Now Playing || Sudah - Ardhito Pramono 🎼
"AAAAAA! MAMAAAAH! BANG SALMAN NIH, MAAAAH!" Teriakan menggelegar Sasha menggema di seluruh penjuru ruang tengah. Ralin yang saat itu tengah memasak bersama pembantunya di dapur segera berlari menghampiri Sasha.
"Eh, ada apa sih ini?" tanya Ralin begitu sampai. Sasha segera bersembunyi di belakang tubuh Ralin ketika Salman hendak memukulnya dengan bantal.
"Bang Salman tuh, Mah!"
"Salman, kamu ngapain sih ngejailin adik kamu terus?"
"Mah, bukan Salman yang salah. Tadi Sasha tiba-tiba masuk kamar Salman terus lempar bantal ke muka Salman. Gimana Salman gak kesel, coba?" Salman mencoba menceritakan kejadian yang sebenarnya.
"Bohong tuh, Mah! Bang Salman ngadi-ngadi!" jawab Sasha tak ingin kalah.
"Eh, minta ditampol apa gimana nih?"
"Tuh 'kan, Mah! Bang Salman mau nampol Sasha katanya! Bang Salman yang salah!"
Bibir Salman berkedut kesal. "Sha-"
"Salman, minta maaf sama adik kamu sekarang."
"Kok malah Salman? Kan, Sasha yang salah, Mah. Dia yang ngadi-ngadi!"
"Boong, Mah!" sahut Sasha.
"Udah, Salman! Mamah bilang minta maaf sama Sasha. Apa susahnya sih bilang maaf doang?" ujar Ralin yang mulai kesal. Ralin tidak tahu saja jika Salman jauh lebih kesal dibanding dirinya. Ini semua karena Sasha. Beginilah derita punya adik.
Setelah dibujuk berulang kali, akhirnya Salman mengalah. Dengan emosi yang masih bergejolak Salman menatap Sasha dengan tatapan tajam. "Sori," ucapnya singkat. Sasha yang berdiri di belakang Ralin hanya manggut-manggut sambil tersenyum tanpa dosa.
"Nah, udah, 'kan? Jangan ribut lagi. Mamah mau lanjut masak. Awas aja kalo ribut lagi kayak tadi," peringat Ralin lantas bergegas kembali ke dapur.
Begitu sosok Ralin benar-benar lenyap, Salman yang masih kesal kepada Sasha mencoba untuk memukul Sasha dengan bantal yang ia pegang. Sasha yang sudah siap siaga sedari tadi segera menghindar sambil memasang senyum menyebalkan.
"Gak kena! Yeeeyy!" Sebelum Salman benar-benar mengamuk, Sasha pun memutuskan untuk ngibrit ke dalam kamar dan mengunci pintu. Ia menghempaskan tubuhnya di ranjang sambil terkikik geli mengingat kejadian barusan.
Sebenarnya alasan Sasha melakukan itu kepada Salman adalah untuk membalaskan dendamnya. Waktu itu Salman pernah mematikan lampu kamar mandi saat Sasha mandi di malam hari. Padahal Sasha tengah keramas dan Salman pun tahu jika Sasha takut dengan gelap.
"Oh iya, semalem kok tumben Kaisar gak telepon gue? Biasanya tiap malem suka telepon meski sekedar ngucapin selamat tidur doang," gumam Sasha heran. "Apa Kaisar ketiduran, ya?"
Ketika Sasha mengambil ponsel untuk menghubungi Kaisar, sebuah pesan tiba-tiba masuk ke dalam ponselnya. Sasha segera mengecek dan ternyata pesan itu dikirim oleh Keira. Yang paling membuat Sasha terkejut adalah isi pesan tersebut.
Keira mengirimkan dua buah foto. Foto pertama berisikan Keira yang tengah dipeluk seseorang, lalu foto kedua berisi Keira dan cowok itu yang sepertinya hendak berciuman. Bahu Keira pun juga tampak terbuka dengan sebelah tangan cowok itu yang berada di sana.
Tanpa perlu Sasha perbesar juga Sasha sudah dapat melihat jelas jika cowok itu adalah ... Kaisar. Sasha juga tahu jika mereka tengah berada di dalam kamar Keira. Dada Sasha mulai terasa sesak. Sasha berusaha untuk tidak berpikir macam-macam, tapi Sasha tak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasha untuk Kaisar
Teen Fiction❝Untukmu, yang menyimpan banyak rahasia.❞ *** Sasha Almeera Resta, gadis gigih dan periang yang kini menetap di SMA Rajawali. Misi Sasha adalah mengungkap rahasia yang selalu ditutupi mantan kekasihnya. Termasuk mencari tahu alasan yang membuat ia b...