Now Playing || Maafkan - Rio Febrian🎼🎶
Kaisar menghentikan motor tepat setelah keluar dari area komplek rumah Sasha. Ia menghampiri orang yang sedari tadi sudah menunggunya di sana. Orang tersebut terlihat duduk di atas motor sembari melipat tangan depan dada, tersenyum sinis.
"Lama banget. Lo liat, kaki gue sampe lumutan saking lamanya gue nunggu lo," ucap Johan menunjuk kedua kakinya. "Abis ngapain aja lo sama cewek lo?"
Seusai turun dari motor, Kaisar pun langsung berlari menghampiri Johan. Ditariknya kerah seragam Johan hingga tubuh cowok itu sedikit terangkat. Kaisar menatap Johan dengan tatapan penuh amarah.
"Mau lo apa?!" tanya Kaisar setengah membentak.
Senyum Johan makin melebar. Malah sekarang terdengar kekehan kecil yang keluar dari mulutnya. "To the point banget. Santai, oke?"
"Jawab pertanyaan gue, Bangsat!"
"Itu peringatan kecil buat lo, Kaisar."
"Apa yang sebenernya kalian rencanain?!"
"Coba tebak."
"Denger baik-baik omongan gue, apa pun yang kalian rencanain, jangan pernah sekalipun kalian berani nyentuh Sasha ataupun orang-orang terdekat gue! Kalian punya masalah sama gue, jangan seret orang lain!"
"Lo gak nyadar kalo lo sendiri yang udah nyeret Sasha ke dalam masalah lo?"
Pegangan Kaisar pada kerah seragam Johan perlahan melemah, hingga tak lama pegangan itu pun terlepas. Johan merapikan kerah seragamnya seraya tersenyum miring, menatap Kaisar yang berdiri terdiam seribu bahasa.
"Jangan lupa kalo Geri gak akan pernah ngebiarin lo hidup tenang. Lo harus ngebayar kesalahan yang udah lo perbuat dulu." Johan lalu berjalan memutari tubuh Kaisar dan berhenti tepat di belakang cowok itu. "Lo udah bunuh Lena, meski secara gak langsung. Nyawa harus dibayar nyawa. Itu berarti ... lo bisa tebak?"
Mendengar ucapan Johan, emosi Kaisar langsung tersulut. Tanpa ba-bi-bu ia lantas memukul wajah Johan hingga cowok itu jatuh tersungkur. Kaisar lalu menghampiri Johan, berniat hendak kembali memukulinya. Namun, ucapan Johan kemudian membuat niat Kaisar mendadak urung.
"Pukulin gue sampe lo puas. Tapi lo mesti inget mau lo bunuh gue sekalipun, lo gak akan pernah bisa ngerubah apa-apa. Karena bukan gue yang megang kendali," lontar Johan dengan senyum miring yang senantiasa terukir.
Johan bergerak bangkit. Kembali menatap Kaisar yang juga tengah menatap Johan dengan tatapan berapi-api. Tangan Kaisar mengepal menahan emosi. Kaisar ingin meluapkan emosinya, tetapi setelah mendengar ucapan Johan, ia baru sadar jika ia memang tak bisa merubah apa-apa.
Bukan Johan yang memegang kendali, tapi Geri.
"Gue tau pasti sekarang lo lagi bingung mau ngelakuin apa. Lo mau balik lagi kayak dulu? Sok bersandiwara seolah-olah lo benci sama Sasha? Bikin dia sakit hati biar dia jauhin lo? Bikin kita berpikir kalo lo emang gak ada hubungan apa-apa lagi sama dia? Lo pikir lo bisa ngebodohin kita? Kita gak sebego itu. Lo mesti inget kalo lo gak pernah lepas dari pantauan kita, Kaisar."
"Gue bakal lakuin apa pun buat dia. Kalo sampe dia kenapa-kenapa, gue gak bakal tinggal diem," jawab Kaisar tajam.
Cowok di depan Kaisar membalas dengan dengusan remeh. "Kita liat nanti," pungkas Johan sambil menepuk pelan pundak Kaisar. Selepas itu ia beranjak mendekati motornya dan melaju pergi.
Kaisar mengusap wajahnya kasar. Perasaan Kaisar benar-benar campur aduk sekarang. Rasa marah, cemas, bingung, takut, berbaur menjadi satu. Ia takut ia tak bisa menepati janjinya. Ia takut jika ia tak bisa melindungi Sasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasha untuk Kaisar
Teen Fiction❝Untukmu, yang menyimpan banyak rahasia.❞ *** Sasha Almeera Resta, gadis gigih dan periang yang kini menetap di SMA Rajawali. Misi Sasha adalah mengungkap rahasia yang selalu ditutupi mantan kekasihnya. Termasuk mencari tahu alasan yang membuat ia b...