MATAHARI tenggelam. Cucian Jaemin mengapung di atas air. Mesin cucinya sedang rusak sehingga ia harus mencuci manual sembari menunggu maminya datang. Untung cucian hari ini sedikit. Mengapa Jaemin mencuci pakaian malam-malam? Karena siang digunakannya untuk sekolah dan sore digunakannya untuk bekerja sebagai influencer. Jika ada yang berpikir bahwa Jaemin tinggal di istana dengan segala hartanya, itu salah besar. Ia tinggal dalam pikirannya yang kalut karena selalu dipaksa bekerja oleh orangtuanya sejak dulu. Maminya suka pulang malam sehingga Jaemin sering disuruh melakukan pekerjaan rumah. Chenle kadang membantu, tetapi anak sulung tentunya memiliki tugas yang lebih berat.
"Baju Martin banyak bener sih." gumam Jaemin, "Oh ya, ngomong-ngomong soal baju Martin, kayaknya gua pernah minjemin baju The Beatles Martin buat anak kelas sebelah yang waktu itu mau tampil nari."
Jaemin bangkit sebentar untuk mengambil ponsel dan menghubungi orang yang ia pinjamkan baju itu. Ia baru ingat bahwa baju Chenle belum dikembalikan oleh... siapa ya? Jaemin lupa. Sepertinya Seungmin yang merupakan temannya saat kelas sepuluh. Untung saja Chenle tidak sadar bahwa bajunya lama hilang.
Tidak lama setelah Jaemin mengirimkan pesan itu, notifikasi ponselnya berbunyi.
"Sial. Gua kira dari Fian. Dia kan lagi online padahal." gerutu Jaemin, kemudian tersenyum saat mengetikkan balasan untuk Jeno.
"Sumpah, Fian kalo ga balikin bajunya namanya kurang ajar. Untung gua inget barusan." Jaemin melanjutkan mencuci pakaian. Ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya sebelum sang ibu pulang.
🐦
Seungmin melihat layar ponselnya dengan tatapan datar, kemudian menghela nafasnya, "Ngapain sih dia ngehubungin gua? Sial. Gua kira dari Ronald. Dia kan lagi online padahal."
Merasa de ja vu?
"Gua juga ogah minjem baju lu kali, Ki. Cuma terpaksa aja." gerutu Seungmin. Untung saja ia tidak benar-benar mengetikkan kalimat itu sebagai balasan untuk Jaemin karena ia hanya akan merugikan dirinya sendiri jika seperti itu.
"Duh, Ki. Makan temen lu. Udah tau dari dulu gua suka si Ronald. Eh, diembat juga. Emang gatel mah susah. Bahkan adenya Ronald aja dideketin."
🐦
Felix duduk di salah satu kursi entah apa lah kau menyebutnya. Entah itu kantin atau kafetaria bioskop. Intinya kursi-kursi beserta meja-meja yang disediakan pihak bioskop untuk orang-orang yang hendak menikmati santapan sembari menunggu film dimulai. Mengapa ia duduk di situ? Karena ia hendak menonton bersama Changbin, tetapi dirinya belum makan malam sehingga penyakit maagnya kambuh. Changbin sedang membelikannya makanan jika kalian ingin tahu.
Sembari menunggu, Felix melamun sambil memegangi perutnya. Lamunannya terinterupsi oleh suara notifikasi ponsel Changbin yang entah karena ceroboh atau memang sengaja ditinggal di meja. Felix sebenarnya bukan tipe orang yang senang ikut campur urusan orang lain karena urusannya sendiri saja sering ia lupakan, tetapi notifikasi itu cukup menarik perhatiannya.
certolol 😘
nih mirip si farrel euy yang diewenyagiant
buset wkwkerik
kanean si fian lah ada foto aslinya gak cuma halu wkwkkevin
Jago emg si certocertolol 😘
ya lah
yoga mana nih? tumben siderLelaki manis blasteran itu sedikit terkejut ketika Changbin tiba-tiba sudah duduk di sebelahnya.
"Liatin apaan lu? Nih makanannya." kata Changbin sambil menyerahkan seporsi fish n chips pada Felix.
"Makasih." Felix membersihkan tangannya dengan hand sanitizer, kemudian mulai menyantap makanannya sambil sesekali melirik Changbin.
Tumben ya si Yoga ngajak gua jalan-jalan gini. Mana malem lagi. Aduh si bolot. Gimana kalo dia berniat buruk? Gimana kalo gua diewe paksa? Kabur tidak ya? Batin Felix.
"Lu liat apaan tadi di hp gua?" tanya Changbin. Felix kira ia sudah melupakan pertanyaannya itu.
"Liat... jam."
"Emang hp lu mana?"
"Eh, iya. Hp gua mana ya? Kayaknya ketinggalan di toilet nih. Duh, gua ngambil dulu ya, Yog. Sebelum hilang." Felix pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban Changbin. Ini kesempatannya untuk kabur dan melapor pada kedua temannya.
🦄
KAMU SEDANG MEMBACA
hizkia | nomin
Fanfictiontw // harsh words, sexual harassment ーʏᴀɴɢ satu depresi dan yang lainnya anak indie. ©jaeminuman, 2019