SMA Baskara bubar lebih cepat karena masih hari pertama di tahun ajaran baru. Jaemin menguap ketika menyadari bahwa dirinya tidak memiliki tempat untuk pulang. Tentu saja ia memiliki rumah, tetapi rumahnya bukanlah tempat pulang yang baik untuk saat ini.
"Felix ada jadwal les, Farrel mau pacaran sama Jason." gumam Jaemin pada adiknya, "Martin mau ke mana?"
Chenle menjawab dengan mata yang fokus pada ponsel, "Ini Lucas kebetulan ngajak ke rumahnya. Ikut aja. Kakak kan jarang kumpul sama sepupu kita yang satu itu."
Jaemin tampak berpikir. Ia sebenarnya malas, tetapi lebih malas jika pulang ke rumah dan menyaksikan pertengkaran orang tuanya.
"Ayo lah!" Dan ikut dengan sang adik adalah keputusan Jaemin pada akhirnya.
🐦
"Woi, kalian berdua kapan mau pulang?" tanya Lucas ketika mereka sudah menghabiskan waktu berjam-jam hanya dengan bermain game.
"Ngusir?" tantang Chenle.
"Ini koko ada janji di rumah temen. Mau ikutan apa mau balik?"
"Ikut!" jawab Chenle dan Jaemin serempak.
"Oke. Leggo!" Lucas mengambil kunci mobil dan berpamitan kepada orang tuanya.
"Tante! Om! Kia sama Martin ikut Koko Lucas dulu ya!" pamit Jaemin sebelum berjalan keluar rumah mengikuti Lucas.
"Ini janjiannya ngapain kalau boleh tahu?" tanya Chenle ketika mereka sudah berada di dalam mobil.
"Mau bahas tentang ektrakurikuler. Kan koko mau jadi pelatih basket di Baskara mulai tahun ini, terus temen koko mau jadi pelatih voli."
"Ini si kakak kan mau ikut voli katanya." Chenle menunjuk Jaemin yang duduk di sebelahnya.
"Tapi, gak tahu." jawab Jaemin cepat, "Kan masih OSIS juga. Takut terlalu capek."
"Ikut aja udah. Nanti kalau udah gak jadi pengurus OSIS pasti gabut." kata Lucas.
"Lihat nanti deh."
Setelah itu, perjalan mereka hanya diisi senandung yang keluar dari mulut Chenle hingga mereka tiba di rumah teman Lucas di Kota Modern.
🐦
"Ini Becken." Lucas menepuk bahu laki-laki yang berdiri di sebelahnya, "Seangkatan sama koko."
Chenle dan Jaemin mengangguk-angguk. Kemudian, Chenle bertanya, "Panggilnya apa nih?"
"Becken aja." Jaejun tersenyum, "Abis mau apa lagi?"
"Kali mau dipanggil koko juga." Chenle tersenyum, menampakkan gigi-giginya, "Gua Martin."
"Aku Hizkia." kata Jaemin datar.
Lucas tertawa, "Gini lah, Beck. Dua sepupu gua ini sifatnya beda. Si Martin lebih kasar, si Hizkia lebih dingin."
"Mukanya mah manis dua-duanya." jawab Jaejun.
"Makasih." sahut Jaemin.
"Gua udah tahu." sahut Chenle.
"Kita ngobrolnya di luar aja ya. Sekalian cari makan. Rumah gua gak ada makanan, bro." kata Jaejun.
"Boleh lah. Kia gak apa-apa nih? Biasanya kan anak rumahan." tanya Lucas pada Jaemin.
"Ikut aja deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
hizkia | nomin
Fanfictiontw // harsh words, sexual harassment ーʏᴀɴɢ satu depresi dan yang lainnya anak indie. ©jaeminuman, 2019