37. Bandung dan Hujan

2.1K 175 7
                                    

Now Playing || Just A Friend To You - Meghan Trainor🎼🎶

“Tumben Elang belum dateng?” tanya Aidan begitu duduk di kursi. Kaisar yang tengah memainkan ponsel pun sejenak menghentikan aktivitasnya. Begitu juga dengan Leon, Galen, dan Jordi yang sedang mengobrol, mereka langsung terdiam. “Lo juga kenapa mukanya memar-memar gini, Sar? Abis berantem ama siapa lagi lo?”

“Dan, lo belum tau, ya? Kirain Kaisar udah ngasih tau lo semalem,” sahut Leon membuat Aidan mengernyit bingung. “Coba aja semalem lo ada di warung abah Udin. Lagian tumben lo gak ke sana.”

“Ngasih tau apaan? Bentar, ini ada apaan, sih?”

“Kaisar semalem abis dipukulin Elang.”

“Hah? Kok bisa?”

“Kaisar, dia jujur sama Elang soal Lena. Lo udah tau soal masalah Lena? Semalem Elang marah banget. Bahkan Elang sampe mutusin buat out dari Alarga.”

Aidan beralih menatap Kaisar yang tengah melamun. Pandangan Kaisar memang tertuju pada ponsel, tetapi tatapan matanya jelas terlihat kosong. Sepertinya Kaisar tengah memikirkan Elang sekarang. Jelas. Hubungan Kaisar dan Elang memang sudah terbilang cukup dekat. Sangat dekat malah.

Meski Elang dan yang lain baru dikenal Kaisar setahun yang lalu, tetapi Kaisar sudah menganggap mereka sebagai keluarganya sendiri, bukan hanya sekedar teman atau sahabat. Elang pun pasti demikian. Hal ini yang membuat Elang kecewa pada Kaisar. Ia pasti merasa begitu terluka.

“Jadi lo udah ngomong ke Elang, Sar?” tanya Aidan mencoba memastikan. Kaisar balas mengangguk singkat. Sebenarnya Aidan sudah tahu dari lama mengenai masalah Kaisar dan Lena. Sasha pernah bercerita padanya dulu.

Helaan napas keluar dari hidung Aidan. Ia menepuk-nepuk pundak Kaisar, berusaha menguatkan sahabatnya itu. “Yang penting lo udah jujur sama Elang, Sar, biar lo lega, gada yang perlu lo tutup-tutupin lagi. Gue yakin kok nanti juga Elang pasti bisa maafin lo.”

Thank's,” balas Kaisar.

“Jadi Elang gak bakal masuk hari ini?”

“Dia izin, Dan. Tadi Elang kabarin gue, katanya dia mau ke Bandung,” timpal Jordi.

“Ngapain?”

“Keknya mau jenguk makamnya Lena. Nadin juga ikut.”

“Ahh, gitu, ya.”

“Kalo nanti Elang nanya apa gue out dari Alarga atau enggak, kalian jawab iya aja. Dia bisa gantiin posisi gue sebagai leader,” papar Kaisar membuat keempat sahabatnya terkejut.

“Loh, Sar? Kok gitu?” tanya Leon.

“Kalian mau pilih gue atau Elang?”

“Kita gak mau lo ataupun Elang out dari geng kita, Sar. Kalian berdua sama-sama berharga buat kita,” sahut Jordi yang dibalas anggukan Leon.

“Tapi lebih baik kalo gue yang out. Elang udah lama di geng kalian, udah lama sama-sama sama kalian. Bahkan lebih lama daripada sama gue.”

“Sar, jangan kayak ginilah,” bujuk Galen yang sedari tadi diam.

“Kalaupun gue keluar, kita masih tetep temenan kok, gak usah khawatir.”

Leon berdecak. “Bukan itu masalahnya, Sar. Kita–”

“Yon, gue bakal balik lagi ke Alarga kalo kondisi udah mulai membaik. Kalo Elang udah bisa maafin gue, gue bisa aja masuk lagi ke Alarga.”

“Lucu aja ya, dulu kalo semisalnya ada dari anggota Alarga yang kena masalah, Kaisar yang selalu bantu nyelesain. Cuma liat kita sekarang, kita gak bisa ngapa-ngapain,” ujar Jordi lalu terkekeh kosong.

Sasha untuk KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang