HMS; 20

20.6K 1.4K 48
                                        

Bosen nggak sih kalau aku update cerita ini tiap hari?










𝓗𝓮𝓵𝓵𝓸, 𝓜𝓻. 𝓢𝓮𝓰𝓪𝓵


Menghabiskan liburan akhir semester membuat hubungan antara Nara dan Abimana sedikit ada kemajuan.

Hari ini adalah hari terakhir mereka di Lombok. Selesai sarapan pagi Nara memutuskan untuk jalan-jalan di tepi pantai, menghirup aroma pantai yang menurutnya khas untuk terakhir kali sebelum ia hanya akan bisa menghirup polusi di ibu kota.

Nara berhenti melangkah karena sebuah bola terjatuh mengenai kakinya. Tatapan Nara jatuh pada seorang laki-laki yang memungut bola tersebut.

"Eh hai, maaf ya," katanya.

Nara terdiam memikirkan sejenak. Wajah lelaki di depannya terlihat sangat familiar.

"Kita kayaknya pernah ketemu deh," kata lelaki tersebut.

Nara mengerjap ketika lelaki itu tersenyum manis. Oke harus Nara akui lelaki di depannya ini tampan, badan yang tinggi dan atletis menambah poin penting betapa menariknya lelaki di depan ini meski Nara akui bahwa Abimana jauh lebih tampan.

"Oh ya? Dimana?" Nara bertanya balik dengan nada ketus.

"Kamu nggak inget aku?"

Nara menggeleng, "Mungkin kamu salah orang, mukaku emang pasaran kok."

Cowok berkulit putih itu terlihat tertawa membuat Nara mengernyitkan dahinya.

"Excuse me? Nggak ada yang lucu!"

"Kamu yang lucu. Kamu bilang muka kamu pasaran? Padahal aku bisa inget muka kamu karena kamu keliatan beda dari yang lain."

"Beda gimana?"

"Kamu cantiknya natural."

"Baru ketemu sekali udah berani gombal. Hebat ya laki-laki," cibir Nara.

"Aku Arga, kalau kamu?" cowok yang Nara ketahui bernama Arga tersebut mengulurkan tangannya.

"Nara," balas Nara jutek tanpa mau membalas jabatan tangan dari Arga.

"Oh okey." Arga menarik tangannya kembali.

"Kamu beneran nggak inget aku?" tanya Arga.

Nara menghembuskan nafas kasar dan berbalik hendak kembali ke penginapan, "Memangnya kamu sepenting apa di hidupku sampai aku harus ingat?"

"Penting. Aku pernah bantu kamu dari kebrengsekan temen aku."

Nara spontan menghentikan langkahnya membuat Arga yang mengikutinya juga ikut berhenti.

"Bantu? Kapan?"

"Waktu di club, kamu nggak ingat kalau temen aku hampir mau—"

"Oh iya aku inget sekarang. Terus kamu mau aku berterima kasih? Oke terima kasih Arga." Nara berkata sok ceria padahal ia berbohong Nara tak ingat sama sekali pada sosok cowok di depannya ini.

"Kamu ini lucu ya."

"Cowok aneh." Nara berkata dengan nada tinggi.

Nara hendak berbalik tapi kakinya keseleo hingga membuatnya hampir terjatuh, beruntung Arga dengan sigap menahan pinggangnya hingga bokong Nara tidak jadi mencium pasir pantai.

Tangan Nara memegang dada Arga. Untuk beberapa saat tatapan mereka beradu tapi terputus karena setelahnya Nara merasakan tangannya ditarik paksa dengan kasar oleh seseorang hingga tubuhnya benar-benar menjauh dari Arga.

Hello, Mr. Segal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang