23 | antar jemput

5.9K 1.1K 97
                                    

LAGU Treasure milik Bruno Mars memenuhi seluruh penjuru mobil coklat Haechan. Jaemin menyandarkan kepalanya di jendela. Di atas tubuhnya ada selimut bulu-bulu merah muda milik maminya. Haechan bernyanyi dengan semangat bahkan tubuhnya tidak tahan untuk tidak melakukan gerakan yang sering ia lakukan di Tiktok. Jaemin sampai harus memukul pahanya agar lelaki manis itu fokus pada jalanan.

"Gak ada bosen-bosennya lu joget mentang-mentang udah jadi seleb Tiktok."

Haechan tersenyum pada Jaemin, "Ayo lain kali joget bareng gua."

"Kan lu udah ada partner joget. Si felix kan."

"Ya tapi sama lu kan belom pernah."

Jaemin menggeleng-gelengkan kepala, kemudian memejamkan matanya. Iya. Nanti ia akan membuat video Tiktok bersama Haechan, tetapi kali ini ia ingin tidur dulu karena kepalanya lumayan pusing.

🐦

"Sini foto dulu!" Haechan merangkul Mark dan Jisung, "Nal, tolong fotoin! Nanti gua fotoin lu sama Hizkia!"

"Iya iya. Gak usah teriak. Berisik."

Jeno sedang mengambil foto Mark, Haechan, dan Jisung ketika Jaemin menarik bagian belakang kaosnya. Tarikan itu lumayan keras hingga membuat Jeno yang tadinya agak merunduk kini berdiri tegap.

"Kenapa, Ki?"

"Ada selingkuhannya papi gua! Jangan sampe dia liat gua!" Jaemin bersembunyi di balik punggung Jeno sambil menggerutu, "Dia pasti liburan pake duit papi gua."

"Biarin aja dia merugikan orang lain." kata Jeno sambil sedikit menoleh pada Jaemin, "Yang penting kita jangan merugikan."

"Ronald, aku tahu dia benci aku makanya aku juga gak suka ke dia."

"Hizkia, kamu tahu aku tidak membencimu."

"Ronald, aku gak mau ketemu dia."

"Kasihan sekali dia tidak diinginkan oleh manusia seperti Hizkia."

"Ronald, dia udah pergi."

"Hizkia, aku juga sebentar lagi mau pergi." Jeno menggenggam tangan Jaemin agar berdiri di sisinya dan bukan di belakangnya, "Tapi kita foto dulu."

Dan begitulah. Kriminal ditangkap oleh polisi untuk dimasukkan ke dalam penjara sedangkan manusia-manusia yang hendak berpisah ditangkap oleh kamera untuk dimasukkan ke dalam pigura.

🐦

"Kalian dari mana aja?" tanya Taeyeon ketika Haechan dan Jaemin tiba di sekolah.

"Ada urusan, Bu Tiara." jawab Haechan.

"Sudah selesai urusannya?"

"Sudah, bu." Kini giliran Jaemin yang menjawab.

"Sekarang kalian ada urusannya sama saya."

Jaemin menyenggol lengan Haechan ketika Taeyeon berjalan mendahului mereka, "Gimana nih? Mana gua masih puyeng lagi."

"Santai. Bu Tiara gak mungkin marah ke kita. Yang dimarah-marahin cuma Yoga dan kawan-kawannya." Haechan terkekeh.

"Enak ya punya wali kelas pilih kasih." Jaemin tertawa.

"Lagian si Gian kan juga ikut nganter walaupun telat dan akhirnya ga jadi."

"Iya?" tanya Jaemin.

"Iya, tapi dia gak langsung ke sekolah katanya mau barengan sama kita."

"Berarti sekarang dia udah sampe?"

"Gak tahu. Kayaknya belom."

"Kasian nanti Gian dimarahinnya lebih parah daripada kita."

"Halah. Gian mah udah biasa." Haechan membuka pintu ruang guru dan mereka berdua berjalan ke meja Taeyeon.

"Saya udah bicara sama Pak Ale dan hukuman kalian untuk pelanggaran kali ini adalah kalian gak boleh masuk ke dalam kelas sampe selesai istirahat pertama."

Haechan sudah hampir berteriak kegirangan karena pelajaran sebelum istirahat pertama adalah sejarah yang sangat tidak disukainya.

"Tapi kalian tetap kerjain tugas dari Bu Luna ya kalau emang ada tugas. Bukan berarti tanggung jawab kalian ilang begitu aja."

Haechan cemberut. Jaemin biasa saja.

Selain tidak mengikuti pelajaran sejarah, keuntungan lain dari hukuman kali ini adalah mereka bisa menghubungi anggota Rebel Lions setelah mereka tiba di Surabaya. Ponsel Jeno baterainya habis, jadi Mark, Jeno, Haechan, dan Jaemin melalukan video call dengan dua ponsel saja yaitu ponsel Mark dan Haechan. Mengerti?

"Nanti live gak?" tanya Jaemin pada dua laki-laki di seberang sana yang sedang berada di dalam taksi. Jisung sedang tidur sehingga ia tidak bisa ikut melakukan video call.

"Kia mau liat kita?" Mark malah balik bertanya.

"Iya dong."

"Live lah. Masa gak live sih?" kata Haechan.

"Nanti pantengin aja Instagramnya Our Bar Surabaya. Kalo gak live di situ paling live di Instagram ronaldyunandar." Jeno menguap, kemudian mengacungkan ibu jarinya, "Janji bakal keren dah kalo disaksikan oleh Hizkia."

"Apaan?" Jaemin tertawa, "Terus kalo aku gak liat gak keren gitu?"

"Kurang."

"Halah! Bisa aja mulut lu!" kata Haechan sambil berpura-pura meninju layar.

"Sabi lah." Jeno tersenyum kecil, "Eh, hebatnya tau gak apa?"

"Apa?" tanya Mark yang diikuti oleh Haechan dan Jaemin seperti pembacaan Pancasila saat upacara bendera.

"Kita disuruh bawain lima lagu terus baru nyiapin tiga." Jeno tertawa pasrah. Mark yang baru ingat juga tertawa pasrah.

"Jih! Siapin sekarang gak lu, Nald?" ancam Jaemin.

"Tau nih si Vano malah molor." Jeno mengguncang bahu Jisung, tetapi tentu saja bocah itu tidak bangun.

"Anjing. Kayak lu sial. Kalo udah molor susah bangun makanya ngaret mulu." Haechan terkekeh pada Jaemin.

"Begitu si cantik?" tanya Jeno.

"Iya. Lu gak pernah tidur bareng dia sih."

"Kapan-kapan coba tidur bareng kali ya? Hah? Apa, pak? Jangan? Eh, jangan tuh kata pak sopir." Jeno tampak memajukan tubuhnya ke arah sang sopir, "Apa, pak? Nunggu udah nikah? Oh iya nanti saya nikahin. Bapak dateng ya?"

"Heh!" Jaemin tertawa. Haechan tidak soalnya dia malas karena Mark tidak pernah membahas pernikahan mereka, tetapi siapa yang tahu? Hanya Tuhan dan sahabat mereka si Guanlin yang tiba-tiba saja datang sambil membawa es susu coklat kemudian mengambil alih ponsel dari tangan Haechan.

"WOEY! NALD! LE! GUA TELAT LAGI NIH GARA-GARA LU PADA!"

🐦

Ape nih begini?

🦄

hizkia | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang