Gila. Saya benar-benar sudah gila sudah menuruti saran dari Adrian yang mengusulkan untuk membuat Nara sadar dengan dibantu oleh Diana.
Iya kedekatan dengan Diana adalah rencana usulan dari Adrian. Diana ini adalah adik dari Adrian kebetulan sedang pulang liburan kuliah makanya diminta bantuan oleh Adrian.
Saya tidak tau kenapa bisa berfikiran sependek itu dan mengiyakan usulan dari Adrian. Masalahnya bermula karena saya yang meminta saran pada Adrian. Sifat Nara yang keras kepala dan gengsi mengakui kalau sebenarnya dia sudah mencintai saya membuat saya berfikir keras bagaimana caranya agar ia mau mengakui perasaan sebenarnya. Dan bodohnya Adrian mengusulkan agar saya berpura-pura dekat dengan Diana ini.
Meski begitu usulan dari Adrian tidak terlalu buruk juga karena kenyataannya istri saya akhirnya mengakui kalau ia mencintai saya. Huft beruntungnya saya tidak jadi bercerai dengan Nara, kalau sampai jadi saya pastikan Adrian akan menjadi gelandangan yang tidur di bawah jembatan.
Malam tadi saya benar-benar sedang banyak kerjaan. Rencananya besok saya mau mengambil cuti supaya bisa menghabiskan waktu bersama tercinta, saya bahkan sampai tidak ada waktu hanya untuk melihat ponsel. Bodohnya saya melupakan satu fakta bahwa ada istri saya yang sedang menunggu kabar dari saya.
Mengenai kehadiran Diana sepertinya saya harus mengklarifikasi bahwa saat itu Diana lah yang membantu saya menyelesaikan pekerjaan, di sana juga ada Adrian tapi mungkin Diana sengaja mengambil gambar kami berdua karena mau melihat istri saya yang marah-marah.
Diana pernah bercerita kalau dia menyukai momen ketika istri saya marah-marah padanya karena cemburu. Saya berdoa dalam hati semoga Diana tidak menyukai istri saya dan berniat menikung saya karena yang saya tau dari Adrian kalau Diana ini suka sesama jenis dan sepertinya saya harus membenarkan fakta itu karena saya pernah memergoki Diana sekali sedang bercumbu dengan seorang perempuan di parkiran kantor beruntung hanya saya yang melihat.
Okey jangan khawatirkan Diana yang menyukai istri saya tapi mari khawatirkan keadaan saya sekarang dan seterusnya. Istri saya sedang marah dan dia kalau marah suka nggak nanggung-nanggung meski sudah tak pernah memukul atau menampar tapi bisa lebih parah seperti mendiami saya atau bahkan menyuruh saya untuk tidur di luar.
Saya akui saya sudah sangat bergantung hidup padanya. Setelah keluar dari rumah sakit saya selalu tidur berpelukan dengannya dan malam saat saya tidur di luar kamar saya tidak bisa tidur dengan nyenyak. Sungguh saya tidak tau pelet apa yang digunakan Nara sampai saya sangat tergila-gila dengannya.
Ketukan pintu kesekian kalinya benar-benar tak dihiraukan oleh Nara. Beruntung Nara masuk ke dalam kamar Athala kalau kamar kami mungkin sudah saya dobrak terserah pintunya mau rusak atau tidak itu bisa diperbaiki kalau perlu saya ganti pakai pintu yang terbuat dari emas.
"Nara." saya kembali memanggilnya tapi sama seperti tadi tidak ada jawaban sama sekali. Huftt istri saya ini kalau sudah marah suka nggak nanggung-nanggung.
Saya mencoba berfikir perempuan kalau sedang marah cara membujuknya bagaimana? Sampai akhirnya saya ingat istri saya kalau suasana hatinya sedang tidak baik suka makan makanan yang coklat. Akhirnya saya putuskan untuk turun ke lantai bawah mencari keberadaan Adrian.
"Adrian."
Tidak perlu mencari lebih jauh lagi begitu saya memanggil Adrian sudah datang menghampiri saya dengan tergesa-gesa.
"Iya Pak?"
"Tolong belikan semua makanan yang berhubungan dengan coklat. Kalau perlu beli sekalian dengan tokonya. Lima belas menit sudah harus sampai di tangan saya."
"Siap Pak!"
Adrian segera berlalu dari pandangan. Saya terdiam sejenak sampai akhirnya saya mendengar seseorang berteriak di atas dan saya hafal betul kalau suara itu adalah suaranya istri saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mr. Segal [END]
RomanceSegal series 1 Tampan, mapan, berwawasan sepertinya julukan yang patut diberikan pada seorang Abimana Segal, seorang presdir di Segal group. Kegilaannya pada pekerjaan membuat Abimana tidak pernah lagi memikirkan pernikahan, jangankan pernikahan, un...