41 | quizizz

2.4K 382 36
                                    

"YA, tapi aneh, le. Masa dia nyebut nama si Certo sampe kayak gitu?"

Mark yang menjadi satu-satunya orang yang tahu masalah Jeno sekarang menjawab, "Dulu kan emang dia pernah deket sama si Certo. Lu juga tau."

"Gua takut kenapa-kenapa doang."

"Tenang lah. Dulu pas kelas 11 kan dia juga mau ke si Certo. Kelas 12 baru ga mau."

"Good morning!"

"Woy! Berisik pagi-pagi teriak! Siape tuh?"

"Saya." jawab Amber—si guru bahasa Inggris yang lumayan galak—sembari bersidekap dan menatap Hendery.

Hendery :

"Kamu ngapain?" tanya Amber yang terdengar seperti sedang menahan tawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu ngapain?" tanya Amber yang terdengar seperti sedang menahan tawa.

"Canggih gila si Hendery!" Jeno menggeleng-gelengkan kepalanya sembari tertawa.

"Teknologi!" Kevin tertawa besar sambil memukul-mukul Mark yang tertawa lebih besar lagi.

"I'm sorry, miss." Hendery menatap Amber memelas. Sebenarnya ia tidak setakut itu dengan Amber. Ia hanya bosan dan tidak bisa diam saja.

"Ya, ya, ya." Amber tertawa lepas setelah itu, "Thank you for making me laugh."

"Yes! Ga jadi kuis!" Hendery bangkit berdiri, mengangkat kedua tangannya, dan berjalan kembali menuju tempat duduknya.

"Jadi karena kamu ngingetin saya."

"YAH!"

Semuanya heboh. Yeji memukul-mukuli Hendery dan Changbin yang kebetulan lewat di depan kelas mereka untuk mengumpulkan ponsel murid-murid kelas XII IPS 3 ke wali kelas berteriak, "Santai dong, Ari! Kan ada contekan di laci bawah meja!"

"Berisik, Felix!"

"Eaaaaaaa." Jeno menjawab ejekan Yeji yang mampu membuat Changbin skakmat.

"Kuisnya pake apa, miss?"

"Quizizz. So, you don't have to collect your phone during my lesson."

"Asik!"

"Asik!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hizkia | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang