Leon gak nembak-nembak lo, terus nyari cewek lain buat ngegantiin lo, lagi.” Nadin sengaja menakut-nakuti Farah, dan itu berhasil karena raut wajah Farah menunjukkan ekspresi cemas yang begitu kentara.

“GAK BOLEEEH!” Farah menjerit histeris. Ia segera mengambil langkah seribu untuk menyusul Leon. Farah pikir Leon telah pergi, tapi ternyata cowok itu tengah mengobrol dengan seseorang di depan teras.

Menyadari seseorang yang datang, Leon kontan menoleh ke belakang. Leon mengisyaratkan agar Farah bergerak mendekat. Farah menurut, tetapi tatapan jengkelnya senantiasa tertuju pada cewek di depan Leon.

Meski cewek di depan Leon terus melontarkan senyum pada Farah, itu tak membuat Farah berniat membalas senyuman cewek tersebut sedikit pun. Farah terus mencebikkan bibir sambil melipat tangan di dada.

“Siapa nih? Gebetan Leon yang baru, ya?” sindir Farah sinis. Cewek di depan mereka menggeleng cepat.

“Bukan, kok. Sebenernya gue ke sini mau ketemu sama Kaisar. Ini ... beneran rumahnya Kaisar, 'kan?” tanya cewek itu sambil terus memasang senyum.

Farah menatap cewek di depannya dari atas sampai bawah. Siapa sebenarnya cewek ini? Apa jangan-jangan cewek ini adalah orang yang membuat Kaisar tak kunjung menembak-nembak Sasha?

Sasha untuk KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang