"FIAN itu pernah marah ke aku. Aku juga pernah marah ke dia. Kita pasti ngomongin hal buruk tentang diri masing-masing. Keputusanmu adalah mau percaya sama aku atau sama dia. Bebas. Ngerti?" Jaemin tidak ingin terlalu memaksa Jeno. Toh ia tahu bahwa Jeno pasti akan lebih percaya padanya.
"Ngerti."
"Bagus."
"Cium."
"Gak. Sana ke kelas."
"Baik." Jeno mengelus rambut Jaemin sebentar sebelum mereka berpisah untuk beberapa jam pelajaran ke depan.
🐦
"Anjrit! Guru baru woy guru baru!" Mark mengajak anak-anak kelas untuk melihat guru baru bertubuh jangkung yang berjalan menuju kelas mereka. Jungwoo sedikit gugup ketika lebih dari setengah kelas XII IPS 1 bertengger di jendela dan melihat ke arahnya. Ia tersenyum gugup sebelum memasuki kelas itu.
"Siang semua! Ayo duduk dong yang rapi!"
"Duduk lu semua! Jangan kayak hewan hutan!" Itu kata Jeno yang suka pencitraan untuk bercandaan, bukan untuk benar-benar terlihat baik di luar padahal busuk di dalam.
"Bohong, pak. Jangan percaya. Dia paling kayak hewan." jelas Yeji pada Jungwoo yang sedikit terkejut karena sedari tadi yang mengajaknya berbicara pertama kali di setiap kelas adalah anak berwajah jutek, tapi rupawan.
"Gimana kayak hewannya?" Jungwoo tersenyum karena ia memang sangat smiley.
"Dia suka ngegonggong di dalem kelas."
"Bohong, pak. Saya gak bisa ngegonggong." Jeno membela diri.
"Bohong! Dia kan manusia setengah anjing, pak." Mark ikut-ikutan.
"Hush!" Jungwoo tertawa.
"Serius. Mukanya kayak anjing samoyed."
"Udah-udah pelajarannya dimulai." Jeno memukul-mukul mejanya pelan, "Bapak ini siapa sih?"
"Oh iya. Hari ini saya mau perkenalan diri dulu aja kali ya. Santai aja di hari pertama kita."
"Asoy lah gila." kata Hendery. Anak ini juga dekat dengan Jeno. Seperti yang sudah diberitahukan di awal cerita bahwa geng Jeno anggotanya tersebar di mana-mana.
"Hendery mau kenalan katanya, pak." Mark menggoda Hendery.
"Si bule mau kawin sama bapak katanya." Hendery balas dendam.
"Hahaha. Ya udah. Ya udah. Kita mulai kenalan sekarang yak!"
Dan perkenalan Jungwoo berjalan sama saja dengan di kelas XII IPS 3 karena apalah yang membedakan? Ia tidak berganti identitas setiap satu jam sekali, bukan?
🐦
"Iya. Jadi kayak gitu sinopsis cerita Buntara Asmara ini. Saya ditugaskan Bu Irene untuk mencari pemeran-pemerannya. Karena pemerannya banyak, jadi palingan hari ini saya mau cari tokoh utamanya aja sih? Kira-kira ada yang mau gak?" tanya Jungwoo.
"Saya mau jadi pangeran." Yeji mengangkat tangannya.
"Ngadi-ngadi bocah." Hendery memukul kepala Yeji menggunakan kertas.
"Ini si Dahayunya cowok, loh. Dari kelas XII IPS 3. Pangerannya harus yang lebih gagah dong."
"Saya gagah." kata Yeji.
"Elu cungkring."
"Sialan lu, Kepin!" Yeji melotot, "Si Agastyanya orang ini aja nih, pak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
hizkia | nomin
Fanfictiontw // harsh words, sexual harassment ーʏᴀɴɢ satu depresi dan yang lainnya anak indie. ©jaeminuman, 2019