31. Cemburu (Lagi)

2.4K 212 19
                                    

Now Playing || Lagu Romantis - Dash Uchiha🎼

Sembari menggigiti kuku, Sasha terus bolak-balik di dekat tempat tidur. Ia tak henti menatap ponselnya yang tergeletak di atas ranjang, berharap Kaisar akan menghubunginya dan menjelaskan soal tadi pagi.

Sasha menghempaskan tubuhnya pada ranjang empuk tersebut, berniat untuk menghubungi nomor Kaisar karena telah bosan menunggu. Namun, saat Sasha hendak memencet nomor Kaisar, Sasha malah mengurungkan niatnya.

“Ah, mending nunggu Kaisar ngehubungin gue aja, deh.”

Akhirnya yang Sasha lakukan hanya terus memandangi ponselnya. Terus Sasha pandangi, pandangi, dan pandangi sampai Sasha tak sadar jika ia telah terlelap dalam mimpi saking bosannya. Sasha tertidur sampai sore.

Ralin yang baru selesai masak tentu bingung karena tak melihat Sasha sejak tadi, terakhir kali melihat putrinya itu saat baru pulang dari mall. Ralin akhirnya memutuskan untuk mengecek sendiri ke kamar Sasha.

Ralin melipat tangan di depan dada begitu melihat Sasha yang tengah tertidur dengan posisi yang sangat tidak cantik. Ralin segera menghampiri Sasha, menggoyang-goyangkan lengan putrinya itu agar terbangun.

“Sasha, bangun. Udah maghrib, loh. Jangan tidur terus.”

Sasha mulai menggeliat.

“Sha, bangun! Kamu belum mandi, 'kan? Mandi dulu sana!”

“Hm ....”

“Nih, dengerin Bunda, jangan tidur waktu maghrib, pamali. Katanya kalo tidur waktu maghrib bisa datengin sial sampe gangguan mental, kamu mau?”

Mendengar ucapan Ralin, Sasha kontan terbangun dan memeluk  Ralin dengan erat. Rasanya seperti dikagetkan. Bahkan bulu kuduk Sasha sampai berdiri. “IHH, BUNDAAA! JANGAN NAKUT-NAKUTIN SASHAAA!”

“Makanya bangun. Udah sana mandi, terus shalat jangan lupa.”

“Ini jam berapa emangnya?” tanya Sasha lalu menguap. Dengan mata menyipit ia menggaruk-garuk pipi sambil mengedarkan pandangan untuk mencari jam.

“Maghrib, Sasha. Kan, udah Bunda bilang maghrib.”

“Maghrib?! Sasha tidur sampe maghrib?! Astagaaa!” Dengan kecepatan kilat Sasha berlari menuju kamar mandi. Ralin hanya mendengkus geli dan geleng-geleng kepala melihat kelakuan putrinya itu. Ia membereskan tempat tidur Sasha sebelum akhirnya bergegas keluar dari sana.

Selang sepuluh menit, Sasha pun keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan ritual wajibnya. Ia mengecek ponsel sebentar untuk memastikan apakah ada pesan atau panggilan tak terjawab dari Kaisar, dan seperti dugaannya, memang tak ada.

Sasha mengembus napas kecewa. Cewek itu bergerak menuju lemari untuk mengganti bajunya, memutuskan untuk ke rumah Kaisar saja. Daripada terus mengharapkan sesuatu yang tak pasti, lebih baik Sasha menemui orangnya langsung.

Seusai shalat maghrib dan siap-siap, Sasha segera bergegas turun. Ia pamit kepada Ralin dengan berbisik karena ayah dan abangnya tengah ada di rumah. Beruntung Ralin mengizinkan. Akan tetapi, Ralin juga memperingati Sasha supaya tidak pulang terlalu malam.

Kini Sasha sudah berada di teras depan rumahnya. Sebelum berangkat ia menghubungi Kaisar untuk memastikan terlebih dahulu. Ia hanya tidak ingin jika sudah sampai rumah Kaisar nanti, orangnya malah tak ada.

“Kenapa, Sha?” tanya Kaisar di seberang sana.

“Kamu di mana?”

“Di warung Abah Udin. Kenapa?”

Sasha untuk KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang