Now Playing || Rich Brian - Dat $tick🎼
Waktu istirahat telah berakhir sekitar belasan menit yang lalu. Saat ini di kelas XII IPA 2 atau lebih tepatnya kelas Leon, sedang berlangsung ulangan Matematika yang diprakarsai oleh Pak Jaja. Semua orang terlihat sibuk mengerjakan soal dalam kertas HVS yang berjumlah lima butir tersebut.
Terdengar sedikit bukan? Namun, kenyataannya di masing-masing soal terdapat soal-soal lagi bak beranak-pinak. Itulah yang membuat pelajaran Matematika menjadi pelajaran yang paling dibenci semua orang, termasuk Leon sendiri. Cowok itu sudah berusaha mengorek isi otaknya demi bisa mengerjakan soal-soal itu, tetapi nihil. Ia tidak bisa menemukan apa-apa.
Otaknya kosong!
Leon kemudian melirik Galen yang duduk di sebelahnya. Berbeda dengan Leon, Galen tampak dengan mudah mengerjakan setiap soal yang ada. Kertas yang Galen gunakan untuk menghitung pun sudah penuh dengan coretan, yang menandakan bahwa ia sudah hampir selesai mengerjakan soal-soal miliknya. Leon meringis. Rasa iri kontan menjalari hati.
Galen yang menyadari diperhatikan oleh Leon pun segera menutup jawaban miliknya menggunakan buku. "Kerjain sendiri," ucap Galen tanpa menengok ke arah Leon.
"Satu doang aja, Gal!" mohon Leon dengan muka memelas. "Kalo gak gue pinjem kotretan punya lo, deh."
"Emang lo baru ngerjain sampe mana?"
"Nomer satu aja belum."
"Astaga ... lo belajar gak sih selama ini?"
"Ya, belajarlah. Tapi 'kan otak tiap orang beda-beda, Gal. Ada yang gampang nangkep pelajaran, ada yang susah. Makanya gue pengen banget dah, Gal, tukeran otak ama lo. Tukeran nyok?"
"Alesan. Lo tiap pelajaran Pak Jaja aja kerjaannya tidur."
"Sekali doang itu."
"Mata lo."
"Dahlah. Pelit lo." Leon akhirnya menyerah. Ia lalu berbalik, mencoba untuk meminta bantuan kepada teman-temannya yang lain. "Sar, nomer satu apaan, ya?" tanyanya kepada Kaisar.
Kaisar melirik Leon sekilas. "Menurut lo?"
"Kasih tau dong, Sar! Sesama manusia 'kan harus saling tolong menolong. Lo gak kasian ama gue apa?"
"Enggak," jawab Kaisar datar. Aidan dan Galen berusaha menahan tawanya agar tidak menyembur.
"Tega bener, dah," lirih Leon dengan muka nelangsa. "Eh, Dan, lo udah nomer satu?"
Aidan mengangguk. "Udah."
"Apaan? Kasih tau guelah!"
"Gue sih B."
"Lah, emang pilihan ganda, ya?"
"Yaiya. Itu pilihan ganda tapi tiap pilihan jawabannya mesti lo itung."
"Ribet amat anjralala."
"Namanya juga ... Matematika ilmu yang menyenangkan~"
"Membagongkan ada kali, menyenangkan mata lo segitiga sama kaki." Leon lalu membaca soalnya kembali, berusaha mengira-ngira dan membandingkan jawaban Aidan dengan jawaban yang lain. "Emang bener jawabannya B, ya?"
"Ngelunjak lo, ya. Dikasih jawaban bukannya bersyukur," kesal Aidan.
Cowok bule itu balas nyengir. Karena masih tidak yakin dengan jawaban Aidan, Leon pun mencoba untuk bertanya kepada Jordi. "Jor!"
"Apaan?! Mau nanya jawaban sama gue?! Nomor berapa?! Nomor satu, iya?!" cerca Jordi ngegas.
"Hehe, tau aja lo. Nomer satu apaan, Jor? Sharing-sharing-lah ama bestie lo ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasha untuk Kaisar
Teen Fiction❝Untukmu, yang menyimpan banyak rahasia.❞ *** Sasha Almeera Resta, gadis gigih dan periang yang kini menetap di SMA Rajawali. Misi Sasha adalah mengungkap rahasia yang selalu ditutupi mantan kekasihnya. Termasuk mencari tahu alasan yang membuat ia b...