16. Sadar Diri

2.6K 295 12
                                    

Now Playing || Hari Ini, Esok, dan Seterusnya - Nirina Zubir🎼

Sasha tengah berjalan menyusuri koridor utama sekolah. Langkahnya terhenti ketika melihat Kaisar dan seorang siswi tengah duduk bersebelahan di depan ruang perpustakaan.

Raut wajah Sasha yang mulanya ceria, sontak saja berubah kesal. Sasha lantas berjalan menghampiri mereka dengan langkah lebar. Bibirnya mencebik.

"Sonya!" panggil Sasha. Yap, siswi yang duduk bersebelahan dengan Kaisar adalah Sonya, salah satu teman sekelas Kaisar.

Merasa terpanggil, Sonya pun mendongak menatap Sasha. "Eh, Sha. Kenapa?"

"Kalian ngapain mepet-mepet gitu?" tunjuk Sasha masih dengan raut kesalnya.

"Eh?" Sonya terkejut ketika melihat lengan kanannya menempel dengan lengan kiri Kaisar. Ia refleks bergeser menjauh.

"Masih deket! Kalian gak boleh deket-deket! Bukan muhrim tau!" sungut Sasha lantas menarik tangan Sonya agar bangkit. Bersamaan dengan itu, Kaisar menahan tangan Sonya yang lain supaya Sonya bertahan dengan posisi duduknya.

"Gak usah dengerin dia. Duduk aja," ucap Kaisar.

"Sha, gue sama Kaisar lagi ngerjain tugas. Kebetulan gue sekelompok sama dia. Gue gak bakal rebut dia dari lo, kok," jelas Sonya seraya menghempaskan pegangan Sasha dan Kaisar.

"Tapi kalian sampe nempel-nempel gitu! Kalian pasti ada apa-apa, 'kan?" tuduh Sasha.

"Enggak, Sha. Astaga."

"Gak mau tau, apa pun alesan lo, pokoknya kalian gak boleh deket-deket!" Sasha kembali menarik tangan Sonya hingga Sonya bangkit dari duduknya. Kaisar yang tak ingin tinggal diam kembali menarik Sonya mendekat. Dan begitulah seterusnya, masing-masing tangan Sonya ditarik-tarik oleh Sasha juga Kaisar.

"Lepasin dia!" bentak Kaisar kesal.

"Gak mau!"

"Sonya pacar gue!"

Sasha membatu. Pegangannya pada tangan Sonya mendadak terlepas. Bersamaan dengan pegangan Sasha yang terlepas, Kaisar tak sengaja menarik Sonya hingga tubuh Sonya menabraknya. Es teh manis dalam gelas plastik yang Sonya pegang pun mengguyur seragam depan Kaisar.

Beruntung isinya tersisa sedikit. Jika tidak, pasti seragam depan Kaisar akan basah kuyup, bahkan celananya juga. Sonya yang semula berpegangan pada bahu Kaisar untuk menyeimbangkan tubuh lantas bangkit.

"Ehh, Sar, sori! Gue gak sengaja," ucap Sonya tidak enak. Ia mengeluarkan dua lembar tisu dari saku, kemudian ia berikan kepada Kaisar. Ia juga ikut membersihkan seragam Kaisar dengan tisunya.

"Gapapa, gak perlu minta maaf. Itu bukan salah lo, tapi salah dia." Kaisar melirik Sasha tajam, kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Kalian ... beneran pacaran?" tanya Sasha dengan suara pelan.

"Kita-"

"Iya, kita pacaran. Kenapa emang?" potong Kaisar.

Sasha menggeleng cepat. Matanya mulai berkaca-kaca. "Gak mungkin. Aku gak percaya!"

"Kalo gak percaya, ya terserah lo."

Direbutnya tisu dari tangan Sonya. "Biar gue aja, Nya. Lo pergi aja. Gue tahu kalian bohong. Kalian gak mungkin pacaran," ujar Sasha. Ketika tisu di tangannya hampir menyentuh seragam Kaisar, Kaisar sontak menepis tangan cewek itu dengan kasar.

"Lo apa-apaan, sih?!" bentak Kaisar emosi. "Bisa gak, gak usah ganggu hidup gue sehari aja?! Apa lo gak bisa berhenti jatuhin harga diri lo kayak gini?! Gak punya urat malu lo?!"

Sasha untuk KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang