04. Pertarungan dan Ketakutan Sasha

3.4K 375 19
                                    

Now Playing || Cinta Gila - Dewa 19🎼

Kelima anggota utama Alarga berjalan memasuki markas geng Thunder. Sedangkan yang lainnya disuruh diam di luar terlebih dahulu, menunggu aba-aba dari Kaisar.

Suara langkah kaki serta deruh tepuk tangan semakin terdengar jelas di telinga mereka. Itu Geri. Kini, lelaki itu sudah berdiri menghadap Kaisar dengan senyum tipisnya.

“Setelah sekian lama kita gak adu jotos, akhirnya kejadian juga, ya, hari ini?” ujar Geri.

“Mau lo apa sebenernya?” tanya Kaisar langsung ke intinya. Malas berbasa-basi.

“Gue dapet laporan dari anak buah gue, cewek lo katanya pindah ke Jakarta, ya?” Geri bertanya balik.

“Gue pernah bilang 'kan sama lo kalo gue udah gak ada hubungan apa pun lagi sama dia?” Kaisar menekan setiap kata dalam ucapannya.

“Oh, ya? Bagus, deh. Kalo ada, gu–”

Bugh!

Satu bogeman mentah dari Kaisar melayang tepat mengenai pipi kanan Geri. Kaisar memandang Geri tajam, rahangnya mengeras. “Kita selesain hari ini!”

Geri memeggangi pipi kanannya yang berdenyut nyeri, lalu tersenyum remeh. “Wah, nyali lo gede juga, ya, ke sini gak bawa senjata. Yakin nanti pulang gak tinggal nama?”

“Kita liat aja nanti, Banci,” cibir Kaisar dengan nada tenang.

“Bangsat!” umpat Geri mengepalkan tangannya. "SERAANG!!!" komandonya pada seluruh anggota geng Thunder.

“MAJU!” komando Kaisar pada semua anggota Alarga yang menunggu di luar. Semua anggota geng Alarga lantas berlari memasuki markas geng Thunder. Hingga beberapa detik kemudian suara saling pukul memukul mulai menggema di ruangan itu.

Anak-anak Thunder mulai mengeluarkan senjata mereka, berusaha melakukan apa saja supaya senyatanya mengenai lawan. Anggota Alarga pun tak mau kalah. Dengan gagah berani mereka memukul lawannya. Meski begitu mereka juga harus berhati-hati dengan senjata yang dipegang lawan.

Pertarungan sudah berlangsung sejak tadi, tapi Kaisar masih tetap bertahan meskipun wajahnya sudah babak belur oleh Geri. Pisau di tangan Geri berhasil Kaisar jatuhkan. Ia menarik kerah baju Geri, lalu memukul semua anggota tubuh lelaki itu dengan membabi buta.

“Mau sampai kapan lo kayak gini, Ger?” tanya Kaisar di sela-sela perkelahian mereka.

“Setelah lo mati, baru gue bakal berhenti kayak gini!” ujar Geri menggebu-gebu. Ia balik menguasai perkelahian, memukul Kaisar secara bertubi-tubi. “Lo ... udah rebut segalanya dari gue!”

Kaisar menendang perut Geri dengan kuat, membuat lelaki itu tersungkur ke lantai. Kakinya ia injakkan di atas perut Geri. “Inget, dia gak bakal seneng kalo tau lo kayak gini,” ucap Kaisar sambil mengusap darah di hidung dan sudut bibirnya.

“Dia gak bakal tau karena lo udah bunuh dia!” teriak Geri dengan sisa tenaganya. Kaisar langsung bungkam. Tak mampu menyanggah ucapan Geri. Ia sadar, itu memang salahnya.

Geri tersenyum sinis. “Di saat semuanya terbongkar, gue gak yakin lo masih bisa temenan sama mereka.” Lelaki itu menunjuk keempat teman Kaisar yang masih berkelahi dengan lawannya masing-masing. “Apalagi Elang tentunya.”

Kaisar terdiam cukup lama, hingga akhirnya suara Leon menyadarkan Kaisar dari lamunan. “Sar, kita udah beresin mereka semua!” teriak Leon.

Mata Kaisar beredar ke seluruh penjuru arah. Seluruh anggota Thunder telah berhasil dikalahkan. Walaupun ada anggota Alarga yang terluka oleh senjata tajam mereka, tapi beruntung lukanya tidak terlalu parah.

Sasha untuk KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang