HMS; 35

21.4K 1.4K 17
                                        

"Mas mau bawa baju yang mana aja?" tanya Nara.

"Jangan terlalu banyak, nginepnya cuma dua malam."

"Iya, aku tau." Nara melipat baju yang telah dipilih Abi dan memasukkannya ke dalam koper milik lelaki tersebut.

Setelah diberitahu oleh Abi kalau ia menerima usulan Nara untuk mengajak anak-anak liburan Nara kesenangan luar biasa.

"Kamu kenapa sih? Semangat banget ngeliat saya mau pergi sama anak-anak." Abi mendekati Nara dan memeluknya dari samping.

"Semangatlah, akhirnya Mas Abi punya waktu luang sama anak-anak."

"Tapi saya yang sedih soalnya saya nggak bisa deket-deketan sama kamu, kalau tidur nggak ada yang dipeluk," bisik Abi.

"Cuma dua malam satu hari aja kok, nggak usah lebay deh."

"Kenapa nggak ikut aja? Ikut yuk," bujuk Abi.

"Nggak bisa, lain kali aku ikut. Pokoknya nanti Mas Abi harus nikmati waktu bertiga sama anak-anak, jangan kebanyakan pegang hape, jangan ngurus pekerjaan dulu, pokoknya bener-bener menikmati waktu. Ngerti?"

Nara mengelus rambut Abi, jawaban deheman yang diberikan Abi membuat Nara yakin kalai Abi sudah mengantuk.

"Ngantuk ya?" Nara terkekeh.

"Aku beresin tasnya Mas dulu, nanti habis itu Mas Abi baru tidur di paha aku lagi."

"Nanti aja beresinnya." Nara hanya bisa pasrah ketika Abi menaruh kepala di atas paha miliknya dengan wajah yang menghadap ke perut rata Nara.

"Mas," peringat Nara merasa kegelian karena Abi usil mengecup perutnya.

"Usapin lagi," bisik Abi menuntun tangan Nara ke rambutnya.

"Mas aku mau ke kamar anak-anak nih, aku harus mastiin mereka udah siap-siapin barang yang dibawa atau belum."

"Tapi saya pengen dimanja kamu. Besok malam udah nggak bisa."

"Kamu lebay deh Mas, ngomongnya udah kayak mau pergi bertahun-tahun aja."

"Nggak bisa jauh-jauh dari kamu, kangen."

Nara berpura-pura seperti ingin muntah, "Iuw nggak banget."

"Saya serius."

"Udah ah aku mau pergi ke kamar anak-anak dulu." Nara berdiri hendak pergi sebelum itu Abi sudah menahan tangannya terlebih dahulu.

"Kenapa?"

"Terima kasih udah jadi istri yang baik meski belum menjadi istri seutuhnya, tapi dengan kamu hadir di hidup saya aja sudah mendatangkan kebahagiaan yang tidak terhingga."

Nara tersenyum tipis, meski hatinya sedikit mengganjal mendengar Abi membahas masalah itu. Nara tidak bodoh untuk tidak mengerti maksud dari perkataan suaminya. Sampai saat ini Nara masih perawan, Abi belum mengambil haknya.

"Maafin aku ya Mas," lirih Nara.

Abi merubah posisinya menjadi duduk, mengusap rambutnya penuh sayang.

"Saya bercanda, jangan dibawa serius. Saya nggak akan maksa kamu sampai kamu siap karena saya mencintai kamu tulus bukan karena nafsu."

"Tapi Mas—"

"Udah sana pergi liat anak-anak. Jangan lupa cepat balik ya karena Papanya juga mau dimanjain." Abi mendorong tubuh Nara supaya menjauh darinya.

"Mas tidur duluan aja, jangan nunggu aku."

"Nggak mau. Saya mau tidur meluk kamu. Malam terakhir bisa meluk."

Nara terkekeh pelan. Diseretnya kaki keluar dari kamar.

Hello, Mr. Segal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang