Nara keluar dari kamar mandi setelah berganti pakaian. Dilihatnya figur Abimana yang masih asyik bergelung di bawah selimut.
Nara melihat jam, kemudian cewek itu segera naik ke atas ranjang. Oh ya mereka kembali masuk kamar saat adzan subuh.
"Om bangun Om!" Nara mengguncang tubuh Abimana.
"Om!" panggil Nara lagi.
"Banguuun."
Masih belum berhasil juga membuat Nara berkacak pinggang.
"Om bangun, aku pengen liat sunrise. Tadi malam kan Om janji mau nemenin aku liat sunrise."
"Euungh, kenapa?" tanya Abimana dengan suara yang serak-serak basah khas orang baru bangun.
"Aku pengen liat sunrise. Ayo bangun!"
"Hmmm."
Nara semakin kesal mendapat respon hanya gumaman seperti itu.
"Om bangun!" bentak Nara.
"Masa kamu ngebangunin saya begitu? Lembutan dong, dielus kek atau dicium gitu."
"Jangan banyak tingkah deh Om. Dibaikin malah ngelunjak ya."
Nara yang sudah terlanjur kesal berniat pergi tapi saat ia berbalik tangan Nara malah digenggam dan ditarik oleh Abimana hingga Nara langsung terjatuh ke atas kasur. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan Abimana pun langsung memeluk Nara erat, menghirup rakus-rakus aroma tubuh istrinya yang baru selesai mandi.
"Om ih, geli." Nara menggeliat merasa kegelian di area lehernya.
Tidak berhenti di situ Abimana juga mencium pipi Nara.
"Geli," kata Nara sambil tertawa terbahak-bahak.
"Om!" pekik Nara kesal tapi tak berhenti tertawa karena gelitikan Abimana di perutnya.
"Pedofil!" sentak Nara melepas paksa tangan Abimana.
Wajah Nara merah padam, matanya berkilat amarah.
"Jangan marah, habis ini kita pergi jalan-jalan." tangan Abimana menangkup kedua pipi Nara.
"Nggak usah pegang-pegang." Nara menepis tangan Abimana.
"Saya mandi dulu ya, setelah itu kita pergi jalan-jalan nyari udara seger." Abimana berdiri dari duduknya, sebelum benar-benar masuk ke dalam kamar mandi laki-laki itu mengecup pucuk kepala Nara dengan sayang.
"Jangan lama-lama mandinya. Awas aja kalau sunrise udah berenti, aku nggak akan mau ngomong sama Om!"
"Iya. Lima menit, kamu liatin aja jamnya nanti tiga menit setelah berakhir kamu peringetin saya."
Nara hanya membalas dengan gumaman saja. Selagi menunggu Abimana selesai mandi Nara sibuk mencoba filter-filter baru yang tersedia di instagram.
Ponsel di atas meja samping ranjang berbunyi, tidak perlu bertanya karena Nara sudah tau siapa pemiliknya siapa lagi kalau bukan Abimana.
Sebenarnya Nara tidak mau tau tapi karena ponsel Abimana terus berbunyi jadi jiwa kekepoan Nara juga jadi hidup.
Nara pun berjalan mengambil ponsel tersebut. Banyak sekali pesan yang masuk di whattsap. Karena kepo Nara membukanya tanpa izin dari Abimana, ternyata pesan dari Adrian yang mengirimkan pesan laporan kerjaan yang entah apa itu. Nara menscroll riwayat pesan laki-laki itu, tidak ada yang mencurigakan karena kebanyakan yang mengiriminya pesan adalah rekan kerjanya.
Yang membuat Nara salah fokus adalah diantara banyaknya orang yang mengirim pesan hanya kontaknya saja yang dipin oleh Abimana, ditambah lockscreen lelaki itu adalah foto dirinya sewaktu di pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mr. Segal [END]
Storie d'amoreSegal series 1 Tampan, mapan, berwawasan sepertinya julukan yang patut diberikan pada seorang Abimana Segal, seorang presdir di Segal group. Kegilaannya pada pekerjaan membuat Abimana tidak pernah lagi memikirkan pernikahan, jangankan pernikahan, un...