Now Playing || Terlalu Berharap - Jason Timothy ( Feat. Audrey Nathania ) 🎼
Kaisar menghentikan laju motornya saat tiba di area supermarket. Rasanya, ia ingin membeli sesuatu untuk menyegarkan tenggorokan juga pikirannya.
Lelaki itu memarkirkan motornya terlebih dahulu, lalu turun dan berniat untuk masuk ke dalam-sebelum akhirnya suara Elang membuat ia urung.
Elang mengehentikan motor yang ia kendarai, menatap Kaisar lewat kaca helm. "Mau ke mana, Sar?" tanyanya. Jordi, Galen, dan Leon pun ikut menghentikan motor tak jauh dari motor Elang.
"Gue mau beli minuman dulu. Kalian duluan aja."
"Yaudah, kita pulang duluan, ya," kata Elang yang dibalas anggukkan Kaisar. Elang kembali melajukan motornya.
"Sar! Beliin gue minuman, dong!" teriak Leon.
"Gak. Beli sendiri," tolak Kaisar datar lantas masuk ke dalam supermarket. Tawa Jordi sontak meledak, sedangkan Galen tersenyum geli.
"Udah, yuk cabut," ajak Jordi di sela-sela tawanya.
"Gue mau beli minuman dulu," jawab Leon dengan bibir mencebik. "Si abwang Kaisar jahat beut ama gue sampe gak mau beliin gue minuman. Sungguh tega," lanjutnya mendramatisir.
"Duit lo 'kan banyak. Ngapain minta beliin sama Kaisar?" tanya Galen.
Leon nyengir. "Ya 'kan buat ngehemat duit gue, Gal. Hehe."
"Sono kalo mau beli minuman, cepet. Kalo lama, kita tinggalin," celetuk Jordi.
"Iya, iya, bentar." Leon turun dari motornya, kemudian berjalan menuju pintu supermarket. Namun, baru saja setengah perjalanan, ia malah kembali memutar langkah. "Eh, betewe, harga Kiranti berapaan, ya?"
"Lo mau beli Kiranti buat ... nyokap lo?" Jordi bertanya.
"Bukan. Buat gue. Kata sepupu gue kemaren katanya enak. Jadi gue mau nyoba," balas Leon dengan tampang polosnya.
Kedua teman Leon memandang Leon datar, kemudian mereka turun menghampiri Leon. Jordi menaikkan Leon ke atas motornya, dan Galen memakaikan helm milik cowok itu. Leon menatap bergantian temannya dengan raut bingung.
"Balik! Balik!" usir Jordi.
"Napa, sih?"
"Udah, balik cepetan! Kalo gak nurut, gue gampar muka lo."
Bibir Leon kembali mencebik. "Iya, iya." Ia menyalakan mesin motor, lalu melaju pergi dari tempat itu. Jordi dan Galen pun turut ikut di belakang.
Sementara di dalam sana, Kaisar nampak menghampiri tempat di mana minuman-minuman dingin disediakan. Kaisar meraih dua minuman berperisa jeruk, lalu berjalan menuju kasir untuk melakukan pembayaran.
Sembari menghitung, pandangan kasir di hadapan Kaisar tak lepas dari wajah lelaki itu. Lebih tepatnya, memandangi memar di pipi juga di kedua sudut bibir Kaisar.
Kaisar tau ia sedang diperhatikan, tapi lelaki itu terlihat masa bodo. Hal itu memang sering terjadi. Jadi, Kaisar sudah terbiasa.
"Ini aja, Mas?" tanya kasir tersebut.
"Iya."
"Eh, Mas, di sini lagi ada promo besar-besaran, loh. Beli dua sabun cuci piring dapet satu piring gratis loh, Mas," tawarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasha untuk Kaisar
Teen Fiction❝Untukmu, yang menyimpan banyak rahasia.❞ *** Sasha Almeera Resta, gadis gigih dan periang yang kini menetap di SMA Rajawali. Misi Sasha adalah mengungkap rahasia yang selalu ditutupi mantan kekasihnya. Termasuk mencari tahu alasan yang membuat ia b...