40. Rooftop Sekolah

2.5K 216 104
                                    

Now Playing || Snowman - Sia🎼🎶

Bel istirahat sudah berbunyi tiga menit yang lalu. Saat ini Kaisar, Jordi, dan Aidan tengah berjalan menuju kantin. Seperti biasa, tanpa Elang. Sedangkan Galen dan Leon tak bersama mereka karena menemani Elang yang sudah beranjak ke kantin sedari tadi.

Yap, hubungan Kaisar dan Elang sampai saat ini belum jua membaik. Entah sampai kapan. Meski Elang selalu bersikap dingin dan acuh kepada Kaisar, tetapi cowok itu selalu berusaha bersikap baik kepada sahabatnya itu. Bagi Kaisar, Elang itu begitu berarti. Elang orang pertama yang Kaisar kenal di sekolah ini.

Elang dan teman-temannya yang membuat Kaisar perlahan bangkit dari keterpurukan. Mereka adalah orang-orang penting dalam hidup Kaisar. Mereka adalah sahabat-sahabatnya. Sampai kapan pun Kaisar akan terus menunggu untuk mendapat maaf dari Elang.

Di tengah perjalanan menuju kantin, seseorang yang tengah berlari di belakang mereka tiba-tiba menabrak bahu Jordi. Tidak hanya itu, es jeruk yang tengah ia pegang pun tumpah mengenai seragam putihnya. "Eh, sori. Sengaja," ujar cowok berperawakan jangkung-dengan kacamata kotak yang bertengger di atas hidung-tersebut.

Jordi yang sudah tersulut emosi lantas menarik kerah seragam si cowok asing. "Maksud lo apa-apaan, hah?! Lo sengaja nyari masalah sama gue?!" murkanya.

Tatapan Jordi lalu turun, membaca name tage yang dikenakan cowok di depan mereka, tersenyum miring. "Damar Tri Aditya, dua belas IPS lima."

"Yahh ... ketauan, deh," ucap Damar dengan nada sedih yang dibuat-buat. Damar pun lantas tertawa. Jordi yang naik darah kembali menarik kerah seragam Damar.

"Apa tujuan lo sebenernya? Ngapain lo tiba-tiba nyari ribut sama gue?"

"Gak ngerti juga sih, tapi tiap ngeliat kalian sama anak-anak geng kalian gedeg aja gue rasanya."

Cowok beralis tebal itu mengangguk-angguk, tersenyum sinis. "Lo anak Thunder, 'kan?"

Damar mengeluarkan sesuatu dari sakunya, lalu ia tunjukan di depan wajah Jordi. Sebuah gelang berbandul petir. Jordi beserta Kaisar dan Aidan tentu terkejut. Berarti tebakan Jordi benar. Cowok asing di depannya memang anggota Thunder, musuh terbesar mereka.

"Tepat banget," jawab Damar tertawa. Jordi yang sudah tak bisa menahan amarahnya hendak melayangkan pukulan ke wajah Damar, tetapi Kaisar dengan sigap menahan.

"LO INGET GAK LO SAMA GENG LO YANG BANCI ITU UDAH BUNUH TEMEN KITA, HAH?!" murka Jordi.

"Ingetlah, 'kan gue yang waktu itu ngasih tau posisi Gio ada di mana."

"ANJING!" pukulan Jordi kali ini tepat mengenai rahang Damar. Cowok itu tersungkur ke lantai. Jordi yang ingin kembali menghajar Damar segera ditahan Kaisar.

"Jor, tahan emosi lo. Jangan bikin masalah di sekolah," kata Kaisar berusaha menenangkan Jordi. Kaisar memberi kode kepada Aidan untuk ikut membantu meredam emosi Jordi. Kemudian ia lantas menghampiri Damar, berlutut di depan cowok itu yang tengah terduduk memegangi rahangnya.

Kaisar menaruh sebelah tangannya di atas pundak Damar, menatap datar. "Lo anak direktur sekolah ini, 'kan?"

Mata Damar langsung berbinar seketika. Senyumnya terbit. "Akhirnya ada yang tau."

"Nyali lo gede juga ya sekolah di sini," kekeh Jordi.

"Kenapa? Mau lanjut ngehajar gue? Mau ngeroyok gue? Silahkan. Gue gak pernah takut sama kalian," tantang Damar.

"Ngeroyok? Sori, kita gak sebanci lo sama geng bajingan lo itu."

Damar terkekeh sinis.

"Lo jadiin posisi bokap lo sebagai tameng buat ngelindungin diri dari anak-anak Alarga yang sekolah di sini?" tebak Kaisar tepat sasaran. Damar mengangguk membenarkan.

Sasha untuk KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang