"SUMPAH ada bed scene?" Jeno mengangkat wajahnya dari paha Jaemin ketika mendengar Kim Hyunjin sedang berbicara dengan Jungwoo. Saat itu sedang latihan adegan Mark sebagai Agni menyatakan keinginannya untuk menjadi dapunta atau pemuka agama dibandingkan menjadi raja.
"Ada. Buat kepentingan jalan cerita. Ini kita lagi bahas kira-kira gimana biar ga keliatan vulgar." jawab Kim Hyunjin.
"Sit, ga adegan ranjang beneran, kan?" Jeno bertanya serius sampai matanya membesar untuk menyadarkan Kim Hyunjin bahwa ia tidak mungkin melakukan itu.
"Kalo beneran sih gua ngundurin diri, Sit." lanjut Jaemin.
"Kaga lah, orgil." jawab Kim Hyunjin dengan mulutnya yang agak pedas dan hatinya yang sebenarnya baik, "Paling buka baju dikit."
"Sumpah. Gak mau gua pacar gua digituin." Jeno mengepalkan tangannya.
"Ga sampe gimana-gimana, nak. Palingan diturunin dikit bajunya." Jungwoo membantu Kim Hyunjin menjelaskan.
"Tidak bisa, pak." Jeno bangkit dari duduknya sembari menarik tangan Jaemin untuk ikut bersamanya. Jaemin lumayan terkejut dan memberi kode meminta maaf pada Jungwoo. Guru manis itu sebenarnya ingin menahan Jeno, tetapi karena ia guru muda dan masih baru ia memilih untuk membiarkannya karena takut perlakuannya nanti malah menjadi salah.
"Woy, woy, Nald. Mau ke mana sih?!" ujar Mark ketika melihat keadaan agak tidak beres.
"Tar dulu dah." jawab Jeno seadanya.
"Jangan seenaknya gitu."
"Udah lu latihan dulu aja."
"Aneh lu."
"Bodo dah."
Jaemin melihat ke arah Jeno, ke arah Mark, dan ke arah Jeno lagi, "Kenapa sih kamu kok beda? Akunya jangan ditarik-tarik."
Setelahnya, jantung Jaemin berdegup kencang dan matanya melebar ketika Jeno memojokkannya di balkon. Melihat itu, Jeno pun tersenyum.
"Kayak di drama." Si anggota band indie terkekeh sembari menyandarkan tubuhnya di sebelah si manis. Hal itu membuat Jaemin bernafas lega dan juga sedikit kecewa. Tangan kanan Jeno ada di bahu kanannya dan wajah tampan itu tak jauh dari telinga kirinya, "Sini. Dengerin."
"Y-ya?" tanya Jaemin.
"Kamu kenapa cantik sekali sih?" Jeno balik bertanya, yang mana membuat Jaemin terkekeh.
"Gombal terus."
"Kaga. Beneran nanya."
"Wah kalo itu kurang tahu saya." Jaemin tertawa, "Kalo ditanya kamu kenapa ganteng juga bingung kan kamu?"
Jeno tersenyum salah tingkah karena dipuji oleh Jaemin, kemudian menghela nafasnya sembari memandang ke arah lain, "Banyak yang mau ke kamu."
"Kamu cemburu?" Jaemin terkekeh sembari mengacak-acak rambut lelakinya.
"Ngapain? Kan kamu maunya ke saya."
"Hehehe iya." Jaemin tersenyum manis, "Terus kalo ga cemburu kenapa?"
"Marah aja. Maunya pada gak wajar."
"Gimana?"
Jeno terdiam selama beberapa detik, "Kamu mah, aset saya diumbar-umbar. Gapapa sih, tapi... gapapa sih."
Perkataan Jeno yang kurang jelas itu membuat Jaemin tertawa, "Apa sih? Aset gimana?"
Sebelum menjawab, Jeno menarik napas dan menghembuskannya, "Kamu tiap hari Kamis ke sekolah pake baju bebas pasti pake kemeja ngatung yang tiap kamu angkat tangan dikit langsung ngangkat."
Untuk kedua kalinya Jaemin tertawa, "Kan aturan anak kelas 12 boleh pake kemeja bebas tiap hari Kamis baru-baru ini diadainnya. Aku gak ada kemeja yang modelnya formal gitu. Mau beli juga sayang karena mungkin gak bakal dipake lagi. Kan udah mau lulus."
"Ya... Sebenernya terserah sih. Kenapa juga saya harus kesel ya?" tanya Jeno seperti orang yang tidak memiliki masalah dalam hidupnya.
"Kesel itu wajar. Gapapa, Ronald. Kan yang bisa nyentuh cuma kamu doang."
"Bisa nyentuh?" Jeno terkekeh.
"Eh, bukan gitu, jir." Jaemin tertawa, "Mesum banget dah nyentuh-nyentuh mah. Aduh. Gimana ya jelasinnya?"
"Iya, iya, ngerti. Kamu lagi berusaha bikin saya tenang dan senang, kan?"
"Hehehe. Ya udah makanya abis ini kita latihan lagi ya, Ronald. Kasian yang lain pada nunggu. Suasananya juga jadi gak enak."
"Ya udah. Sun dulu."
"Ih!" Jaemin tertawa salah tingkah.
"Canda. Kaga bakal macem-macem dah saya ke kamu." Jeno tersenyum miring, "Kecuali kalo khilaf."
🎥
Latihan hari itu berjalan lancar. Ejekan-ejekan untuk Jeno di grup persahabatannya juga berjalan lancar. Sedari tadi Jeno fokus dengan ponselnya, tetapi ia tetap berusaha profesional.
"Onal memang profesional." kata Mark.
"Sa ae lu."
"Liatin apaan sih dari tadi? Hp mulu."
"Pada ngecengin gua di grup. Gua jadiin lelucon aja dah."
yoga
bos besar bed scene!gian
Seggsy 😍ronald
siapa?yoga
luronald
ga ahcerto
bed scene aja lah! napsu bener nih liat mas ronal bed scene!eric
pengen liat lawan maennya kali lu WKWKronald
napsu ama pacar gua kali lu jing
gua hajar ada juga lucerto
yeee
beneran sampe masuk2 gitu bro?ronald
masuk berita iya dah sekolah kita kalo gitu wkwk"Hahaha, tapi serius deh. Emang lu kaga pernah ngapain gitu sama Hizkia? Gua berharap sih kaga. Masih kecil! Tapi, dia secantik itu dah."
"Gak gila gua." Jeno terkekeh, "Waktu pas gua sama dia tatap-tatapan aja dia pernah mleyot sampe mau jatoh ke lantai kalo kaga gua pegangin. Gimana mau ngelakuin hal aneh-aneh?"
"Serius dia pernah gitu?" Mark tertawa, "Terus gimana?"
"Pas mau jatoh dia cuma eh! ihhhh! terus abis itu dia ketawa malu-malu hihihi aneh bener dah terus lengan gua digeplak."
"Clumsy ya dia?"
"Somewhat." Jeno mengangkat bahunya, kemudian mengangkat tangannya untuk meraih tangan Jaemin yang baru saja menyelesaikan adegan bertengkarnya dengan sang kakak, "Nanti pulang bareng ya."
Jaemin yang diajak bicara oleh Jeno tersenyum, "Iyaaaa laaahhh."
"Bentar lagi selesai kan latihannya?"
"Iyaaaa."
"Asikkkkk."
🐦
Parah bener saya anggurin ini sampe hampir 4 bulan. Maaf seribu maaf 🙇🏻. Biasa lah. Writer's block. Makasih yang udah mau ngertiin dan nungguin. Stay safe, healthy, and happy, y'all 💗
🦄
KAMU SEDANG MEMBACA
hizkia | nomin
Fanfictiontw // harsh words, sexual harassment ーʏᴀɴɢ satu depresi dan yang lainnya anak indie. ©jaeminuman, 2019