Suara derit pintu membuat Sasha mau tak mau menoleh. Seseorang berdiri di ambang pintu, menatap tidak suka ke arah Sasha.
Itu Kaisar.
Sasha tersenyum karena orang yang ditunggunya sudah pulang. Akan tetapi Sasha pun merasa sedikit was-was. Apalagi ketika melihat raut wajah Kaisar yang terlihat emosi.
Kaisar berjalan dengan langkah lebar menghampiri Sasha, lantas menarik paksa Sasha keluar dari kamarnya itu.
Sasha meringis kala merasakan sakit di pergelangan tangannya. "Sar, sakit," lirih Sasha pelan.
Kaisar menatap tangannya yang masih mencekal lengan Sasha dengan tatapan yang sulit diartikan, lalu segera melepaskan cekalannya itu.
"Jangan pernah sekali lagi nyoba masuk ke kamar gue!" peringat Kaisar tajam. Setelah itu, ia pun kembali memasuki kamar dan menutup pintu.
Sasha mencebik seraya mengetuk-ngetuk pintu kamar Kaisar. "Kaisar!" panggilnya.
"Balik," usir Kaisar dingin.
"Gak mau," balas Sasha dengan nada meledek.
Tak ada balasan.
Sasha tersenyum geli. Pasti Kaisar sedang menahan kesal di dalam sana. "Aku mau masak sama bi Inem! Nanti kalo udah selesai, aku panggil kamu!"
Tidak ada balasan lagi.
"Aku anggep kamu jawab iya!" Sasha lantas beranjak pergi dari sana. Ia memutuskan untuk ke dapur dan memasak bersama Bi Inem.
Setelah suara derap langkah Sasha semakin tak terdengar, Kaisar yang berada di dalam kamarnya pun menghela napas lega. Untung saja ia selalu mengunci nakasnya. Jika tidak, pasti rahasianya akan terbongkar oleh Sasha malam itu juga.
****
Sasha hanya memasak makanan kesukaan Kaisar. Yakni sayur sop dan perkedel kentang. Kata Bi Inem, masakannya waktu itu juga terpaksa Bi Inem berikan kepada tetangga sebelah karena tidak ada yang memakan. Takutnya mubazir.
Setelah menata ke meja sedemikian rupa, Sasha segera menaiki tangga kamar Kaisar untuk mengajaknya malam malam. Sasha hendak mengetuk pintu kamar Kaisar, tetapi niat itu ia urungkan. Lebih baik langsung masuk ke dalam saja.
Diam-diam, Sasha pun akhirnya dapat masuk. Ia melihat Kaisar tengah duduk di karpet seraya menyender pada sisi ranjang. Jadi posisi Kaisar waktu itu membelakangi Sasha.
Mata Sasha memicing. Kaisar seperti tengah menatap sesuatu di layar ponselnya. Karena penasaran, Sasha berlari menghampiri Kaisar dengan berjinjit-jinjit, saking tidak maunya ketahuan Kaisar. Setelah sampai di dekat cowok itu, Sasha lantas mengintip.
Baru saja Sasha melihat setengahnya, Kaisar sudah lebih dulu mematikan ponsel. Sasha menahan napas saat Kaisar membalikkan badannya dengan raut datar. Sepertinya Kaisar sudah menyadari kehadiran Sasha sejak tadi.
"Apa lagi?" tanya Kaisar.
Mulanya, waut wajah Sasha seperti maling yang tertangkap basah, tetapi sedetik kemudian ia tersenyum lebar. Matanya menatap Kaisar dengan tatapan curiga. "Kamu lagi liatin foto aku, yaa? Hayo, ngakuu!"
"Gak usah geer."
"Alaah! Ngaku aja, Sar. Gak usah malu-malu gitu. Kamu lagi liatin foto aku, 'kan? Iya, 'kan?"
"Sana keluar! Mau gue seret lagi?"
"Aku baru selesai masak. Makan malem di bawah yuk! Nasinya juga anget, loh."
"Gue udah makan sama temen-temen gue," tolak Kaisar ketus. Ia pun bangkit dan berbaring di ranjangnya. Matanya terpejam.
"Makan apa?" tanya Sasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasha untuk Kaisar
Teen Fiction❝Untukmu, yang menyimpan banyak rahasia.❞ *** Sasha Almeera Resta, gadis gigih dan periang yang kini menetap di SMA Rajawali. Misi Sasha adalah mengungkap rahasia yang selalu ditutupi mantan kekasihnya. Termasuk mencari tahu alasan yang membuat ia b...