Seraya menyeret kursi reyot, Sasha tak henti-hentinya mendumel sejak tadi. Gara-gara Sasha ketiduran di kelas, Bu Sri alias guru Seni Budayanya itu menghukum Sasha. Sasha disuruh membawa kursi reyot ini ke gudang.
Terlebih lagi jarak kelas Sasha ke gudang itu bisa dibilang cukup jauh. Ia harus menuruni sekitar empat tangga karena gudang berada di lantai utama, tepat di belakang gedung sekolah.
Sasha terperanjat saat kedua tangannya tiba-tiba dicekal oleh dua orang siswi. Ia meronta-ronta minta dilepaskan, tetapi dua siswi itu sama sekali tidak menghiraukannya.
Sasha didorong masuk ke dalam gudang, dan salah satu di antara mereka langsung mengunci pintu. Ia meringis kala wajahnya diputar paksa agar menoleh. Hingga akhirnya Sasha dapat menemukan orang yang baru saja melakukan hal itu padanya.
Tracy Cerilila, murid kelas XII Bahasa 6. Dan pasti dua orang yang membawanya ke sini tadi adalah dua teman Tracy. Kate dan Jessie.
“Kenapa kalian bawa gue ke sini?” tanya Sasha tak ingin basa-basi.
Tracy berjalan memutari tubuh Sasha sambil mengamati dari atas sampai bawah. “Lo ... mantannya Kaisar?”
Sasha mengangguk tanpa ragu.
“Iya. Kenapa?”“Kok Kaisar sampai mau sama lo, ya? Cantik? Masih cantikkan gue. Bodi? bagusan juga bodi gue. Apa sih yang Kaisar liat dari lo? Ck, ck, ck.” Tracy geleng-geleng tak habis pikir.
Sasha tersenyum sinis. Sekarang ia tahu maksud Tracy dan teman-temannya membawa ia ke sini untuk apa.
“Kenapa lo malah senyum gitu? Nantang gue?”
“Kalo mau disukain sama Kaisar, perbaiki dulu perilaku lo. Lo gak nyadar hal yang lo lakuin ke gue sekarang malah bikin dia makin ilfil?” ujar Sasha. “Oh, ya, Kaisar gak suka sama cewek kayak lo. Yang suka ngejatuhin orang lain demi ngedapetin apa yang dia pengen.”
Tracy mulai tersulut. “Lo—”
“Percuma good looking kalo gak good attitude, Girls.”
“Apa? Lo nyindir gue, hah?!”
“Yah ... ngerasa, ya? Sori, gak bermaksud. Tapi, kalo kesindir ya, gapapa. Jadi, gue gak perlu repot-repot sebut nama lo, Terasi.”
Emosi Tracy naik dalam sekejap. Ia segera memerintahkan Jessie untuk mengeluarkan gunting yang telah lama mereka siapkan. Jessie dengan sigap memberikan gunting itu kepada Tracy, sementara ia dan Kate memegangi kedua tangan Sasha.
Tracy mencengkram kuat pipi Sasha hingga kuku-kuku tangannya ikut terbenam di sana. “Liat gunting ini? Gue bisa aja robek mulut dan pipi lo kapan pun gue mau!”
Sasha menatap Tracy tajam. “Lepasin gue!”
“Kita mulai dari mana, ya? Rambut lo? Ahh ... boleh juga.” Tracy lantas memotong rambut Sasha asal. Dan alhasil, rambut Sasha yang sebelumnya mencapai pinggang, kini hanya sebatas bahu.
“Kamu lebih suka rambut aku kalo panjang atau pendek?”
“Mau panjang atau pendek pun, kamu tetep cantik, Sha.”
“Jawabnya yang lebih spesifik dong, Sar. Kalo kamu jawabnya gini, aku malah bingung harus rawat rambut aku sampe batas mana.”
Kaisar tersenyum. “Panjang.”
Sekelebat bayangan tentang masa lalu Sasha dengan Kaisar tiba-tiba melintas di pikiran gadis itu. Sasha sudah hampir menangis. Namun, ia berusaha menahannya. Ia tidak mau terlihat lemah di depan Tracy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasha untuk Kaisar
Teen Fiction❝Untukmu, yang menyimpan banyak rahasia.❞ *** Sasha Almeera Resta, gadis gigih dan periang yang kini menetap di SMA Rajawali. Misi Sasha adalah mengungkap rahasia yang selalu ditutupi mantan kekasihnya. Termasuk mencari tahu alasan yang membuat ia b...