HABATAITARA
MODORANAI TO ITTE
MEZASHITA NO WA
AOI AOI ANO SORA
Salman menghela napas kasar saat mendengar suara nyanyian Sasha. Ia berderap memasuki kamar adiknya, lalu mematikan speaker yang tengah mengalunkan lagu Blue Bird itu.
“BANG SALMAAAN! KOK DIMATIIN?!” pekik Sasha terkejut.
“Berisik! Ini udah malem! Ganggu, tahu gak?!”
Sasha yang semula berdiri di atas ranjang, langsung melompat ke lantai. Ia duduk di tepi ranjang sembari menangkup dagunya dengan kedua tangan.
“Abang tai. Gak pengertian banget,” gumam Sasha kesal.
“Kamu kenapa, hah? Galau lagi karena si Kaisar? Abang bilang juga apa, jangan deketin dia terus! Ngeyel, sih!”
“Siapa juga yang galau karena Kaisar. Sotoy.”
“Terus?”
Tak ada jawaban.
Salman berdecak. Ia hendak kembali ke kamarnya yang berada di sebelah kamar Sasha. Akan tetapi, suara panggilan Sasha membuat niatnya urung.
“Bang,” panggil Sasha.
“Apa?” tanya Salman ketus.
“Kalo semisalnya Abang suka cewek nih, tapi cewek yang Abang suka gak suka sama Abang. Nah, terus ada cewek lain yang nembak Abang, Abang bakal terima gak?”
“Enggaklah. Masa cewek nembak duluan. Abang dong yang nembak.”
“Issshh! Kan, misal, Bang! Misal!”
“Kalo gitu, ya Abang terima. Daripada ngejar-ngejar sesuatu yang gak pasti.” Beberapa detik kemudian, mata Salman memicing, menatap Sasha dengan tatapan curiga. “Ohh, ada cowok yang nembak kamu, ya?”
Sasha sontak menegakkan tubuhnya. Ia menggaruk lehernya yang tak gatal sama sekali. “Hehe ... iya.”
“Aidan?”
“Kok Abang tahu?!”
“Abang udah tahu dari dulu kalo Aidan suka sama kamu. Kamu sih gak peka. Yang ada di pikiran kamu tuh si Kaisar, si Kaisar, si Kaisar terus.”
Wajah Sasha kembali lesu. “Terus aku harus gimana, Bang?”
“Ya, terimalah. Kan, tadi udah Abang bilang. Ketimbang kamu merjuangin si Kaisar. Bukannya dapet, malah makan hati.”
“Kalo Kaisar cemburu, gimana?”
Salman tertawa keras. “Cemburu? Cemburu mata kamu! Bukannya kamu bilang sendiri kalo tuh cowok sekarang jutek sama kamu? Ya udah, gak usah dipikirin. Mending ikutin saran Abang.”
Sasha mengembungkan pipi, nampak berpikir keras. “Gitu, ya ...,” gumamnya ragu.
“Udah, Abang mau balik ke kamar. Kamu cepetan tidur. Awas aja kalo kamu sampe ngehidupin speaker-nya lagi.” Setelah mengatakan itu, Salman lantas berderap keluar dari kamar Sasha.
“Terima atau enggak?” tanya Sasha kepada dirinya sendiri. Tak kunjung menemukan jawaban, Sasha pun mengerang frustasi. Ia menghempaskan tubuh ke ranjang, lalu berguling-guling selama beberapa saat.
****
Aidan: Sha, lo masih di rumah, 'kan?
Sasha memandangi layar ponselnya yang menunjukkan pesan masuk dari Aidan. Ia menggigit bibir bawahnya bimbang. Haruskah ia membalas pesan itu? Atau ... ia abaikan saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasha untuk Kaisar
Teen Fiction❝Untukmu, yang menyimpan banyak rahasia.❞ *** Sasha Almeera Resta, gadis gigih dan periang yang kini menetap di SMA Rajawali. Misi Sasha adalah mengungkap rahasia yang selalu ditutupi mantan kekasihnya. Termasuk mencari tahu alasan yang membuat ia b...