HMS; 13

16.5K 1.3K 18
                                        

"Apa yang kamu lakukan, Marsha," geram Abi.

"Memberinya pelajaran," jawab Marsha santai.

"Kamu fikir kamu guru? Belum kamu minta maaf untuk masalah kemarin sekarang kamu sudah membuat ulah lagi, sebenarnya mau kamu apa? Papa tidak pernah mengajarkan kamu untuk menyakiti orang lain apa lagi Mamamu sendiri."

Tubuh Marsha bergetar melihat Abi yang terlihat sangat marah padanya. Mendadak ia yang tadinya menjawab dengan lancar mulai dilanda kehawatiran.

Saat ini Abi sedang menyidang Marsha karena kelakuan ajaibnya yang tiba-tiba menusuk lengan Nara. Sementara Nara setelah diobati oleh dokter pribadi keluarga Segal sudah tertidur.

"Marsha kesal, Pa, semenjak menikah sama nenek lampir itu Papa jadi berubah."

"Panggil dia Mama," tegur Abi.

"Mamanya Marsha udah nggak ada."

"Marsha!" suara Abi meninggi.

"Fine. Semenjak Papa menikah sama dia Papa jadi berubah."

"Berubah seperti apa? Iron man? Jangan ngarang kamu Marsha."

"Papa nggak sadar selama ini Papa jadi sering marah-marah sama aku, Papa jadi sering mengabaikan keberadaan aku dan Athala. Papa seperti budak yang sangat patuh pada majikannya."

Abi tersentak, bagaimana mungkin Marsha yang hanya anak ingusan bisa berbicara selayaknya orang dewasa.

"Jadi pada intinya?" tanya Abi yang merasa bahwa itu bukanlah jawaban Marsha sebenarnya.

"Sebenarnya aku dendam karena dia mengacaukan liburan untuk tahun ini."

Mata Abi melotot tidak percaya. "Hanya karena liburan kamu sampai hampir membuat Mamamu sendiri mati?"

"Ya salah satunya."

Abi berdecak kesal.

"Kalau Papa bilang ini semua murni keputusan Papa bagaimana?"

"Aku nggak percaya." Marsha menantang.

"Marsha Papa nggak suka kamu nyakitin orang kayak begini."

"Aku juga nggak suka Papa bersikap kayak gini!"

"Masuk ke kamar kamu!" perintah Abi takut emosinya akan meledak sekarang juga.

"Papa, aku—"

"Masuk kamar sekarang juga!" perintah Abi yang tak mau dibantah.

"Kamu Papa hukum tidak boleh keluar kamar selama seminggu," Abi melanjutkan.

"Hah? Apa-apaan pakai hukuman segala," seru Marsha tak terima.

"Semakin kamu protes semakin Papa akan memberikan kamu hukuman yang lebih banyak. Masuk kamar sekarang!"

Akhirnya Marsha berlari masuk ke dalam kamarnya. Kini fokus Abi sepenuhnya pada sosok Nara.

𝓗𝓮𝓵𝓵𝓸, 𝓜𝓻. 𝓢𝓮𝓰𝓪𝓵

Mata Nara perlahan mengerjap. Hal pertama yang ia lihat setelah bangun adalah sosok Abi yang sedang duduk di dekag ranjangnya. Lengannya terasa sakit untuk sekedar digerakkan.

"Kamu tiduran aja," kata Abi saat melihat Nara yang akan mengubah posisinya menjadi duduk.

"Haus," lirih Nara.

Dengan gerakan cepat Abi mengambilkan Nara segelas air. Nara hendak mengambil alih gelas tersebut tapi baru saja menggerakkan tangannya ia sudah meringis.

Hello, Mr. Segal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang